Mata Jahat dan Pengaruhnya

Artikel Buletin An-Nur :

Mata Jahat dan Pengaruhnya
Kamis, 27 Maret 08

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada pimpinan para rasul Muhammad bin Abdullah, keluarganya dan sahabat-sahabatnya semuanya. Amma ba’du:

Sesungguhnya hakikat ‘ain adalah bisa dibuktikan dan pengaruhnya juga ada, dan sesungguhnya ia dapat membunuh. Berapa banyak orang yang dimasukkan ke dalam kuburan olehnya, dan berapa banyak unta kuat yang dimasukkan ke dalam panci olehnya. Akan tetapi itu semua adalah dengan kehendak Allah Subhanahu wata’ala dan kekuasaanNya.

‘Ain terjadi jika seseorang menimpakan (penyakit, kerusakan dan semisalnya) melalui pandangan mata. Bila dikatakan ‘aana ar rajulu bi’ainihi ‘ainan maknanya adalah seseorang menimpakan penyakit dengan matanya, dan orang itu disebut aa’in (matanya memiliki kekuatan ‘ain), dan yang terkena pandangan disebut (ma’in) dengan wazan naqis, dan (ma’yun) dengan wazan sempurna; jika dia terkena ‘ain (Lihat Lisanu Al-Arab, oleh Ibnu Al-Manzhur (13/301)

Dikatakan: Seseorang terkena ain, jika dia dipandang oleh seorang musuh atau orang yang dengki, dan dia terkena pandangan (‘ain) itu, lalu sakit karenanya. Dan terkadang ‘ain disebut (an-Nafsu). Dikatakan: Seseorang terkena nafs, nafs maksudnya adalah ‘ain, dan an-naafis adalah orang yang bermata tajam. (Zaad al-Ma’ad 4/168).

Pada umumnya orang Najd menyebut ‘ain dengan (nudhul) karena orang yang memandang melemparkan (penyakit) dengan matanya. Barangkali itu diambil dari kalimat (nadhala al-ba’ir) yang berarti onta kurus, karena kurus adalah di antara dampak dari ain. Dan orang-orang arab menyebut (al-aa’in) dengan sebutaan (talqa’ah) dengan sighat mubalaghah, dari kata (al-laqa’u) yaitu melempar.

Sebagian orang awam di Najd menyebut ‘ain dengan sebutan (nuhuut) yang berarti menguliti dan meraut, dan ini sindiran kepada kekurusan yaitu karena pengaruh ain.

Fakta Adanya ‘Ain
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dampak ain adalah bisa dipastikan adanya, dan bisa menambah keparahan, dan ia dapat mempengaruhi jiwa.” (Fathul Bari 10/201 dan Umdatu Al-Qari 91/266)

Dan Al-Qasthalani berkata dalam menerangkan hakekat ain, “Jika seseorang memandang sesuatu dengan kekaguman dan dia (orang yang memandang) menyimpan kedengkian, maka yang dipandang bisa terkena bahaya, dengan ketentuan/kehendak yang dijalankan Allah Ta’ala.

Al-Qadhi Abu Bakar Ibnu Al-Arabi berkata, “Sesungguhnya pada saat seseorang memandang sesuatu dan kagum kepadanya, jika Allah subhanahu wata’ala berkehendak, maka Dia bisa saja menciptakan penyakit dan kebinasaan. Dan terkadang Allah menangkal hal itu sebelum terjadinya, dan itu bisa jadi dengan membaca Isti’adzah atau lainnya. Dan terkadang menangkalnya setelah adanya ruqyah (jampi-jampi) atau dicuci atau lainnya.( Lihat Fathul Bari (10/200) dan Aridhatu Al-Ahwadzi (8/217)

Ali bin Hamud rahimahullah Amirul mu’minin di Andalusia, adalah di antara orang yang bermata ‘ain, dan dia mempunyai beberapa anak gadis cantik-cantik. Dia sering menyuruh mereka supaya mengingatkannya agar membaca syahadat dan memohon barakah, supaya mereka tidak terkena ketajaman matanya. Dan Amirul mu’minin Hisyam bin Malik adalah juga termasuk salah seorang yang diberitakan bermata ‘ain.

Dalil-dalil Yang Menunjukkan Ain

Dari Al-Qur’an:

1. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Yusuf melalui lisan Ya’kub AS, artinya, “(Dan Ya’kub berkata, “ Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dar (takdir) Allah.” (Surat Yusuf, ayat: 67).

Ibnu Abbas dan beberapa ulama salaf berkata, “Sesungguhnya Ya’kub takut kalau mereka terkena ‘ain, yaitu karena mereka mempunyai wajah-wajah yang tampan dan postur tubuh yang bagus dan wibawa, maka Ya’kub mengkhawatirkan kalau orang-orang mencederai mereka dengan matanya, karena ain memang ada. (Tafsir Ibnu Katsir (2/484)

2. Dan Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.” (QS. al-Qalam: 51-52)

Ibnu Abbas dan lainnya berkata, “Menggelincirkan kamu.” Maksudnya menembusmu dengan pandangan mereka, yaitu menatapmu dengan mata ‘ain mereka. Al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan bahwa ayat ini menunjukkan tentang kebenaran dan keberadaan ain, serangan dan pengaruhnya adalah terjadi dengan perintah dan kehendak Allah. Dan itu lebih dahulu ditetapkan oleh Al-Hafizh Al-Qurthubi dalam tafsirnya (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/408, Ath-Thabari 16/165, dan Ruhul Bayan 29/127).

Dalil-dalil dari Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

1. Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Ain adalah haq.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

2. Dari Aisyah RA bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Berlindunglah kamu kepada Allah dari ‘ain, karena sesungguhnya ’ain adalah benar adanya/ haq.” (HR Ibnu Majah (3508) dan ia adalah shahih).

3. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ain adalah benar adanya, seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, tentu ain telah mendahuluinya, dan jika kamu diminta untuk mandi, maka hendaklah mandi.” (HR. Muslim). Maksudnya jika salah seorang di antara kamu diminta untuk mandi oleh saudaranya muslim yang lain, karena dia terkena ain, maka hendaklah dia memenuhi permintaannya dan mandi karena permintaannya tersebut.

4. Dari Asma’ binti Umais Radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Bani Ja’far terkena ‘ain. Bolehkan saya meruqyah mereka?” Lalu Rasulullah berkata, ”Ya, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului qadha (keputusan Allah) tentu ‘ain telah mendahuluinya.”( HR. Ahmad (6/438) dan at-Tirmidzi (2059) dan dia berkata, “Ini adalah hadits hasan shahih”)

5. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ain adalah benar dapat menjatuhkan orang yang berada di atas.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani dan al-Hakim dan ia adalah hadits hasan). Maksudnya pengaruh ‘ain dapat menjatuhkan orang dari atas gunung (tempat) yang tinggi.

6. Dari Jabir RA, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ain dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburan, dan dapat memasukkan unta ke dalam panici.” (HR. Abu Nu’aim dalam al-Hilyah dan al Albani mengatakan hadits hasan dalam Shahih al-Jami’ no. 4023). Maksudnya bahwa ‘ain dapat mengenai seseorang lalu membunuhnya sehingga ia mati dan dimakamkan di dalam kubur, dan dapat mengenai unta sampai hampir mati, lalu disembelih dan dimasak di dalam panci.

7. Dari Jabir bin Abdullah Rhadhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kebanyakan orang yang mati dari umatku setelah keputusan Allah dan takdir-Nya adalah karena ‘ain.” (HR. al-Bukhari dan lainnya)

8. Dari Aisyah Rhadiyallahu ‘anha, dia berkata, “Rasulullah ]Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyuruh, supaya aku meruqyah (menjampi diri) dari ‘ain” (HR. al-Bukhari (10/170) dan Muslim, no.2195).

Hadits-hadits seperti ini sudah terkenal dan telah dimaklumi, dan apa yang kami sebutkan insya Allah sudah cukup.

Bagaimana Menjaga Diri dari Sihir dan ‘Ain

1. Tawakkal kepada Allah Subhanahu wata’ala. Inilah penolakan bencana yang paling bermanfaat. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.ath-Thalaq: 3)

2. Mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Rasulullah saw bersabda, “Jagalah (agama) Allah niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. at-Tirmidzi)

3. Banyak dzikrullah dengan membaca al-Qur’an, bertasbih, tahmid, tahlil (membaca la ilaha illallah), takbir, istighfar, membaca shalawat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

4. Membaca ayat kursi ketika hendak tidur dan seusai shalat fardhu.

5. Membaca surat al-Baqarah karena setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.

6. Membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah.

7. Dzikir-dzikir teratur ketika pagi dan sore, ketika datang ke rumah dan masuk dan keluar rumah, naik kendaraan dan lain-lain.

8. Membacakan kalimat perlindungan pada anak anak sebagaimana Rasulullah saw memintakan perlindungan kepada Allah untuk al-Hasan dan al-Husain

9. Memperbanyak ta’awudz, dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.

Mengobati Orang Tertimpa ‘Ain

1. Menjampi diri sendiri dengan ayat-ayat al-Qur’an dan do’a-do’a yang berkaitan dengan kesembuhan (dapat dirujuk dalam kitab-kitab do’a dan adzkar, red) atau dijampi orang lain.

2. Meminta mandi kepada orang yang dikira penyebab ‘ain (mata jahat) karena sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ain itu benar adanya, dan seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir maka ‘ain itu telah mendahuluinya, dan apabila kalian diminta mandi maka mandilah.” (HR. Muslim). Sifat mandi seperti yang ada dalam hadits yakni orang yang menjadi peyebab ‘ain diminta berwudhu lalu membasuh muka dan dua tangan sampai siku dan dua lutut dan memercikkan bagian dalam kainnya kemudian sisa air diguyurkan kepada orang yang terkena ‘ain. Dalam perkataan lain sisa air wudhunya diguyurkan kepada yang terkena ‘ain secara tiba-tiba dari belakang. (Abu Ahmad Kholif Mutaqin)

Sumber:
1. Al-‘Ainu Haqq, Syaikh Ibrahim bin Abdullah al-Hazimi
2. As-Sihru wal “Ainu Wa ar-Ruqyah Minhuma, Syaikh Fahd bin Sulaiman al-Qadhi.

http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=474

KESURUPAN JIN DAN TERAPINYA

Artikel Buletin An-Nur :

KESURUPAN JIN DAN TERAPINYA
Rabu, 21 Juli 10

Dalil-dalil Yang Menetapkan Eksistensi Kesurupan Dan Masuknya Jin Ke Dalam Tubuh Manusia.

1. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275). Al-Imam al-Qurtubi rahimahullah berkata, “Di dalam ayat ini terdapat dalil atas batalnya hujjah orang yang mengingkari kesurupan (kemasukan jin), dan menganggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari pembawaan lahir dan sesungguhnya setan tidak berjalan pada diri manusia dan tidak pula masuk ke dalamnya.” (lihat: Tafsir al-Qurtubi, 30/230)

2. Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan at-Thabrani dari hadits Ummu Abban binti al-Wazi’ dari bapaknya, dari kakeknya bahwasanya ia pernah pergi ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang kesurupan, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Dekatkan ia kepadaku dan hadapkan punggungnya di depanku,” maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membuka pakainnya dari atas sampai bawah lalu memukul punggungnya seraya berkata, ‘Keluarlah wahai musuh Allah ,’ kemudian ia pun kembali melihat dengan pandangan yang benar (sembuh).”

3. Dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Shafiyyah binti Huyay radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh anak Adam melalui pembuluh darah.”

Sebab-sebab Kesurupan (Kerasukan Jin)

Berikut ini adalah ringkasan dari sebab-sebab masuknya jin pada tubuh manusia (lihat: wiqayatu al-Insani min al-Jinni wa asy-Syaitani, Karya: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali):

1. Karena kecintaan jin yang sangat besar kepada manusia tersebut.

2. Karena kezhaliman manusia terhadap jin, seperti menyiramkan air panas kepadanya, menindihi jin dari tempat yang tinggi atau dengan kencing di lubang atau selainnya.

3. Karena kezhaliman jin terhadap manusia seperti merasukinya tanpa sebab, sedangkan dia tidak rela dengan hal itu.

Cara Mencegah Dari Kesurupan Jin Sebelum Terjadi.

1. Membiasakan untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala secara terus-menerus dan mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Subhanahu waTa’ala setan pun akan semakin jauh dari manusia.

2. Membaca bismillah ketika mengerjakan sesuatu, khususnya pada kondisi berikut:
a. Ketika meloncat dari tempat yang tinggi.
b. Ketika melempar sesuatu ke tanah/bumi seperti menyiramkan air panas atau melempar sesuatu yang berat.
c. Ketika melewati tempat-tempat yang dilalui oleh binatang liar atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi.

3. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dengan dzikir-dzikir yang terbatas dengan waktu, seperti dzikir pagi petang, ketika hendak makan dan yang lainnya.

4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah memohon pertolongan kepada Allah dengan menyebut nama Nya agar ular tersebut mau keluar.

5. Tidak mendengarkan lagu dan musik.

6. Tidak melihat wanita-wanita (bukam mahram) dan seluruh yang diharamkan Allah Subhanahu waTa’aladan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat) karena wanita merupakan perangkap dan pancingan setan.

7. Bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat berjama’ah.

8. tidak tinggal di tempat-tempat reruntuhan bangunan, kamar mandi, kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/sepi dan tidak melaksanakan shalat di kandang unta serta atau shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari.

9. Membiasakan berjama’ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan memohon perlindungan kepadaNya.

10. tidak kencing di lubang atau bersuci dengan menggunakan tulang atau kotoran binatang.

11. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur dan membaca dzikir sebelum tidur serta meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu waTa’ala

12. Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat karena hal tersebut dapat menjauhkan seseorang dari Allah Subhanahu waTa’ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.

Terapi Atau Pengobatan Terhadap Orang-orang Yang Kesurupan.

Tahap Pertama: Tahap Terapi/ Pengobatan.

letakkanlah tangan anda di atas kepala pasien dan bacakan ayat-ayat (al-Qur’an) yang dapat mengusir setan secara tartil, seperti membaca al-Fatihah; ayat Kursi; tiga ayat terakhir dari surat al-Baqarah; al-Mu’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas); al-Ikhlas; dan semua surat-surat dan ayat-ayat yang memiliki keutamaan “dapat mengusir setan”.

Tahap kedua: Tahap pasca terapi/ Pengobatan.

Tahapan ini adalah tahapan yang berat karena dalam tahap ini memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu wajib atasnya hal-hal berikut :

1. Menjaga shalat berjamaah.

2. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dalam setiap waktu, khususnya pada waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan).

3. Hendaklah pasien tersebut kembali kepadamu, agar kamu membacakan kepadanya (meruqyah) setelah beberapa saat, atau dengan memberikan air yang dibacakan ayat-ayat yang dapat mengusir setan, kemudian sebagian dia minum dan sebagiannya ia gunakan untuk mandi.

4. Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.

5. Mendengar dan menyimak ayat al-Qur’an dan membacanya.

Peringatan-peringatan Bagi Penerapi

1. Jin terkadang datang berteriak-teriak, memanggil-manggil, menakut-nakuti dan mengancam, maka janganlah kamu takut kepadanya, akan tetapi pukullah dia dan berilah ia pelajaran (dengan menghukumnya), niscaya dia akan menjadi tenang dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala dan bacakanlah pula kepadanya firman Allah Subhanahu waTa’ala “Sesungguhnya tipu daya setan adalah lemah.”

2. Jin terkadang mencaci maki atau menghinamu, maka janganlah kamu marah.

3. Jin terkadang berkata kepada-mu, “Kamu adalah seorang lelaki yang shalih dan aku akan keluar karena kemuliaanmu,” maka katakan kepadanya, “Saya adalah hamba Allah Subhanahu waTa’ala yang lemah dan keluarlah kamu semata-mata karena ketaatanmu kepada Allah dan rasulNya.”

4. Terkadang kamu akan mendapati jin yang sangat keras kepala, maka dalam kondisi seperti ini, ambillah setengah gelas air dan dekatkan ke mulutmu, lalu tiupkan padanya (gelas tersebut) setelah membaca ayat-ayat ruqyah, lalu minumkan padanya (pasien tersebut), niscaya jin tersebut akan merasa ketakutan dan mematuhimu, serta akan keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala Jika dia belum keluar, maka teruslah kamu membacakannya, walaupun setelah selang beberapa saat sampai dia keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala

5. Hendaklah ruqyah dibaca dengan tartil, Khusyu’ dan dengan suara yang terdengar.

6. Jin terkadang meminta syarat-syarat tertentu, maka jika dalam syarat-syarat tersebut merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam maka tidak mengapa syarat-syarat tersebut dipenuhi, akan tetapi sampaikan kepadanya bahwa dia melaksanakan perbuatan ini bukan karena ketaatan kepadanya, akan tetapi semata-mata hanya menaati Allah Subhanahu waTa’ala. jika jin tersebut menyuruh untuk melakukan perbuatan maksiat, maka janganlah dituruti permintaannya. Akan tetapi berilah dia hukuman atas hal itu.

7. Jika Allah Subhanahu waTa’ala menjauhkan/memalingkan jin tersebut dari si pasien, maka suruhlah dia dan orang yang bersamanya agar mereka sujud kepada Allah Subhanahu waTa’ala sebagai rasa syukur kepadaNya karena telah menyelamatkan mereka dari jin yang zhalim ini, begitu juga hendaknya kamu sujud sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu waTa’ala atas taufikNya kepadamu dengan menghilangkan kezhaliman ini.

8. Apabila Allah Subhanahu waTa’ala telah menjauhkan/ memalingkan jin melalui perantara kedua tanganmu, maka janganlah kamu berkata, “Aku telah mengeluarkannya (jin tersebut) atau aku telah menjauhkan/ memalingkannya”, akan tetapi katakanlah, “Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa’ala lah yang telah menjauhkan/ memalingkannya, atau Allah Subhanahu wata’ala lah yang telah mengeluarkannya.” Dan waspadalah kamu dari sifat ujub (membanggakan diri), sesungguhnya hal itu merupakan celah masuknya setan yang paling besar.

( Oleh: Ust. Abu Nabiel )

SUMBER: Ash-Shahih al-Burhan Fima Yatrudu asy-Syaithan, Ali bin Muhammad bin Mahdi al-Qarni

http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=586

Pasangan Jiwa

Andri telah beranjak dewasa. Sudah saatnya ia mencari gadis yang baik untuk dijadikan istri. Tapi sampai saat ini, ia belum juga berhasil. Bukan suatu hal yang aneh. Ia memang terlalu mempertimbangkan bibit-bebet-bobot calon istrinya. Maka, saat musim panas mulai bertiup, Andri melakukan perjalanan ke Yogya. Di tengah perjalanan, Andri memutuskan untuk beristirahat di sebuah rumah penginapan yang berada di Sekitar Malioboro. Kebetulan ia bertemu dengan teman sekolahnya dulu. Maka Andri tak segan untuk menceritakan maksud perjalanannya itu. Seperti gayung bersambut, temannya menyarankan Andri untuk mencoba melamar anak gadis keluarga Surya. Menurut temannya itu, keluarga Surya adalah keluarga yang status sosial ekonominya sederajat dengan

Andri. Lagipula, gadis itu sangat cantik dan terpelajar. Andri girang bukan main. Sebelum berpisah, teman Andri berjanji untuk mempertemukannya dengan

‘Pak Comblang’ dari keluarga Surya, esok pagi. Pak Comblang inilah yang akan meneruskan data pribadi Andri kepada gadis tersebut. Bila keluarga itu berkenan menerimanya, maka Andri akan segera berkenalan, sebelum lamaran resmi atau khitbah diajukan. Kegembiraan yang meluap-luap memenuhi rongga dada Andri. Dibentangkannya sajadah, lalu ia mulai sholat istikhoroh. Baru kali ini Andri merasa melakukannya dengan sepenuh hati, dengan kepasrahan yang murni… Ah… Tak terasa air mata Andri berjatuhan. Diam-diam menyelinap suatu penyesalan. Mengapa ia baru bisa khusyu’ dan dapat merasakan ikatan yang erat dengan Allah, ketika ada masalah berat dan serius yang harus ia hadapi? …..

Waktu subuh belum lama berlalu, namun Andri telah bersiap untuk pergi menemui Pak Comblang. Makin cepat makin baik, pikirnya… Di bawah sinar bulan sabit yang kepucatan, Andri bergegas menuju tempat itu. Fajar belum juga merekah ketika Andri sampai di tempat yang dijanjikan. Sepi sekali… Nyanyian jangkrik perlahan menghilang. Andri benar-benar sendirian. Di tengah kegamangan hatinya, Andri mencoba mengitari bangunan itu. Seperti sebuah musholla kecil. Cahaya lilin yang memantul di sela-sela kaca jendela, membangkitkan rasa ingin tahunya. Andri berjingkat ke arah jendela. Ditempelkan matanya ke celah-celah…

“Hei, masuklah!” “Jangan mengintip seperti itu!” Andri tersentak. Rasa malu, kaget dan takut berbaur menjadi satu. “Ayo, masuklah. Jangan takut!” Suaranya lebih lembut namun tetap berwibawa. Andri ragu-ragu. Tetapi rasa ingin tahu sedemikian menyerbunya. Akhirnya ia memberanikan diri melangkah ke dalam. “Kemarilah!” ajaknya tanpa melihat muka Andri. Andri memperhatikan dengan penuh seksama. Laki-laki itu belum terlalu tua, tapi wajahnya memancarkan kebaikan yang seolah-olah bersumber dari seluruh aliran darahnya. Bijak, arif, lembut namun tegas. Tentulah ia pengemban amanah yang luar biasa, pikir Andri. Laki-laki itu duduk di atas permadani sambil membaca sebuah buku. Lalu ia berkata perlahan : “Belum saatnya Andri …. Belum saatnya.” Andri menatap wajahnya dengan penuh kebingungan. Lalu laki-laki itu kembali melanjutkan.

Kali ini ditatapnya Andri dengan ketajaman jiwa. “Kau tahu? Semenjak seseorang ada dalam kandungan ibunya, Allah Ta’ala telah menetapkan 3 hal untuknya. Kau sudah tahu bukan! Salah satu di antaranya adalah jodohnya.. pasangan hidupnya… Hmmmm….. seperti benang sutera.” “Ya, seperti benang sutera yang diikatkan di antara mereka berdua. Kepada kaki laki-laki atau bayi perempuan yang lahir dan ditakdirkan berjodohan satu dengan yang lainnya. Begitu simpul diikatkan, maka tak ada suatu hal pun yang dapat memisahkan mereka.” “Salah seorang diantara mereka mungkin saja berasal dari keluarga yang miskin, sedang yang lainnya dari keluarga yang kaya. Atau mereka terpisah bermil-mil jaraknya, bahkan mungkin ada yang berasal dari dua keluarga yang saling bermusuhan. Tapi pada akhirnya, bila saatnya telah tiba, mereka akan menjadi suami istri. Tak ada suatu hal pun yang dapat mengubah takdir itu.” Laki-laki itu terdiam sesaat. Andri kini sudah sepenuhnya duduk terpekur di hadapannya. Kalimat demi kalimat disimaknya dengan seksama.

“Jodoh adalah masalah yang paling ajaib dan paling gaib. Suatu rahasia kehidupan yang tak akan pernah tuntas untuk dimengerti… Bayangkan… Dua anak yang berbeda, tumbuh di lingkungannya masing-masing. Sebagian besar mungkin tidak menyadari kehadiran satu dengan lainnya. Tapi bila saatnya tiba, mereka akan bertemu dan mengekalkan ikatannya dalam tali pernikahan.” “Kalau ada wanita atau laki-laki lain yang muncul di antara keduanya, ia akan terjatuh. Ia tak akan mampu melewati bentangan tali sutera yang telah diikatkan pada mereka…. Ah, kau pasti pernah melihat orang yang patah hati bukan? Hhhhh, sebagian orang yang bodoh dan tak kuat menahan cobaan, memilih mati daripada patah hati. Bukan takdir yang memilihnya untuk bunuh diri… Itu pilihannya sendiri, ia cuma tak sabar menanti saat pertemuan itu datang.” “Ketahuilah,Andri… Masalah jodoh adalah rahasia Allah… Kau harus dapat berdamai dengan takdirmu.”

“Bagaimana dengan aku!” sela Andri. “Apakah aku akan berhasil menikah dengan anak gadis dari keluarga Surya? Apakah ia takdirku?” tanyanya tak sabaran. Laki-laki itu tersenyum. “Belum saatnya Andri… Belum saatnya! Suatu saat nanti, kau akan menikah dengan seorang gadis shalihat, cantik dan pintar. Pun dari keluarga yang terhormat. Kelak, setelah menikah, kalian akan mempunyai anak laki-laki. Dan anakmu akan menjadi pedagang yang terpelajar. Ia dermakan kekayaannya untuk agama Allah. la juga akan menjadi anak yang senantiasa memelihara kedua orang tuanya, meskipun kalian sudah tua renta nanti… Hal ini tak lepas dari peranan ibunya dalam mendidik anak itu.” “Tapi itu nanti. Bila calon istrimu telah mencapai usia 17 tahun. Sayangnya, saat ini dia masih berumur 7 tahun.” “Hah!” Andri kebingungan. “Jadi saya harus membujang selama 10 tahun??!” Andri menatap tak percaya. Ia berharap semua hanya kemungkinan karena ia salah dengar saja. Andri mencari kesungguhan di sana… Tapi semua sia-sia… Air muka laki-laki itu tak berubah sedikit pun. Dan Andri menyadari semua adalah kebenaran. “Kalau begitu, di mana dia sekarang? Dimana saya dapat menemui calon istri saya? Tolonglah?!” Andri memohon padanya. “Oh, gadis itu tinggal dengan wanita penjual sayur. Tak jauh dari sini. Setiap pagi, wanita itu datang ke pasar dan menjajakan sayurannya di sebelah kios ikan.”

