PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

”Seminar Pluralisme Agama di IAIN Surabaya”

Senin, 07 Mei 2007
Seminar ‘’Islam dan Pluralisme’’ yang dilaksanakan di kampus IAIN Surabaya perlu mendapat perhatian. Baca Catatan Akhir Pekan [Cap] Adian Husaini ke-193

Oleh: Adian Husaini

Situs http://hidayatullah.com/, 26 April 2007, melaporkan sebuah peristiwa penting yang terjadi di IAIN Surabaya. Peristiwa itu adalah sebuah seminar dengan tema ‘’Islam dan Pluralisme’’; bertempat di ruang sidang rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, pada Rabu, 25 April 2007. Hadir dalam acara tersebut empat nara sumber, yaitu Budhy Munawar-Rachman dari Universitas Paramadina (Program officer Islam and Civil Society The Asia Foundation), Dr. Masdar Hilmy, MA (dosen IAIN Surabaya) Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, MA (Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur) dan Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si (Purek II IAIN Surabaya).

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Seminar yang dihadiri sekitar 70 orang tersebut mendiskusikan urgensi pluralisme dalam situasi global saat ini, terutama dalam konteks ke-Indonesia-an yang multikultural. Dalam makalahnya, Budhy Munawar-Rachman, penulis buku “Islam Pluralis” menyatakan bahwa sekarang ini, pluralisme dan dialog antaragama menjadi agenda yang semakin penting untuk direalisasikan, terutama di kalangan ahli agama.

Menurut Budhy, seminar kali ini merupakan langkah awal selama satu semester ini. Puncaknya nanti akan digelar sebuah pertemuan mahasiswa IAIN, STAIN dan UIN di seluruh Indonesia yang akan membahas tentang pentingnya pluralisme di Indonesia, demikian pemaparan Budhy Munawar-Rachman dalam prolog penjelasannya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam makalahnya yang berjudul “Pluralisme dan Dialog Antar Agama Dalam Sejarah Islam” Budhy mengatakan, bahwa secara eksplisit, Al-Quran menegaskan bahwa Islam adalah penerus agama (millah) Ibrahim (QS 6 :161). Penegasan ini mengandung gagasan bahwa Islam tidak hanya mempunyai keterkaitan sejarah, tetapi juga titik-titik temu, dengan Yahudi dan Kristen yang berasal dari leluhur yang sama, yaitu millah Ibrahim.

Budhy memuji sikap mahasiswa IAIN dibandingkan mahasiswa kampus umum. Kata dia:

“IAIN jauh lebih progresif dan modernis di bandingkan dengan kampus-kampus umum yang cenderung konservatif dan emosional.” Pujian Budhy itu disambut tepuk tangan meriah para mahasiswa IAIN Surabaya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Pandangan Budhy terhadap QS 6:161 adalah aneh. Ayat Al-Quran itu menyebutkan, ”Katakanlah, sesungguhnya aku telah diberi petunjuk akan daku oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus. Agama yang teguh, agama Ibrahim yang hanif, dan tidaklah dia itu dari orang-orang musyrik.”

Dalam pandangan Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, yakni Islam, adalah kelanjutan dari millah Ibrahim, yang susbtansinya adalah tauhid. Karena itu, Judaisme (agama Yahudi) dan agama Kristen dipandang oleh Islam sebagai agama yang menyimpang dari agama Ibrahim, sebab Yahudi dan Kristen tidak bisa disebut agama Tauhid. Mereka tidak bisa memelihara agama tauhid karena mereka menolak untuk mengakui kenabian Muhammad saw. Karena itu, Al-Quran menegaskan, bahwa ”Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan buka (pula) Nasrani, tetapi dia adalah seorang hanif dan muslim, dan sekali-kali dia tidak termasuk golongan musyrik.” (QS 3:67).

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Para ulama pengkaji agama-agama dulu membagi agama ke dalam dua golongan: agama yang haq dan agama yang menyimpang. Al-Biruni (973-1051 M), misalnya, selama 9 tahun melakukan penelitian di India dan kemudian menulis satu kitab berjudul ”Kitab al-Hind”. Di sini, al-Biruni – yang juga dikenal sebagai pakar fisika, astronomi, matematika, dan sebagainya – menulis: ”Fainna maa ‘adaa al-haqq zaaigh.” (Bahwa selain agama yang haq (Islam) adalah agama yang menyimpang).

