Anda Tahu Shalawat Badar?

Kemarin dari Cirebon ke Bandung sempat dengar pengamen menyanyikan lagu “Shalawat Badar”. Nah, sekalian saja kita bahas disini secara ringkas. Anda pasti akan takjub kalau menyadari isi dari Shalawat Badar itu. Sungguh, isinya tidak sesederhana alunan nada orang-orang yang menyanyikannya.

Saya tidak ingat secara lengkap bait-bait Shawalat Badar. Hanya tahu dua bait pertama saja. Kalau ada yang tahu lengkapnya, boleh diisampaikan. Berikut sebagian isi Shalawat Badar:

Bait pertama:

Shalatullah salamullah… ‘Ala Thaha Rasulillah.

Shalatullah salamullah… ‘Ala Yasin Habibillah.

Bait kedua:

Tawassalna bi bismillah… Wa bil hadi Rasulillah.

Wa kulli mujahidil lilla… Bi Ahli Badri ya Allah.

Disebut Shalawat Badar, karena di ujung bait itu ada kalimat Bi Ahli Badri ya Allah.

Selanjutnya, mari kita pahami maknanya:

Shalatullah salamullah… (semoga sentausa dan selamat dari Allah).

‘Ala Taha Rasulillah… (kepada “Taha” yaitu Rasulullah. Anda tahu darimana kata “Taha”? Taha adalah dari awal Surat Taha. Jadi huruf Taha disana diterjemahkan sebagai Rasulullah).

‘Ala Yasin Habibillah… (kepada “Yasin” yaitu kekasih Allah, yaitu Rasulullah. Yasin juga diambil dari awal Surat Yasin, dan ia diterjemahkan sebagai Rasulullah).

Tawassalna bi bismillah… (kami bertawasul dengan kalimat bismillah)

Wa bil hadi Rasulillah… (dan kami bertawasul dengan “sang hadi” [sang petunjuk] yaitu Rasulullah)

Wa kulli mujahidil lillah… (dan kami bertawasul dengan setiap Mujahidin di jalan Allah)

Bi Ahli Badri ya Allah… (Mujahidin di jalan Allah, dari kalangan peserta perang Badar ya Allah).

Jadi isi “Shalawat Badar” ini tidak sesuai dengan akidah tauhid. Tidak ada yang mengatakan bahwa “Taha” atau “Yasin” itu adalah Rasulullah Saw. Meskipun di kalangan kaum Muslimin, ada yang memberi anaknya nama Taha atau Yasin.

Kemudian tawasul dengan Nabi, tawasul dengan Mujahidin di jalan Allah, dengan peserta perang Badar, semua itu juga tidak boleh. Jangan mengadakan perantara di antara hamba dengan Allah. Hal itu termasuk kemusyrikan yang dilarang.

Tawasul boleh dengan cara meminta doa dari orang shalih, meminta didoakan oleh Ummat Islam, atau tawasul dengan amal-amal shalih yang pernah dilakukan. Untuk hal terakhir itu pernah dilakukan oleh 3 orang musafir yang terjebak dalam gua, lalu bisa keluar setelah tawasul dengan amal-amal mereka.

Saya sarankan, jangan lagi dikembangkan Shalawat Badar itu. Ia keliru dan tidak akan membawa berkah. Malah khawatir, kita akan mengalami banyak kesulitan dengan menyebarkan hal-hal yang keliru itu. Wallahu a’lam bisshawaab.

Anda Tahu Shalawat Badar?

Tinggalkan komentar