Kukuruyukkkkk….!! Suara nyaring ayam jantan memecah keheningan… Andri tersentak. Kukuruyukkkkk….!! Kokok nyaring ayam jantan membangunkan Andri dari tidurnya. Ah.. rupa-rupanya ia tertidur di atas sajadah… Alhamdulillah, waktu subuh belum habis. Andri bersegera mengambil wudhu… Sehabis sholat subuh, Andri kembali teringat mimpinya. Seolah semua menjadi teka-teki. Andri belum tahu apakah harus menganggapnya sebagai jawaban atas sholat istikhorohnya atau tidak. Untuk mcnyingkap tabir mimpi itu, cuma ada satu cara yang bisa dilakukannya : mencari gadis kecil yang katanya calon istrinya itu! Lalu Andri pun bergegas ke pasar terdekat. Sepanjang jalan ia berdoa dan berjanji. Berdoa agar calon istrinya memang benar-benar baik bibit, bebet dan bobotnya. Sebagaimana telah diisyaratkan dalam mimpi. Dan ia berjanji untuk menerima takdirnya dan berusaha menjadi muslim yang baik. Lebih baik dari kualitasnya sekarang.

Fajar telah lama merekah saat Andri tiba di sana. Orang-orang mulai melakukan kegiatannya. Pembeli mulai berdatangan. Ramai… Namun belum seramai satu jam yang akan datang. Maka Andri lebih leluasa untuk mengamati sekitarnya. Matanya berkeliling mengitari pasar, lalu tertumbuk pada sosok kecil di samping kios ikan. Wanita itu tua, kotor, lusuh. Kumal. Rambutnya telah keabu-abuan. Dengan sebelah mata tertutup lapisan katarak, ia duduk di selembar alas sambil menggendong bocah kecil di dadanya. “Oh, tidak!! Bagaimana mungkin?! Ini pasti kekeliruan!” Andri menatap kembali bocah terlantar yang kurus kering itu. Hatinya hancur… Ah, mimpi semalam benar-benar hanya bunga tidur. Andri kembali ke penginapannya dengan hati lesu. Kali ini bukan saja ia kecewa karena calon istrinya ternyata hanya seorang bocah gelandangan, tapi juga karena ‘Pak Comblang’ dari keluarga Surya tidak datang pada pertemuan yang ia janjikan.

Tanpa suatu penjelasan apapun. “Ah… sudah jatuh dari tangga, tertimpa genteng pula! Saya adalah seorang yang terpelajar… sudah selayaknya saya mendapatkan seorang gadis dari keluarga terhormat!” Semakin lama Andri memikirkan hal tersebut, semakin jijik ia membayangkan kemungkinan menikahi bocah kumal itu. Benar-benar menggelikan. Andri khawatir hal tersebut benar-benar akan terjadi. Dan ia tidak dapat tidur semalaman…

Keesokan harinya… Andri pergi ke pasar bersama dengan pelayan setianya. Andri menjanjikan imbalan yang sangat besar apabila ia berhasil membunuh bocah kumal itu. Andri dan pelayannya berdiri di belakang pembeli. Begitu kesempatan datang, pelayan Andri menikamkan pisaunya ke arah si anak, lalu mereka kabur. Bocah kecil itu menangis dan wanita buta yang menggendongnya berteriak-teriak : “Pembunuh! Pembunuh!” Kegemparan pun segera menyebar ke seluruh penjuru pasar…

Sementara itu, Andri dan pelayannya telah lenyap dari tempat kejadian. “Kau berhasil membunuh dia?” tanya Andri terengah-engah. “Tidak,” jawab pelayannya. “Begitu saya menghunjamkan pisau ke arahnya, anak itu berbalik secara tiba-tiba. Saya rasa saya hanya melukai mukanya, dekat alisnya.” Andri segera meninggalkan penginapan. Kejadian itu dengan segera terlupakan oleh masyarakat sekitar. Ia kemudian pergi ke arah Barat menuju ibukota. Karena kecewa dengan kegagalan pernikahannya, Andri memutuskan untuk berhenti memikirkan perkawinan.

Tiga tahun kemudian Andri dijodohkan dengan gadis yang mempunyai reputasi baik yang berasal dari keluarga Hartono. Sebuah keluarga yang cukup terkenal di masyarakat sekitar.. Anak gadisnya terpelajar dan sangat cantik. Semua orang memberi selamat pada Andri. Persiapan pernikahan tengah dilangsungkan, ketika suatu pagi Andri menerima berita yang menyakitkan. Calon istrinya melarikan diri dengan laki-laki yang dicintainya. Mereka berdua telah menikah di kota lain.

Selama dua tahun Andri berhenti memikirkan pernikahan. Saat itu ia berusia dua puluh delapan tahun. Ia berubah pikiran tentang mencari pasangan dari masyarakat yang sekelas dengannya; seorang gadis kota terpelajar. Maka Andri pergi ke pedesaan, mencari suasana baru. Di desa, Andri menghabiskan waktu dengan mempelajari buku-buku. Suatu hari ia membawa bukunya ke sungai di dekat ladang, agar lebih nyaman membacanya. Tanpa sengaja ia melihat gadis desa yang sedang memanen kentang. Andri jatuh hati padanya dan bersegera menemui orang tua gadis itu. Gayung bersambut, gadis itu menerima lamarannya. Maka Andri bergegas ke kota untuk membeli perhiasan dan baju sutera serta segala persiapan pernikahan.

Selama beberapa hari, Andri berkeliling mengunjungi saudara-saudaranya untuk mengabarkan berita gembira itu. Seminggu kemudian ia kembali ke desa. Tapi yang ditemuinya hanya kabar buruk tentang sakitnya sang calon. Andri bersedia menunggu sampai ia sembuh. Sampai setahun hampir berlalu, penyakit calon istrinya malah semakin parah. Gadis itu kehilangan seluruh rambutnya dan menjadi buta. Ia menolak menikahi Andri dan berpesan pada orang tuanya untuk meminta Andri melupakan dia. Ia mohon agar Andri mencari gadis lain yang layak untuk dijadikan istri.

Tahun demi tahun berlalu, sampai akhirnya Andri mendapatkan calon yang sempurna. Bukan saja ia cantik dan masih muda, tapi juga pencinta buku dan seni. Tak ada rintangan, khitbah pun segera dilangsungkan. Namun malang tak dapat ditolak… tiga hari sebelum pernikahan, gadis itu terjatuh dari tangga dan mati. Sepertinya nasib mengolok-olokkan Andri. Andri menjadi fatalis. Ia tidak lagi peduli pada wanita, ia hanya bekerja dan bekerja. Sekarang ia bekerja di kantor pemerintahan di Yogya. Mengabdikan diri pada tugas dan sama sekali berhenti memikirkan pernikahan. Tapi ia bekerja dengan sangat baik, sehingga atasannya, Hakim Sulaiman, terkesan pada dedikasi dan kesungguhannya… hingga mengusulkan Andri untuk menikahi keponakannya. Pembicaraan itu sangat menyakitkan Andri. “Mengapa Tuan mau menikahkan keponakan Tuan pada saya! Saya terlalu tua untuk menikah.” Pejabat itu menasehati Andri tentang keburukan membujang. Lagipula menikah adalah sunnah Rasulullah. Maka Andri menyetujuinya, meskipun ia sama sekali tidak antusias…

Andri benar-benar tidak melihat istrinya sampai pernikahan benar-benar selesai dilangsungkan. Istrinya ternyata masih muda, Andri lega melihatnya. Tingkah lakunya sangat baik dan Andri harus mengakui bahwa ia adalah istri yang sangat baik. Taat, sholihat dan selalu menyenangkan. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak menyukainya. Bila di rumah, istrinya selalu menata rambut dengan cara yang khas, sehingga menutupi pelipis kanannya. Menurut Andri, dengan tata rambut seperti itu istrinya kelihatan sangat cantik, tetapi ia agak heran juga…

Tak kurang dari satu bulan, Andri telah benar-benar jatuh cinta kepadanya. Suatu saat ia bertanya, “Mengapa dinda tidak mengganti gaya rambut sekali-kali? Maksudku, mengapa dinda selalu menyisirnya ke satu arah?” Istri Andri menyibakkan rambutnya dan berkata, “Lihatlah!” Ia menunjuk ke luka di pelipis kanannya. “Bagaimana bisa begitu?” tanya Andri lagi Sang istri menjawab, “Aku mendapatkannya saat berumur tujuh tahun. Ayahku meninggal di kantornya, sedangkan ibu dan abangku meninggal dunia pada tahun yang sama. Kemudian aku dirawat oleh ibu susuku. Kami mempunyai rumah di dekat Gerbang Selatan Yogya, dekat kantor ayahku. Suatu hari, seorang pencuri tanpa alasan apa pun, mencoba membunuhku. Kami sama sekali tidak mengerti, kami tidak pernah punya musuh. Untung ia tidak berhasil membuatku mati, tapi ia meninggalkan luka di kepala sebelah kananku.

Karena itulah aku selalu menutupinya darimu.” “Apakah ibu susumu hampir buta?” “Ya. Kok tahu?” “Akulah pencuri itu. Ah, tapi bagaimana mungkin! Semua begitu aneh… Semua terjadi begitu saja, seperti ada yang telah mentakdirkan.” Andri kemudian menceritakan semuanya. Bermula dari mimpinya setelah ia sholat istikhoroh, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Istrinya juga bercerita, ketika ia berusia sembilan atau sepuluh tahun, pamannya menemukan ia di Sung-Cheng dan mengambilnya untuk tinggal bersama keluarganya di Shiang-Chow.

Akhirnya mereka menyadari bahwa pernikahan mereka adalah sebuah takdir yang telah digariskan Allah Ta’ala. Andri menangis. Ia malu pada Penciptanya. Malu pada kesombongannya untuk menentang takdir… …dan pada saat itulah, Andri menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Tapi kenapa ketika ia mendapatkan petunjuk, ia malah mengingkarinya ? Saat itu juga, Andri melakukan sholat taubat. Untuk menjadi mukmin yang baik. Begitulah, kasih sayang di antara mereka kian tumbuh subur…

Setahun kemudian lahirlah anak laki-laki. Istri Andri mendidiknya dengan sangat baik. Setelah dewasa, ia menjadi seorang yang terpelajar. Usahanya di bidang perdagangan maju pesat. Ia sangat penyantun dan terkenal akan kedermawanannya. Ketika sang anak menjadi Gubernur, Andri telah lanjut usia. Anak dan istrinya tetap setia memelihara dan mencintainya. Di tempat mereka pertama kali bertemu, empat belas tahun sebelum pernikahan, anak Andri membangun tempat peristirahatan untuknya.

“Dan segala sesuatu kami jadikan berjodoh-jodohan, agar sekalian kamu berpikir.” (QS 51 : 49).

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

author: unknown
http://www.eramuslim.com
http://www.muslim.or.id
http://www.dudung.net
http://www.rumaysho.com

Pengagungan Kepada Sunnah dan Wajib Mengamalkannya

Pengagungan Kepada Sunnah dan Wajib Mengamalkannya

Sikap Salafus Shalih Pengagungan Terhadap Sunnah

Diriwayakan dari Irbadl bin Sariyah, telah berkata Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam :

Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah azza wa jalla. Mendengar dan taatlah sekalipun yang memerintahkan kepada kalian seorang hamba. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang masih hidup, maka ia akan menjumpai perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khalifah yang terbimbing dan mendapatkan petunjuk setelahku. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian, dan berhati-hatilah terhadap hal- hal yang baru, karena sesungguhnya seluruh bid’ah adalah sesat. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Berkata Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu: “Janganlah engkau meninggalkan satu amalan pun yang Rasulullah melakukan amalan tersebut, kecuali engkau beramal dengannya. Sungguh aku sangat khawatir, jika engkau meninggalkan amalan yang diperintahkan oleh Rasulullah, maka engkau akan menyimpang”.

Berkata Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu: “Sungguh aku sangat khawatir hujan batu akan menimpa kalian, aku mengatakan: “Telah berkata Rasulullah”, sedangkan kalian mengatakan: “Telah berkata Abu Bakar dan Umar”.

Berkata Umar bin Abdul Aziz : “Janganlah engkau berpaling kepada seseorang, padahal bersamaan dengan itu telah ada sunnah (ajaran) dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam”.

Berkata imam Adz-Dzahabi: “Jika engkau melihat ahlul kalam berkata: “Tinggalkan kami dari al-Qur’an dan hadits-hadits ahad, dan berikan kepada kami akal”, ketahuilah bahwasanya ia adalah Abu Jahal. Dan jika engkau melihat seorang sufi berkata: “Tinggalkan kami dari naql dan akal, dan berikan kepada kami perasaan dan kecintaan”, ketahuilah bahwa Iblis telah menampakkan dalam bentuk manusia atau ia telah menyatu dengannya. Jika engkau takut kepadanya, menghindarlah. Tapi jika engkau tidak takut, bantinglah ia dan dekaplah dalam dadamu dan bacakanlah padanya ayat Kursi dan cekiklah (lehernya)”.

Ketika imam Syafi’i ditanya tentang satu masalah dan beliau menjawab dengan menyebutkan riwayat dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata seorang penanya: “Wahai Abu Abdillah, engkau berkata dengannya?”. Maka beliau bergetar dan menggigil (badannya) dan bergoncang seraya berkata: ……..jika aku telah meriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam satu hadits, maka aku tidak berkata dengannya? Ya, wajib bagiku untuk mendengar dan memperhatikannya”.

Berkata Imam Al-Barbahari: “Jika engkau melihat seorang lelaki mencela hadits- hadits, menolak, atau menghendaki selainnya, maka ragukanlah keislamannya. Dan tidak diragukan lagi jika ia adalah ahlul ahwa (pengikut hawa nafsu) dan ahlul bid’ah”.

Berkata: Abul Qasim al-Ashbahani: “Telah berkata ahlus sunnah dari kalangan salaf: “Jika seorang lelaki mencela atsar-atsar (hadits), maka sepantasnya untuk diragukan keislamannya””.

Dan berkata Imam Ahmad bin Hambal: “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam maka ia telah berada pada jurang kehancuran”.

(Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf edisi 11/Tahun I tgl 14 November 2003, penulis Ustadz Muhammad Umar As Sewed, judul asli “Wajibnya Mengamalkan Sunnah”.)

http://www.salafy.or.id

>>> Tintaku Bagai Buah Kenari <<<

Untuk anggota Karim (Kajian Remaja Muslim di Facebook)

Fachrian Almer Akiera As-Samawiy 17 Juli jam 8:19

Tercatat dan terekam dengan apik dalam tinta sejarah bahwa ada dua kubu pejuang. Pejuang di jalan kekufuran dan pejuang di jalan keimanan. Begitu gigihnya para pejuang di masing-masing kubu. Atas perjuangan mereka itu, ada hadiah di penghujung masing-masing jalan. Adalah surga telah dipersiapkan oleh Allah bagi punggawa-punggawa yang beriman. Dan nerakalah diperuntukkan bagi mereka yang mengobarkan kekufuran..

Engkau pun silahkan memilih dengan tegas untuk menjadi barisan penduduk surga atau kah bergabung dengan kafilah di jalan kekufuran. .

***

Segala puji bagi Allah ‘azza wajalla yang menurunkan risalah yang sempurna dan paripurna. Dialah yang menjadikan surga penuh dengan kenikmatan tiada tara dan menjadikan mata air Tasnim sebagai minuman teristimewa bagi penduduknya. Dialah pula yang menjadikan neraka yang kobarannya menyembur hingga hitam pekat berwarna. Kelak akan ada seorang penduduk neraka dengan sandal bertali api dan ubun-ubun kepalanya mendidih. Ia merasa bahwa dialah paling dahsyat siksanya padahal itu adalah siksaan paling ringan bagi penduduk neraka.

Tiada henti-hentinya shalawat dan salam kita kumandangkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menjelaskan segala hal yang menghantarkan kita menuju surga. Begitu pula hal-hal yang menyebabkan kita berkubang dalam neraka melainkan telah beliau peringatkan.

>>>Ada Cinta Bersua di Balik Kata

Kembali kuracik komposisi kata-kataku ini atas nama cinta dan rindu yang begitu menggebu teruntuk engkau siapapun yang merindukan kejayaan agama kita yang mulia. Ketahuilah bahwa agama kita ini tumbuh dan mekar dalam kelopak-kelopak ilmu dan kuncup-kuncupnya pun akan membuahkan amal setelah dicumbu kupu-kupu pembawa risalah langit. Karenanya ketika engkau telah memproklamirkan cintamu (kepada Allah dan Rasul-Nya) yang tengah berkecamuk dalam jiwa, maka saatnya untuk memburu benih-benih ilmu syar’i lalu menaburnya dalam subur jiwamu.

Bersama penaku ini, akan kuajak engkau mengintip jalan cinta pewaris para nabi. Mereka telah merelakan diri larut dan tenggelam dalam lautan ilmu tak bertepi. Telah mereka torehkan cinta dan rindu yang menggebu melalui pena lalu dituangkan dalam kanvas kitab-kitabnya. Mereka begitu menikmati manisnya madu ilmu yang segarnya begitu membahana jiwa sehingga jadilah mereka mutiara yang kemilaunya menyinari bumi hingga akhir zaman.

>>>Tintaku Bagai Buah Kenari

“…jika engkau melihatku ketika umur sepuluh tahun dan tinggiku lima hasta, (maka engkau akan mengetahui) wajahku bagaikan dinar, dan aku seperti nyala api, pakaianku kecil, lenganku pendek dan sandalku seperti telinga tikus. Aku telah berani berbeda pendapat dengan para ulama di masaku seperti az-Zuhri dan Amr ibnu Dinar. Aku duduk diantara mereka seperti paku. Tintaku bagai buah kenari. Tempat penaku seperti pisang dan penaku seperti buah badam. Ketika aku memasuki majelis (ilmu), mereka mengatakan “lapangkanlah (tempat) untuk guru kecil.”…” (Sofyan Ibnu Uyainah)(1*)

Subhanallah kawan.. begitu dahsyat gemuruh jiwa yang haus akan ilmu. Lihatlah si kecil Sofyan Ibnu Uyainah, dengan pena dan tintanya telah menyerap sari-sari ilmu semenjak belia. Dia telah menghibahkan dirinya diatas jalan ilmu. Adakah engkau tak dilanda cemburu??? Mari kawan kita bergandeng tangan menyusuri jalan ini, jalan cinta pewaris para nabi.

>>>Kutitip Engkau kepada Allah Wahai Anakku

Selanjutnya akan kuperkenalkan engkau dengan seorang ulama yang telah menulis 90 jilid kitab dengan 700 juz. Dialah al-Hafizh Abdul Azhim al-Mundziri (581-656 H)(2*) yang lahir dan wafat di Kairo. Beliau begitu bersungguh-sungguh menyibukkan diri dengan ilmu baik siang maupun malam. Ketika tetangganya bangun malam, maka selalu terlihat lampu rumahnya menyala karena beliau larut dalam syahdunya ilmu. Bahkan ketika makan maupun minum pun beliau selalu membahas ilmu. Beliau telah menebarkan wewangian ilmunya di Darul Hadist Al-kamiliyah. Beliau tidak pernah keluar dari madrasah tersebut kecuali ketika sholat jum’at.

Pernah suatu ketika, putranya yang cerdas dan termasuk salah satu hadist terkemuka meninggal dunia. Setelah itu beliau menshalatkan jenazah putranya tersayang di dalam madrasah lalu mengiringinya hanya sampai pintu madrasah saja dan tidak menuju ke pemakaman. Kemudian meneteslah air mata cinta dan berdukalah jiwa seraya berujar “kutitipkan engkau kepada Allah ta’ala wahai anakku.” beliau pun berpisah dengannya dan sejak saat itu beliau tak pernah lagi keluar dari madrasah.

Semoga Allah merahmatinya dan seluruh kaum muslimin.

Subhanallah.. sungguh mereka merasakan kenikmatan yang tiada tergantikan dalam menyusuri jalan ini. Ada bahagia mengusik jiwa. Ada rindu berjumpa dengan wajah Allah kelak di surga. Bersemi pula cinta teruntuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bagaimana tidak, kawan??? Di jalan ini mereka mempelajari Alqur’an dan hadist-hadist nabi-Nya beserta penjelasan para ulama yang mu’tabar. Begitu menenteramkan hati yang mendengar. Ada hitam karat-karat hati selalu terkikis. Tercabik pula karang-karang kebodohan yang menjadi musuh setiap anak adam. Mari kawan kita bergegas.

>>>Bunda Ijinkan Aku Memburu Ilmu

Seorang anak kecil berumur 10 tahun dengan penuh harapan dan semangat yang membara berucap kepada ibunya, ”apakah aku boleh pergi guna memburu ilmu?? Insya Allah setelah sholat subuh nanti aku mau pergi untuk keluar menuntut ilmu (syar’i).” alangkah bahagianya sang ibu mendengar permintaan sang buah hati. Sang ibu pun berkata, kemarilah anakku, pakailah pakaian ilmu.” lalu sang ibu menggantikan pakaian putranya dengan pakaian indah berwarna kecoklat-coklatan, memasang dan mengikatkan surban di kepalanya dengan penuh sentuhan keimanan, menaburkan parfum yang harum semerbak dengan harapan kelak sang anak akan menebarkan wewangian ilmu yang diperolehnya. Lalu dengan penuh sedih sang ibu berkata, ”pergilah anakku dan burulah ilmu.”

Lalu sang anak belia itupun keluar demi mencari kebenaran dengan semangat yang tak pernah padam dan menemui 900 ulama di masanya. Subhanallah. Itulah jiwa yang selalu haus ilmu. Tahukah engkau siapakah si kecil belia?? Dialah imam Malik bin Anas bin Malik bin Amir(3*), salah seorang imam madzhab penyusun kitab hadist al-Muwaththa’ yang beredar luas di kalangan penuntut ilmu dan disusun selama 40 tahun.

Sang imam menapaki ilmu di waktu kecil dengan menggantikan kemalasan dengan kesungguhan, mengisi waktu dengan bercanda bersama ilmu lalu meneguk saripatinya. Allahu akbar..

>>>Tawaran Bahagia di Jalan Ini

Bagaimana dengan kita kawan..?? akankah kita berleha-leha menunggu kejayaan islam?? Atau kita keasyikan berorasi sambil berteriak di jalanan dengan beralasan Demonstrasi Islami??

Kawan yang kucinta,
Ketika gelombang-gelombang cintamu terhadap islam berkecamuk nan berkehendak islam agar berjaya,
Ketika engkau ingin Alloh mudahkan surga untukmu,

Ketika engkau ingin malaikat membuka sayapnya lalu mengepakkannya untukmu karena ridho denganmu,

Ketika engkau ingin seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi hingga ikan di air mendo’akanmu ampunan,

Ketika engkau ingin berada di salah satu taman-taman surga,

Ketika engkau ingin Alloh menyanjungmu diantara para malaikat,

Ketika engkau ingin mendapat keutamaan bagai keutamaan bulan diantara seluruh bintang,
maka saatnya menapaki jalan cinta pewaris para nabi.

Sekian, salam ukhuwah untukmu di jalan ini,

Yani Fachriansyah Muhammad As-samawiy
(Fachrian Almer Akira)

*****

Catatan penulis:

Tentu ada banyak kisah-kisah spektakuler para ulama dalam menuntut ilmu. Bacalah tentang mereka agar mampu men-charger kembali semangat kita yang mungkin sempat luntur dikikis fitnah-fitnah zaman. Semoga Allah merahmati mereka semua yang telah memercikkan ilmu-ilmu ke dalam jiwa para penuntut ilmu. Aku harap tulisan singkatku bermanfaat untuk kita semua. Barakumullahu fiikum. Subhanakallahumma wabihamdika astaghfiruka wa’atubu ilaika.

Mataram._ ., 3 Jumadil Awal 1431 H (18 April 2010 M)

Catatan kaki:

1*. Lihat Manhaj Tarbiyah Nabawiyah Lith Thifli (edisi terjemahan) oleh Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, penerbit Al-I’tishom, hal. 368

2*. Lihat Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama’ (edisi terjemahan) oleh Syaikh Abdul Fattah, penerbit Zam Zam, hal. 127-129

3*. Lihat Kaifa Tashna’ Thiflan Mubdi’an (edisi terjemahan) oleh Syaikh Abdullah Muhammad Abdul Mu’thi, penerbit eLBA, hal. 285-290

Dakwah Di Dunia Maya

Internet nggak melulu berisi sampah dan keisengan. Ada ruang positif untuk masyarakat dunia. Selain ajang persahabatan, juga kesempatan dakwah terbuka lebar.

Jaman sekarang adalah jaman informasi. Setelah manusia mengalami revolusi industri, kini kita sedang menjalankan revolusi informasi. Menurut seorang pakar komunikasi, Dissayanake, revolusi komunikasi adalah peledakan teknologi komunikasi dengan meningkatnya pemakaian satelit, mikro-prosesor, komputer, dan pelayanan radio bertahap tinggi. Penggunaan barang-barang canggih itu ada di mana-mana.

Berkat kecanggihan teknologi pengiriman informasi jadi gampang nian. Dulu, berkirim kabar terbatas lewat tabuhan beduk, kepulan asap ala orang Indian, kurir surat ala Poni Express, sampai telegraf. Sekarang? Cukup memencet keyboard komputer atau ponsel, kita sudah bisa ber-say hello pada kawan di tempat terjauh sekali pun.

Salah satu fasilitas yang bikin pencarian informasi jadi gampang adalah internet, dunia maya atau cyberspace. Istilah cyberspace pertamakali dipopulerkan seorang novelis Amrik, William Gibson lewat novel fiksi-ilmiahnya pada tahun 1984, Neuromancer. Gibson bilang kalau cyberspace itu adalah sebuah tempat yang “tak terbayang kompleksnya”.

Dengan internet, komputermu di rumah atau di warnet bisa terhubung ke jutaan komputer lain di pojok dunia secara online. Berkat software browser, kamu juga bisa melacak jutaan informasi di dunia maya itu. Mau informasi yang bernilai pahala sampai yang dosa ada, komplit bak jamu gendong.

Perang informasi
“Knowledge is power!” kata orang. Berkat pengetahuan orang bisa bikin mesin industri, bisa mengeksplorasi perut bumi, menjelajah angkasa, dan bikin senjata. Sekarang, “Information is power!”. Yup, siapa yang memegang informasi, dia bakal menguasai dunia. Nggak main-main. Bukankah pikiran manusia tergantung informasi? Orang bisa benci pada Taliban, al-Qaeda, Osamah Bin Laden, Negara Islam, karena informasi yang mereka terima. Dunia bisa berdiri di belakang Amerika untuk menghajar Irak karena informasi yang disebarkan Paman Sam.

Medan perang informasi ini adalah media massa; cetak maupun elektronik. Apa yang kamu lihat dan kamu baca, seringkali nggak seperti adanya. Ada ‘kosmetik’ yang dipasang para redaktur media untuk bikin ‘cantik’ sebuah berita, atau justru bikin realita tambah ‘angker’. Sebagai contoh, AS pernah bikin cerita bohong soal pembebasan seorang tentara wanita (GI Jane) yang bernama Lindsay Jhonson dari pasukan Irak. Diceritakan kalau prajurit ini mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual, dan untuk membebaskannya pasukan AS berjibaku, baku tembak dengan tentara Irak. Kenyataannya, Lindsay justru dirawat baik-baik oleh dokter-dokter Irak, dan diserahkan oleh mereka kepada pasukan AS. What a lie, Sam!

Internet juga menjadi medan tempur baru. Apalagi dengan jumlah pengunjungnya yang bisa mencapai jutaan orang, internet jadi sarana yang terbilang efektif untuk menebarkan perang opini. Di sini, beragam orang dan kelompok, menyebarkan macam-macam propaganda buat jutaan netter. Pornografi – mulai dari yang normal sampai abnormal –, gosip artis, sampai tips untuk bunuh diri juga ada. Bahkan sekte-sekte keagamaan seperti Gerbang Surga (Heaven’s Gate) juga buka warung di dunia maya. Belum lagi gosip-gosip yang ketauan juntrungannya sering beredar di sini. Itu sebabnya, dulu, orang menganggap internet adalah pelempar informasi sampah, saking banyaknya berita bohong yang bersliweran.

Ajang Dakwah
But, nggak semua penghuni dunia maya itu buruk, bro! Alhamdulillah kini semakin banyak aje para aktivis dakwah yang memanfaatkan internet sebagai sarana dakwah. Sejumlah situs-situs Islam juga bertebaran dengan tampilan yang ciamik, keren gitu. Aneka informasi bisa kamu buka di beragam situs Islam. Ada situs Islam yang mengkhususkan diri membahas masalah-masalah politik, ada juga situs berita, konsultasi rumah tangga, dsb. Beberapa situs Islam juga tampil dalam bentuk portal.

Ajang dakwah via dunia maya ini tampil dalam beragam bahasa, tergantung latar belakang pengelolanya. Ada yang memakai bahasa Inggris, Arab, bahkan Urdu. Tapi buat kamu yang belum trampil cas-cis-cus berbahasa asing, jangan khawatir karena situs yang menampilkan bahasa Indonesia juga ada beberapa biji.

Dakwah via internet ini nggak cuma ada pada halaman berbentuk situs atau web, ada juga beberapa kelompok diskusi atau yang lazim disebut milis. Misalnya, milis Sobat Muda yang dipegang Mas O. Solihin and the gang bisa jadi ajang cuap-cuap plus dakwah buat para penghuninya. Ada juga yang serius macam ISNET yang dikelola beberapa ustadz asal Indonesia yang lagi kuliah di IISTAC Malaysia. Ini milis bisa jadi ajang untuk membedah kesesatan pemikiran orientalis yang juga sedang marak di tanah air.

Masih kurang? Ajang chatting jangan cuma dipakai hahahihi, pake juga dong untuk berdakwah. Lewat chatting yang interaktif dan spontan, kamu bisa memanfaatkannya untuk mempengaruhi pikiran orang supaya tunduk pada Islam.

Nah, jangan dulu berpikiran negatif tentang internet. Ia cuma alat, sama seperti tivi. Isinya tergantung pada kita sendiri. Di tengah pertempuran opini dan propaganda antara Islam dan kekufuran, kita bisa memanfaatkannya untuk ajang dakwah, membela dan meninggikan Islam. Buat kamu yang punya kemampuan mendesain web, kenapa nggak coba untuk bikin situs Islam yang oke. Itu amat bermanfaat sekaligus ajang berkreativitas. Syukur-syukur bisa jadi sarana cari duit (hehehe..).

Buat yang sekadar bisa chatting, ya manfaatin juga untuk dakwah. Seenggaknya kamu bisa bikin milis untuk ajang tukar pendapat dan makin paham tentang Islam. Oke, selamat berdakwah di dunia gaib, eh maya. [januar] | pernah dimuat di Majalah SOBAT Muda

Dakwah Di Dunia Maya

Cewek Kok Nyablak?

gaulislam edisi 111/tahun ke-3 (20 Dzulhijjah 1430 H/7 Desember 2009)

Nyablak? Apaan tuh? Itu loh, gaya bicara yang kasar dan cenderung nggak sopan. Nggak kenal tempat dan waktu. Cenderung nyakitin hati orang yang mendengar. Hal sepele aja kadang dikomentarin dengan pedas. Gimana ceritanya ya kalo praktisinya malah remaja, cewek pula! Apa kata dunia? Kan katanya masa depan dunia ada di tangan kita. Tul kan?

Dulu nyablak tuh ada batasan tempat dan kalangan sih. Tapi belakangan ini malah ada di mana-mana. Gampang banget kita temui cewek cablak. Terutama pas sang cewek cablak nemuin masalah yang kadang sepele. Nggak harus kenal sih, ciri-cirinya mudah ditangkap radar kita kok. Misalnya pas macet di angkot dia ngomong gini: ”Duh, sial bener nih macet, mana gerah lagi!” sambil pasang tampang jutek kayak tuan puteri minta dikipasin sama dayang-dayangnya.

Padahal ucapannya itu bisa bikin orang lain nggak enak hati loh. Mau kenal atau nggak, serasa jadi tersangka yang bikin dia susah. Syukur-syukur nggak didengar cewek cablak lain. Coba kalo ketemu, bisa dibales dengan kata-kata kasar juga. Misalnya: ”Eh, emang elo aja yang gerah, gue juga panas tau, ngga usah berisik gitu deh!” Nah, kalo udah gitu, bisa ditebak kan ujungnya? Jadi inget video brutal Geng Nero yang pernah beredar beberapa waktu lalu itu ya. Wkwkwwk…

Masih banyak lagi tempat-tempat umum yang jadi tempat nyablak. Di kantin sekolah, di mal, antrian di bioskop, malah ada yang dengan nyamannya pake gaya nyablak pas jam belajar di kelas. (which is… lawan bicaranya adalah bapak-ibu gurunya sendiri) gubrag! Nggak anggun banget cewek cablak itu…

Ditilik lebih jauh lagi, kecablakan cewek jaman sekarang nggak kenal waktu juga. Pagi, siang, sore, malam, oke aja ngomong kasarnya (eh, pas ngimpi tetep ngomong cablak apa nggak tuh?). Belum lagi dunia remaja cewek yang nggak jauh dari masalah penampilan, mulai dari bentuk tubuh, gaya pakaian, make up dan pernak-perniknya. Salah sedikit aja bisa jadi sasaran empuk si cewek cablak. ”Eh, nggak salah elo pake baju jadul gitu?” atau ” Ya ampun, ngaca dulu dong, Bo! Elo pikir siapa elo berani beli tas merek itu!” Wah, wassalam deh ama persahabatan dengan cewek jenis ini. Walaupun temen, tetap aja nggak enak didengar. And you know what? Nyablak itu bisa menular ke kita kalau kita tipe orang yang terlelu suka ngikutin arus. Lagi tren tuh. Tren yang salah dan sedang mewabah. Waspadalah!

Kalo temen kita cewek nyablak

Nggak ada untungnya jadi cewek cablak. Perhatikan aja temen kita yang suka nyablak. Walupun misalnya anak itu pinter secara akademis, cantik, fun abis, tetap aja kalau nyablaknya keluar bikin kita keki. Kadang malu jalan sama dia. Walaupun dia punya pembelaan bahwa udah jadi bawaan lahir. Dia berdalik, kita yakin 120% bahwa nggak ada yang mau di cap sebagai cewek cablak. Baik sengaja atau nggak. Baik cowok, apalagi cewek. Cewek gitu loh.

Cewek, adalah makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala dengan predikat ”perhiasan paling indah di dunia” kalau dia jadi wanita atau istri yang shalihah. Wanita shalihah akan lebih indah dari berlian, emas permata, mutiara laut dan semua aksesoris mahal yang ada di mal terkenal ibukota. Nggak sebanding ama tas Hermes atau sepatu rancangan Manolo Balchnique yang disukai Madonna si Ratu Pop, apalagi dengan baju-baju keluaran Zara. Ya, we can be more than that. Hmm… nggak mau dong predikat itu gagal kita raih gara-gara kita punya sifat nyablak? Iya kan, Sis?

Kalo temen kita nyablak? Heheh.. ini nih yang agak repot. Bener. Paling sulit nasihatin teman sendiri, betul? Takut dia tersinggung lah, marah lah, atau malah kita dipecat jadi temannya. Lebih gampang ngajakkin ke jalan kebaikan daripada ngelarang ke jalan keburukan. Trus gimana dong?

Gampang, nih usulnya. Saat temen cewek kita itu bicara dengan cablaknya sama kita, bilang aja ”Hei, nggak sayang ya ama aku? Kok sama temen ngomongnya gitu. Kata Rasulullah: man laa yarhum laa yurham. Siapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi”. Sekilas memang lebay, tapi percaya deh, kalo udah masalah sayang temen, semua orang juga mau dicap penyayang. Perempuan kan makhluk penyayang…betul, betul, betul? (Upin dan Ipin mode ”on”). Nah, nanti pelan-pelan, terapkan juga pas dia nyablak sama orang lain. InsyaAllah kepikiran deh sama dia, bahwa mestinya nggak harus nyablak. Kalo nyablak, wajah cantik juga jadi belel, lho!

Sebagai muslimah kita mesti tahu, Allah sayang banget sama yang namanya makhluk perempuan. Makanya kita diperintahkan untuk jaga kehormatan kita, antara lain menjaga aurat dan lisan kita. Ah, jadi teringat guru ngajiku ngasih penjelasan dari sebuah hadis: ”Tidak akan Allah mendatangkan siksaan karena air mata atau karena kesedihan hati, melainkan karena lisan…”

Rasulullah saw. Juga telah mengajarkan kepada kita melalui sabdanya:“Sebaik-baik kalian adalah yang selalu berbuat baik terhadap istri-istri kalian.” (HR Turmidzi)

Kemudian sabdanya yang lain adalah: “Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaum, wanita.” (HR Muslim).

Subhanallah betapa mulianya sebagai wanita dalam ajaran Islam. So, kalo tahu Islam memuliakan wanita, ngapain juga wanita kudu merendahkan dirinya dengan cara mau diatur oleh ajaran selain Islam. Ah, jangan sampe deh!

Kalo urusan ingin dihargai, dihormati, dipuji dan dimuliakan semua wanita pengen. Itu sebabnya, jangankan muslimah, semua wanita di dunia pasti lebih senang dikenal sebagai wanita anggun, beretika, elegan, lemah lembut, smart dan berkelas. Sampai ada kursusnya segala kan? Dan yang pasti, sifat-sifat itu nggak akan bisa bergandengan serasi dengan sifat nyablak. Trus, apakah hasil akhirnya adalah kita mesti jadi lemah letoy dan nggak pernah marah? Nggak dong. Ada saatnya kita mesti jadi cewek tegas, terutama dalam menolak kemaksiatan. Tapi ingat, tegas nggak sama dengan galak atau malah nyablak. Kayak Rasulullah saw. tuh, penuh kasih sayang kepada kaum muslimin, dan keras terhadap kaum kafir (coba aja cek di al-Quran: surat Al-Fath ayat 29). Ok?

Muslimah nyablak? Nggak banget!

Karena kualitas generasi penerus umat ada di tangan kita para muslimah. Suer! Kalau sifat nyablak nggak kita hilangkan dari sekarang, nanti jadi kebiasaan pas dewasa nanti (baca: pas udah jadi ibu). Nah, apa bisa kita ngedidik anak kita dengan gaya bahsa yang nggak sopan? Penggunaan bahasa sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak loh. Kita senang banget kan kalau ketemu anak kecil yang polos tapi sopan dan smart? Otomatis itu didapat dari pendidik utamanya, yaitu ibunya, alias kita-kita nih calonnya. Apa nggak terlalu lebay neh? Nggak. Bayangin kalau anak-anak sudah nyablak dari kecil, dewasanya kayak apa ya? Jangan-jangan bukannya membangun peradaban manusia yang mulia kayak yang diajarin Rasulullah saw., eh malah tua-tua doyan berantem walaupun jabatannya terhormat. Kayak yang di tivi itu loh…awalnya kan karena nggak bisa jaga etika berbicara. Dari sinetron juga banyak pemerannya yang ngajarin untuk bicara memaki ortu atau teman. Masa’ kita mau niru yang begitu. Naudzubillah.

Sis, kita bisa niru Aisyah ra., misalnya. Di usia muda udah jadi periwayat hadist, smart, bisa jaga sikap sesuai yang diajarkan Rasulullah saw. Jadi tempat bertanya buat kaum muslim yang belum ngerti Islam sebagai prinsip hidup. Jadi tren setter dalam bersikap gitu loh. Atau kita tiru Khadijah ra. Beliau sangat sabar mendampingi Rasulullah saw. dalam mendakwahkan Islam. Pemboikotan, hinaan, siksaan dalam jalan dakwah nggak pernah beliau komentari dengan komentar yang nggak enak didengar.

Sssst…. udah dengar hadis yang satu ini? Rasulullah saw. membuat empat buah garis seraya berkata: “Tahukan kalian apakah ini?’ Mereka berkata: ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui.’ Nabi saw.. lalu bersabda: “Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad saw., Maryam binti ‘Imron, dan Asiyah binti Mazahi.’ (Mustadrak al-Shahihain 2:497)

Wah, tentu saja wanita ahli surga tutur kata dan perilakunya benar dan baik dong ya. Lha, kita? Duh, gimana ya. Kok nggak dijamin masuk surga aja tutur kata dan perilaku kita malah nyebelin dan bikin sakit ati. Ya Allah, ampunilah kami.

So, wrap it up!

Bungkus bu….! Mumpung masih muda, belum kiamat, ayo kita stop wabah nyablak yang sangat tidak dianjurkan oleh syariat Islam. Sebagai muslimah yang beriman atau yang mau berusaha jadi orang beriman, kita mesti perjelas karakter kita di hadapan Allah Swt. So, pasti kita akan jaga sikap selayaknya orang bertakwa, terus nurut sama Allah Swt. dan RasulNya. Selalu pakai tolak ukur Islam dalam berpendapat dan milih sikap. Otomatis cara hidup juga sesuai Islam. Bukan terbawa ‘wabah’ budaya yang bertentangan dengan Islam. Ayo, tentukan arah kamu sekarang juga!

Sis, di jaman ini, remaja dan wanita dewasa ditawarkan untuk jadi pemenang kontes kecantikan dan idola, terkenal di dunia dan jaminan masa depan cerah (di dunia doang, tuh..), syaratnya mesti berkarakter, smart, anggun, berani umbar aurat dan bla bla bla, itu nggak cukup. Siap terkenal dunia akhirat? Tambah lagi syaratnya: taat syariat! Sip deh. [anita intan: zen.yasmin@gmail.com]

Cewek Kok Nyablak?

Cowok Kok Girlish?

Tampang macho tapi dandanan feminin, malah centil. Bukan bencong, tapi ngakunya pejantan tangguh. Itulah cowok-cowok girlish. Sekedar mode, atau ada yang lain?

Tampang sih macho, tapi dandanan? Ya ampun girlish abis! Bajunya junkies, celana gombrang, ada juga yang nekat piercing anting di kuping. Belum lagi asesoris cewek macam ikat rambut. Kadang dipake buat ngiket rambut yang gondrong, atau dijadiin gelang di tangan. Kalau perlu rambut juga ditoning atau diwarnain. Pokoknya, girlish total!

Apa sih girlish?

Menurut Webster New Word Dictionary “girlish” itu adalah: of, like, or suitable to a girl or girlhood. Artinya, cowok yang berpenampilan ala cewek. Gaya macam gini nggak cuma didominasi para bencong alias abal-abal. Cowok-cowok yang normal juga suka berdandan girlish. Vokalis Slank, Kaka, misalkan dulu sering pake baju junkies, ketat, transparan macam cewek-cewek. Setali tiga uang ama Kaka adalah vokalis grup asal Bandung /rif. Kalau kamu simak penampilannya di layar kaca terkadang suka ditambah make up yang agak medok, termasuk lipstick. Gaya make up medok itu juga diperagakan oleh grup asal Inggris Duran Duran yang ngetop tahun 80-an. Sebelumnya ada penyanyi yang udah bangkotan, David Bowie tampil dengan gaya glam rock. Genit persis cewek-cewek.

Boyz, jaman sekarang emang nggak ada aturan yang ngelarang dandanan. Mau pake apa aja dan bergaya apa aja boleh. Itu kan hak asasi manusia. Tapi, pantes nggak sih cowok ber-girlish ria? Gimana juga cowok girlish di mata cewek?

Ati-ati Bro!

“Geli!” kata Pratiwi, seorang cewek yang berhasil dihadang SODA. Cewek keling-manis yang bentar lagi diwisuda ini ngaku nggak suka ama cowok-cowok yang girlish. “Cowok itu bagusnya tampil rapi deh,” ia ngasih alasan. Di kampusnya sendiri ada beberapa teman kuliahnya yang tampil girlish. Lahir-batin sih mereka normal, alias nggak punya kecenderungan aneh. Cuma ya itu aja, suka berdandan girlish. Pratiwi ngaku jadi geli ngeliatnya.

Tuh, boyz, simak deh pandangan cewek soal dandanan. Meski di negeri yang sekuler ini soal dandanan nggak jadi persoalan, tapi apa mau dipandang geli ama cewek-cewek? Niatnya mo tampil keren eh malah diketawain ama orang-orang. Kan nggak lucu.

Tapi buat mereka yang udah ngerasa nyaman dengan dandanan centilnya pandangan orang lain ya kagak ngaruh. Kalau pikiran dan badan udah ngerasa enak dengan gaya girlish, jalan aja terus. The show must go on.

Soal kecenderungan cowok tampil girlish juga dipengaruhi dunia mode. Hari gini, para perancang mode suka bikin macam-macam jenis baju. Ada baju yang memang dirancang khusus untuk cowok. Tampilannya jelas maskulin. Kaos, kemeja, celana panjang, ataupun jasnya memang khas untuk memperlihatkan sisi maskulin para cowok. Ada juga jenis pakaian yang unisex. Yakni pakaian yang emang dirancang untuk bisa dipakai oleh kaum pria ataupun wanita. Tapi yang bikin kita ber-istighfar adalah pakaian cewek tapi dipakai oleh para cowok. Inilah yang disebut girlish. Meski kata perancang busana itu sah-sah aja, tapi bener itu sah?

Dress Code Cowok Muslim

Bro, soal pakaian sebenarnya bukan cuma urusan kain nempel di badan. Berpakaian itu kudu memperhatikan soal etika dan estetika. Hukum dan keindahan. Paling pokok ya soal hukum, keindahan sih nomor sekian. Yup, agama kita udah ngajarin dengan detil banget soal berpakaian. Fungsi pokok pakaian adalah menutupi aurat. Buat para cowok, aurat itu ada di antara pusar sampai bagian lutut. Dengkul alias lutut sendiri bukan aurat, tapi yang ada di atas lututlah auratnya. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Janganlah menampakkan pahamu dan janganlah melihat paha orang yang masih hidup dan telah meninggal.”

Imam Abu Daud dan Tirmidzi juga pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah menegur seorang sahabat yang tersingkap kainnya sehingga nampak pahanya. “Apakah engkau tidak tahu bahwa paha adalah aurat?”

Selain menutup aurat, ternyata para cowok juga punya batasan lain dalam soal berpakaian, yakni dilarang memakai memakai sutra. “Telah diharamkan memakai sutra dan emas bagi kaum pria dan dihalalkan bagi kaum wanita di antara mereka.”(hr. Tirmidzi). Beliau juga menambahkan, “Sesungguhnya (pria) yang memakai sutra adalah mereka yang tidak mendapat bagian di akhirat.”(hr. Bukhari, Muslim). Lebih jauh lagi Nabi saw. bilang bahwa sutra dan emas adalah pakaian untuk kaum pria di surga. So, be patient, Bro! Sabar aja sampai kita masuk surga.

Sekali waktu pernah juga sih Rasulullah saw. ngasih izin kepada dua orang sahabat untuk memakai sutra. Yakni Zubair bin Awwam dan Abdurrahman bin Auf radliallahu anhuma, karena keduanya menderita gatal-gatal jika memakai pakaian dengan bahan biasa. Artinya, ini hanya berlaku dalam keadaan darurat, buat para cowok yang sakit kulit dan hanya bisa memakai sutra.

Soal girlish gimana? Ini juga dijelasin oleh Islam. Nabi saw. sudah bikin penjelasan kalau cowok dan cewek emang beda. So, jangan disama-samain. Bukan hanya soal mental dan biologisnya, tapi display-nya alias penampilan luarnya emang kudu beda. Cewek punya asesoris tersendiri yang kagak bisa dipinjem oleh mahluk cowok. Mulai dari anting, kalung, sampai pakaian. Untuk para cewek Allah sudah mewajibkan mereka memakai kerudung dan jilbab saat berada di tempat umum. Tapi selain kerudung dan jilbab, mereka boleh saja memakai celana panjang (khas cewek), rok, kaos dan kemeja di tempat-tempat khusus, atau di antara sesama cewek lagi.

So, cowok udah dibatasi nggak boleh memakai asesoris dan pakaian yang jadi “kebangsaan” para cewek. Dalam satu hadits disebutkan, “Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang meniru perempuan dan perempuan yang meniru laki-laki.”(hr. Bukhari).

Bro, kalau kamu cowok tampilin dong sejatinya seorang cowok. Gentle dan macho, tinggalin asesoris yang girlish, yang bikin cewek-cewek jadi geli. Ini cowok atau mahluk hermaphrodite? Berkelamin ganda? Udah gitu, nggak ada itungannya dalam Islam seorang cowok tampil girlish. Bersih dan fresh itu nggak mesti girlish. Cowok sejati juga bisa tampil begitu. Nggak percaya, buktiin aja sendiri. [januar]

[pernah dimuat di Majalah SOBAT Muda, edisi 14/Desember 2005]

Cowok Kok Girlish?

Liberalisasi Syariat Islam

Bagi kaum Muslim, syariat Islam sudah melekat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Syariat Islam memiliki karakter yang khas: bersifat final dan universal. Kaum Muslim, dengan latar belakang budaya apa pun, kapan pun, dan di mana pun melaksanakan shalat, zakat, puasa, haji, menikah, menyelenggarakan jenazah, dan sebagainya dengan cara yang sama. Sebab, syariat Islam memang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir, Nabi Muhammad saw, untuk menjadi rahmat bagi seluruh manusia.

Tapi, belakangan, sebagian kalangan Muslim sendiri mulai menyoal masalah syariat. Dengan bekal “keimanan” kepada paham-paham modern (Pluralisme, multikulturalisme, kesetaraan gender, HAM, dan sebagainya) sejumlah hukum Islam yang dianggap ketinggalan zaman, diupayakan untuk dibuang atau diubah penafsirannya. Prof. Abdullah Ahmad an-Na’em, pemikir liberal asal Sudan yang pernah berkunjung ke Indonesia, misalnya, menyatakan, ada empat wilayah – yakni konstitusi modern, hukum kriminal, hukum internasional, dan HAM– dimana syariat Islam menyimpan sejumlah problem serius.

Ada yang menganggap, hukum Islam tentang kaum non-Muslim tidak toleran, bahkan cenderung diskriminatif. Dalam buku Fiqih Lintas Agama (2004) dikatakan: “Banyak konsep fiqih menempatkan penganut agama lain lebih rendah ketimbang umat Islam, sehingga berimplikasi meng-exclude atau mendiskreditkan mereka.” Sejumlah pihak juga menggugat hokum Islam tentang perempuan yang kata mereka kerap memposisikan kaum hawa ini menjadi subordinat bagi laki-laki. Ringkasnya, dalam kacamata mereka, fiqh klasik tidak ramah perempuan, misigonik, dan bias jender. (Lihat misalnya Amina Wadud, Qur’an and Woman, Rereading the Sacred Text from a Woman’s Perspektif (New York: Oxford University Press)).

Karena itulah, kalangan ini kemudian menyerukan dilakukannya reformasi, perombakan, atau dekonstruksi hukum-hukum Islam dan sekaligus melakukan sekularisasi. Jika tidak, tulis Abdullah Ahmed an-Na’em, “the population of Muslim countries would lose the most significant benefits of secularization.” (penduduk Negara-negara Islam akan kehilangan manfaat yang cukup signifikan dari sekularisasi). (Lihat, Abdullah Ahmad an-Na’im, Toward an Islamic Reformation (Syracuse, New York: Syracuse University Press, 1990).

Gagasan merombak Islam, dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai Barat modern inilah yang kemudian dikenal sebagai bentuk “Liberalisasi Islam”. Syariat Islam menjadi salah satu sasaran utama proyek liberalisasi, disamping pembongkaran terhadap ajaran aqidah dan konsep-konsep dasar Islam tentang wahyu, kenabian, dan sebagainya. Gugatan terhadap kesucian al-Quran, misalnya, sudah berulangkali disuarakan oleh kaum liberal. Bahkan, sebelum melubernya Lumpur Lapindo, kota Surabaya dihebohkan tindakan seorang dosen yang berulangkali menginjak-injak lafaz Allah yang ditulisnya sendiri, hanya untuk membuktikan bahwa al-Quran – kata dia – tidak suci. Setelah ribut di media massa, si dosen dijatuhi hukuman skorsing oleh kampusnya.

Mencari-cari
Agar seolah-olah pendapatnya tentang perombakan syariat Islam bisa diterima kaum Muslim, ada yang berusaha “mencari-cari” dalil sejarah. Kata mereka, para sahabat Nabi saw pun pernah meninggalkan hukum Islam dan menggantinya dengan aturan yang dibuatnya sendiri.

Umar ibn Khattab r.a. adalah sahabat Nabi yang biasanya disebut-sebut telah berani merombak hokum Islam, dengan cara mendahulukan akalnya, ketimbang nash al-Quran. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai “Bapak Islam Liberal”.

Padahal, Umar bin Khattab jauh dari tuduhan liberal yang mereka alamatkan kepadanya. Tidak satu pun ijtihadnya yang dapat dikategorikan membelakangi teks-teks al-Qur’an. Umar tidak menerapkan hukum pencurian terhadap seorang pencuri pada tahun paceklik sesuai dengan surah al-Maidah ayat 38, bukan demi kemaslahatan semata. Lebih dari itu, Umar r.a. berbuat demikian, demi menjaga kesucian Islam dari dituduh bersifat zalim.

Bagaimana mungkin Umar r.a. melaksanakan hukuman tersebut sedangkan syarat-syarat yang menuntutnya untuk menerapkan hukuman tersebut tidak mencukupi?

Misalnya dari segi ukuran barang yang dicuri. Apakah ukuran barang yang dicuri oleh sang pencuri ketika itu sudah mencapai ukuran yang membolehkannya untuk dihukum dengan hukuman sedemikian? Kasus pencurian yang disebutkan terjadi di zaman Umar r.a. tersebut terjadi pada tahun paceklik. Sementara orang tersebut mencuri hanya untuk memenuhi kebutuhan perutnya yang ketika itu kelaparan. Dari keterangan ini jelas sekali bahwa syarat yang diperlukan untuk diterapkannya hukuman al-Quran tentang pencurian tidak terpenuhi. Jadi bukan karena Umar bin Khathab berpaling dari teks al-Quran, tetapi justru Umar ingin menerapkan teks al-Qur’an itu dengan seadilnya.

Masalah ini sudah banyak dikaji oleh para ulama dan cendekiawan. Sayangnya, masih saja berbagai kalangan mencari-cari dalil untuk merombak syariat Islam. Analog dengan hal semacam itu, misalnya, adalah kewajiban menjalankan shalat lima waktu. . Shalat jelas wajib hukumnya. Tapi shalat tidak wajib dilaksanakan sebelum masuk waktunya, karena ia adalah salah satu syarat wajibnya salat. Jika ada orang yang melaksanakan shalat sebelum tiba waktunya, maka orang tersebut dianggap telah melanggar nash al-Quran dan shalatnya pun tidak sah. Demikian jugalah halnya hukuman potong tangan bagi pencuri. Hukuman ini tidak bisa dilaksanakan sebelum seluruh syaratnya terpenuhi. Jadi Umar ibn Khattab sama sekali tidak melanggar ketentuan nash al-Qur’an.

Demikian juga halnya dengan ijtihad Umar r.a. menolak untuk menyerahkan zakah kepada salah satu keluarga yang selalu mendapat bagian pada masa Rasulullah. Keluarga ini ketika itu masuk dalam kategori muallafah qulubuhum. Penolakan Umar untuk menyerahkan zakat kepada kelompok ini bukan karena beliau berpaling dari nash al-Qur’an yang sharih. Seharusnya yang patut ditanyakan adalah apakah orang yang datang kepada Umar yang mengklaim pernah menerima zakat dari Rasulullah itu mempunyai status yang sama ketika mereka datang kepada Umar bin Khathab? Dengan kata lain, apakah orang tersebut masih bisa dikategorikan sebagai kelompok muallaf qulubuhum pada masa pemerintahan Umar r.a. Dalam pandangan Umar, orang tersebut sudah keluar dari kategori ini. Makanya, dia tidak memberikan zakat kepada kelompok itu. (Untuk pembahasan lanjut tentang ijtihad-ijtihad ‘Umar ini bisa dibaca, ‘Abid bin Muhammad al-Sufyani, Al-Thabat wa al-Syumul fi al-Syari’ah al-Islamiyyah, 461ff; Yusuf al-Qaradawi, al-Siyasah al-Syar’iyyah, 176ff).

Gambaran agak terperinci semacam ini diperlukan, agar seseorang tidak mudah percaya, bahwa sahabat Nabi terkemuka telah mendahulukan pendapat akalnya sendiri, dengan mengesampingkan nash-nash al-Quran. Jika mau merombak hukum-hukum Islam, sepatutnya tidak mencari-cari dalil yang keliru, yang akhirnya justru menuduh sahabat Nabi telah melakukan sesuatu yang sangat tidak terpuji. Padahal, ijtihad Umar telah disetujui oleh para sahabat Rasulullah yang bersikap sangat kritis terhadap berbagai penyimpangan ajaran Islam.

Banyak kalangan beralasan bahwa kemaslahatan akal harus didahulukan ketimbang kemaslahatan nash al-Quran. Jika memang ada maslahat, maka di situ ada hukum Islam. Logika semacam ini sebenarnya sangat lemah, sebab ketika bicara “maslahat” manusia juga sangat berbeda pendapatnya. Daging babi yang telah disterilkan bisa membawa maslahat. Ada yang berdalih, khamr boleh di saat udara dingin karena ada maslahat. Bahkan, sejumlah pendukung gerakan legalisasi perkawinan homoseks dan lesbian juga beralasan akan adanya maslahat bagi pelaku perkawinan sesama jenis itu. Salah satunya, kata mereka, untuk mengurangi jumlah penduduk bumi.

Pembaruan
Pembaruan atau apa yang sering disebut dengan tajdid (renewal) bukanlah hal baru dalam Islam; ia bahkan sudah menjadi built-in-system dalam pemikiran Islam. Rasullullah saw sendiri sudah mewanti-wanti hal itu. Sabda beliau: “Sesungguhnya Allah akan mengutus pada tiap pangkal abad seorang mujaddid yang akan memperbaharui agama-Nya”. Meski demikian, tajdid hendaklah dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar tidak mengabaikan prinsip-prinsip dasar yang mejadi landasan Islam. Mereka harus jeli dan serius membedakan antara yang ushuli (principle/foundation) dan thawabit (unchangeable) dengan yang furu’ (cabang) dan mutaghayyirat (mutable). Karena kegagalan mengindentifikasi perbedaan ini dapat berakibat fatal bagi Islam dan ummat Islam itu sendiri. Disebabkan kegagalan itu bisa jadi apa yang seharusnya sebagai hal yang ushuliy dirubah menjadi furu’iy dan sebaliknya.

Realitas sosial patut diperhatikan. Dan para ulama Islam sejak dulu sadar betul tentang pentingnya unsur reallitas ini sampai-sampai para ulama menetapkan ‘urf atau adat kebiasaan masyarakat setempat sebagai sandaran hukum, asalkan tidak kontradiktif dengan teks-teks al-Qur’an yang masuk dalam kategori qath’iy al-thubut wa al-dilalah. Ibn ‘Abidin pernah menegaskan: “‘Urf yang bertentangan dengan nass tidak bisa menjadi pertimbangan.” Dengan nada yang sama, Ibn Nujaym juga mengatakan: “‘Urf tidak bisa menjadi bahan pertimbangan pada persoalan yang ada ketetapan nassnya (al-mansus ‘alayh)”. (Dikutip dari ‘Umar Sulayman al-Ashqar, Nazariyyat fi Usul al-Fiqh (Beirut: Dar al-Nafa’is, 199),

Oleh sebab itu, hukum haramnya ghibah dan dusta, wajibnya salat, zakat, puasa, haramnya riba, hukum nikah dan talaq, hukum hudud dan qishas, rajam terhadap pezina, dan lain-lain yang oleh para ulama dikategorikan qat‘iy al-tsubut wa al-dalalah tidak bisa berubah, meskipun waktu dan tempat berubah. Tidak sepantasnya seorang Muslim menjadikan Islam tunduk berlutut mengikuti selera zaman. Sebab, selera zaman begitu beragam dan sangat nisbi. Sebab, pada prinsipnya Islam diturunkan untuk kemaslahatan manusia. Hak untuk menentukan halal dan haram, wajib dan haram, berada di tangan Allah SWT. Tidak sepatutnya manusia berani merampas “hak Allah” tersebut, melakukan makar kepada Allah, atau menempatkan dirinya sebagai tandingan Allah SWT.

Kaum Muslim yakin benar dengan kebenaran firman Allah SWT: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS an-Nisa’:65). [insists]

Liberalisasi Syariat Islam

Infotainment, Selebriti, dan Pemirsa

gaulislam edisi 114/tahun ke-3 (11 Muharram 1431 H/28 Desember 2009)

Henry Fordf, Sr, dalam The Internasional Jew: The Wolrd Foremost Problem, berkomentar: “Kita tidak sekadar memberikan pengaruh yang menentukan dalam sistem politik yang kita kehendaki serta kontrol terhadap pemerintah; kita juga melakukan kontrol terhadap alam pikiran dan jiwa anak-anak mereka.”

Kita sering menyaksikan berita seputar infotainment, misalnya: Luna Maya balik lagi ke Ariel, Nycta Gina lagi jengkel, Pasha Ungu aniaya istri, sampe si fulanah kejepit pintu, dan si fulan ketabrak becak dan lain-lain dan sebagainya. Wuah, kejepit pintu ama ketabrak becak aja bisa jadi berita? Nah, itu dia. Berhubung selebriti ini termasuk orbek, maka kejadian or peristiwa yang menurut kita nggak layak jadi berita, malah bisa diekspos dan jadi duit buat pengusaha media. Sama halnya kalo misalnya Presiden Amrik Barack Obama kepalanya ketiban papan penggilasan, itu bakal jadi berita besar. Apalagi diliput CNN, bisa geger seluruh dunia. Berita kecil apapun tentang mereka acapkali menjadi heboh. Dalam bahasa jurnalistik dikenal pameo: name makes news.

Coba kamu perhatiin deh, berapa banyak majalah or tabloid yang memuat berita tentang para selebritis? Juga, amati ada berapa program acara televisi yang menayangkan seputar sisi kehidupan mereka. Ambil contoh tayangan infotainment yang pernah dan sedang tayang. Semuanya senantiasa hadir terdepan dalam menguliti kehidupan kaum seleb sampe ke yang remeh-temehnya, semua televisi punya prog­ram tersebut. Malah ‘gokilnya’ beberapa acara tersebut diputer ulang menjelang shubuh. Beuh!

Bro en Sis, sejak lama acara infotainment itu bikin bete. Sebenarnya kalo dikatakan para seleb butuh infotainment nggak juga sih. Buktinya mereka banyak juga yang nggak suka kalo diusik terus masalah pribadinya. Kasus terbaru Luna Maya yang ngungkapin kekesalannya kepada infotaiment di akun twitter miliknya dengan pernyataan yang cukup kasar bikin geger dunia hiburan, khususnya pihak pengusaha dan pekerja infotainment. Luna bukan yang pertama, dulu ada Parto yang sempat menembakkan pistol ke udara untuk mengusir kerumunan pekerja infotainment yang terus memberondongnya dengan pertanyaan seputar masalah pribadinya. Nicky Astria juga pernah marah-marah ketika pekerja infotainment terus menguntitnya untuk mencari tahu masalah perceraiannya.

Namun anehnya, banyak juga lho masyarakat yang doyan nonton acara infotainment. Padahal, beritanya nggak menarik-menarik amat gitu lho. Ambil contoh, misalnya tentang seleb yang ulang tahun, koleksi sepatunya, atau bagaimana menikmati liburannya. Coba kalo kita yang begitu, nggak bakalan masuk berita. Tapi, karena mereka orbek, maka hal kecil tetap aja menarik di mata media. Juga di matamu. Jiahahah…!

Tontonan miskin manfaat

Ngomongin soal informasi, berarti kita nggak lepas dari yang namanya komunikasi. Salah satunya adalah komunikasi massa. Maka bermunculanlah media komunikasi seperti koran, majalah, tabloid, televisi, radio, dan yang lainnya. Tujuannya jelas, yakni untuk menyampaikan informasi. Menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya Understanding Mass Communication (1985), bahwa “komunikasi massa adalah suatu proses di mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara”. Catet ya!

Dengan begitu, khusus masalah berita seputar selebritis, maka berita yang disampaikan adalah untuk memberikan gambaran bahwa beginilah dunia kaum seleb. Tapi sayangnya, nggak dibarengi dengan penilaian yang objektif dan memberikan bimbingan. Ya, berita itu dibiarkan meluncur dan pembaca atau penonton sendirilah yang kudu menyimpulkan. Wuah, bahaya besar nih namanya.

Bro en Sis, kita tahu sama tahu deh, bahwa berita kayak begituan itu hanya ngabisin secara sia-sia jatah energi kita untuk mikirin masalah lainnya. Tanpa maksud memvonis teman remaja, yang itu berarti kamu termasuk di dalamnya, saya mencoba memberikan fakta bahwa remaja sekarang kebanyakan lebih memilih menjalani kehidupan ini dengan nyantai. Ini memang disebabkan karena pengaruh lingkungan juga tuh.

Walhasil, dalam hidup ini kita jadi orang yang dimanja dengan model kehidupan yang “adem ayem”. Pagi-pagi, saat bangun tidur, ada teman remaja yang langsung menyalakan radio dan dengerin musik pagi, karena kebetulan doi termasuk remaja yang malas bangun shubuh. Padahal biasanya kalo shubuh acara radio maupun televisi berkaitan dengan persoalan agama. Ketika berangkat sekolah, teman-teman di sana udah ngerumpi tentang film, sinetron, selebritis, bintang NBA, juga pahlawan-pahlawan di EPL atau ISL, misalnya. Bacaan yang dipelototi bukan lagi pelajaran kimia, matematika, biologi, bahasa dan lainnya, tapi yang dibaca adalah majalah remaja yang mengupas abis tren, gaya, dan gosip selebriti lokal maupun mancanegara. Siang sampe sore hari, televisi sudah siap dengan acara infotainment dan itu mesti ada hubungannya dengan kaum selebriti.

Membius akal sehat

Bro en Sis, kita benar-benar dikepung dari segala arah. Nyaris nggak bisa lepas dari suguhan beragam tayangan murahan dari semua stasiun televisi. Selain infotainment, marak juga sinetron yang nggak mendidik. Menyedihkan banget.

Inilah pertarungan budaya yang memaksa kita jadi korbannya. Kita menerima dan menyukai karena banyak tersedia. Bukan karena kita butuh. Tayangan televisi banyak yang kental banget dengan budaya pop. Kamu tahu budaya pop? Kata orang pinter, budaya pop adalah budaya yang ringan, menye­nangkan, trendi, dan cepat ber­ganti.

Kritikus Lorraine Gam­man dan Marga­ret Marshment, keduanya pe­nyunting buku “The Female Ga­ze: Women as Viewers of Popu­lar Culture (1998)”, berse­pakat bah­wa bu­daya popu­ler adalah sebu­ah medan pergu­latan ketika me­ngemukakan bah­wa tidaklah cu­kup bagi kita untuk semata-mata menilai bu­daya populer se­bagai alat kapi­talisme dan pat­riarki yang menciptakan kesadaran palsu di kalangan banyak orang. Bagi mereka, budaya populer juga tempat dipertarungkannya makna dan digugat­nya ideologi dominan. Hmm.. waspadalah!

Celakanya, dalam pertarungan tersebut, siapa pun bisa terlibat dalam lingkarannya. Termasuk tentunya remaja. Perang ideologi nggak bisa dihindarkan lagi sobat, alias kudu pasti terjadi benturan. Lucunya, acapkali kita, kalangan remaja, udah merasa down duluan dari pada harus bertarung melawan budaya terse­but. Halah, ini untuk tidak mengatakan kalo remaja biasanya pura-pura tidak tahu apa-apa, dan lebih memilih “terbawa” arus budaya yang lebih kuat. Parahnya lagi, seperti diakui banyak pengamat, bahwa budaya populer yang sekarang lagi ngetren bergerak amat cepat. Saking cepatnya, sampe tanpa sadar kita dipaksa patuh dengan logic of capital, logika proses produksi, yakni hal-hal yang dangkal dan cepat ditangkap yang cepat laku. Inilah yang sering dijuluki sebagai instans culture.

Anthony Giddens menyebutnya sebagai dunia yang sedang berlari dan semua yang selalu berlari satu track lebih tinggi ini memang tidak memiliki kesempatan untuk merenungkan lebih dalam. Yang penting dalam dunia ini adalah menjual dan membeli. Nah, lho.

Para pengusaha televisi juga kayaknya doyan menyihir pemirsa. Demi mengeruk banyak uang, mereka rela meracuni anak bangsa. Kita benar-benar dibius dengan tayangan murahan seperti itu. Akibatnya, jangan kaget kalo ada pemirsa yang akhirnya bertindak nekat karena merasa benar dengan apa yang ditayangkan televisi. Inilah kalo dalam bahasa komunikasi ada sebuah efek yang namanya efek spiral kebisuan. Artinya kalo info itu salah sekalipun, tapi ditayangkan berulang-ulang bisa berubah jadi ‘benar’, lho. Apalagi nggak ada tayangan tanding­an­nya. Udah deh, wassalam itu mah. Ckckck…

Itu sebabnya, pakar komunikasi seperti Mc.Luhan, yang juga penulis buku Understanding Media: The Extensive of Man, menyebutkan bahwa media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Yup, dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan media massa adalah realitas yang sudah diseleksi.

Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh yang lainnya. Surat kabar pun, melalui proses yang disebut “gatekeeping” lebih banyak menyajikan berbagai berita tentang “darah dan dada” (blood and breast) dari pada tentang contoh dan teladan. Itu sebabnya, kita nggak bisa, atau bahkan nggak sempat untuk mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media. Boleh dibilang, kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Bener-bener membius akal sehat!

Bikin malas

Sobat muda muslim, kalo kamu membaca tradisi kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya, juga para ulama salaf, kayaknya kita kudu malu deh. Kenapa? Kehidupan mereka nyaris menyatu dengan persoalan-persoalan ilmu dan ketakwaan. Kamu pernah dengar nama Imam Syafi’i kan? Nah, salah satu imam madzhab ini layak dijadiin teladan dalam semangatnya mencari ilmu. Beliau punya semboyan begini: “Carilah ilmu sebagaimana halnya seorang ibu yang kehilangan anak gadisnya”. Ehm, itu sebabnya, beliau menguasai berbagai macam bidang kehidupan. Beliau jadi seorang mujtahid, yakni orang yang bisa menggali dalil syara, kemudian berpendapat tentang suatu persoalan kehidupan. Manfaatnya pun terasa sama kita sampai saat ini.

Kondisi saat ini bagaimana? Walah, berita-berita seputar kehidupan selebritis malah mengalahkan berita yang lainnya. Di hampir semua stasiun televisi swasta, ada acara infotaiment. Di majalah remaja, tabloid remaja, berita soal seleb juga hadir dalam kemasan yang eksklusif. Duh, bener-bener kita digempur dari sana-sini.

Maka nggak usah heran kalo banyak teman remaja lebih hapal grup-grup musik dan lagu-lagunya ketimbang persoalan politik, ekonomi, sosial, hukum, apalagi pemerintahan. Ah, nggak tega kalo harus nyebut buta banget mah. Lho kok ini nyebut sih? (Bukan, ini nulis, kok) Huhuy!

Nyadar ngapa?

Bukan saya merasa sok benar sendiri, apalagi sok suci. Tapi maksud saya adalah supaya kamu juga mulai berpikir lebih rasional, serius, dan dapat menghasilkan karya positif. Jadi otak kamu benar-benar produktif.

Sebab, Allah Swt. telah membimbing kita untuk memberdayakan otak kita dengan hal-hal yang benar dan baik. Sebagai contoh, firmanNya (yang artinya): Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS al-‘Alaq [96]: 1-5)

Penjelasan ayat ini mengajak kita untuk memaksimalkan peran otak untuk mendukung akal dalam berpikir. Jadi, mulai saat ini, bersikaplah bijak. Tontonan dan bacaan seputar kehidupan selebritis, mulai sekarang sedikit demi sedikit dikurangi, dan lebih banyak menyantap berita-berita yang erat hubungannya dengan masalah kehidupan kaum muslimin.

Oke deh, sekarang saya mau tanya—khususnya kepada kamu yang doyan dan getol mengikuti liku kehidupan kalangan seleb, apa sih yang selama ini kamu dapatkan? Terus aplikasinya ke mana? Kerasa nggak manfaatnya?

Bandingkan bila kamu membaca tulisan atau menonton tayangan yang berguna; misal berita tentang korban perang, kabar tentang masa depan politik suatu negara, bagaimana sepak terjang Amrik dalam mengobok-ngobok dunia ketiga (baca: negeri-negeri Islam). Siapa tahu setelah membaca berita model begitu, kamu bisa marah, kamu bisa terharu, dan kamu pun bisa berbagi suka dan duka. Bukan tak mungkin bila kemudian dirimu tergerak untuk memikirkan dan menolong mereka. Hebat bukan? Dan itu jelas manfaatnya.

Otak kita pun dilatih untuk berpikir serius alias tidak nyantai. Beda banget dengan menyantap berita soal selebritis, itu berita ringan dan miskin manfaat. Ya, kalo pun kudu baca, anggaplah buat selingan aja, bukan pokok. Tapi celakanya, sekarang kan nggak begitu. Banyak teman remaja yang justru menjadikan berita tentang selebriti sebagai menu utama dalam bacaan dan tontonannya. Walah, celaka dua belas ini mah!

Boys and gals, kalo kita perhatiin, di balik gencarnya berita tentang selebritis ini, paling nggak kita melihat tiga bahaya besar yang mengancam. Pertama, menuntun pambaca dan penonton menuju kejumudan berpikir. Kedua, memalingkan pembaca dan penonton dari masalah yang seharusnya mendapat perhatian lebih. Ketiga, menyuburkan tradisi ghibah.

Akhirnya, memang kudu ada sikap tegas juga dari bapak-bapak pejabat kita di atas dalam bertindak. Kalo nggak, jajanan baru ini akan bikin generasi masa depan kita buram, jumud, malas, dan nggak produktif. Hih, syerem! [solihin: osolihin@gaulislam.com | http://osolihin.com%5D

Infotainment, Selebriti, dan Pemirsa