Selanjutnya, seperti diberitakan http://hidayatullah.com/, Dr. Masdar Hilmy banyak mengecam MUI yang telah mengeluarkan fatwa haramnya paham Pluralisme Agama. Dosen IAIN Surabaya lulusan Mellbourne University ini menulis makalah berjudul “Pluralisme Keberagamaan di Tengah Perebutan Kuasa”. Ia berpendapat bahwa keberadaan MUI yang disponsori pemerintah, sejatinya menjadi titik rawan bagi masuknya sikap-sikap intoleran terhadap perbedaan keyakinan dalam Islam.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Lebih lanjut dalam makalahnya juga dituliskan bawa pengharaman MUI terhadap pluralisme beberapa waktu lalu menyiratkan aroma perebutan kuasa dalam lanskap politik keagamaan. Sebagai solusinya dia menawarkan bahwa pemerintah mesti menjaga jarak dengan MUI dengan alasan demi tegaknya asas netralitas Negara sebagaimana yang telah diamanatkan oleh UUD 1945.

Masdar Hilmy juga nyatakan, bahwa pluralisme perlu dikemas lebih menarik lagi, sebab jika ditampilkan secara gamblang kemungkinan besar IAIN tidak akan laku lagi di Indonesia. ”Inilah yang mesti kita renungkan bersama untuk mewujudkan pluralisme yang sesungguhnya dalam ranah sosial masyarakat Indonesia,” imbau Masdar Hilmy, seperti diberitakan hidayatullah.com.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Peristiwa seminar ”Pluralisme Agama” di IAIN Surabaya itu perlu menjadi perhatian serius dari umat Islam Indonesia. Peristiwa ini tidak kalah pentingnya dari rencana kedatangan delegasi parlemen Israel dalam acara Inter Parliementary Union (IPU) di Bali, 2007, yang telah ditolak secara tegas oleh berbagai elemen umat Islam. Rencana Budhy Munawar Rachman dan kawan-kawan, sebagai orang penting di The Asia Foundation, untuk menggelar pertemuan mahasiswa IAIN/UIN/STAIN se-Indonesia dalam rangka mendukung paham Pluralisme Agama, adalah langkah yang sangat hebat dalam upaya legitimasi paham Pluralisme Agama di Indonesia.

Kaum Pluralis Agama memang sangat terpukul dengan keluarnya fatwa MUI, tahun 2005, yang mengharamkan paham Pluralisme Agama. Karena itu, bisa dipahami, jika dalam berbagai seminar, mereka tidak henti-hentinya mencaci maki MUI. Dan itu biasa dilakukan oleh sejumlah kalangan akademisi IAIN. Jika dalam seminar di IAIN Surabaya ini Dr. Masdar Hilmy mengecam MUI, maka kita juga pernah menyimak laporan utama di Jurnal Justisia Fakultas Syariah IAIN Semarang edisi 28 Th XIII/2005, yang memuat laporan utama berjudul ”Majelis Ulama Indonesia Bukan Wakil Tuhan.”

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam jurnal ini, misalnya, diturunkan wawancara dengan seorang staf Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), dengan judul ”MUI bisa Dijerat KUHP Provokator”. Ia membuat usulan untuk MUI: ”Jebloskan penjara saja dengan jeratan pasal 55 provokator, jelas hukumannya sampai 5 tahun.” Berikutnya, staf PBHI itu menyatakan, ”MUI kan hanya semacam menjual nama Tuhan saja. Dia seakan-akan mendapatkan legitimasi Tuhan untuk menyatakan sesuatu ini mudharat, sesuatu ini sesat. Padahal dia sendiri tidak mempunyai kewenangan seperti itu. Kalau persoalan agama, biarkan Tuhan yang menentukan.” Kita juga masih ingat, menyusul keluarnya fatwa tentang sekularisme, pluralisme agama, dan liberalisme, MUI dikatakan tolol, dan sebagainya.

Penyebaran paham Pluralisme Agama di Indonesia memang melibatkan pandanaan yang sangat besar. Inilah proyek yang sangat mudah untuk mengeruk uang dari lembaga-lembaga internasional Barat seperti The Asia Foundation, dan dari pemerintah AS sendiri. Dalam situsnya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada 4 Mei 2007, memuat halaman muka berjudul ”Dukungan terhadap Hak Asasi Manusia dan Demokrasi:  Catatan A.S. 2004 – 2005.”

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Ada baiknya kita simak laporan yang ditulis dalam website Kedubes AS di Jakarta yang berkaitan dengan Islam dan pluralisme agama berikut ini:

”Dalam usaha menjangkau masyarakat Muslim, Amerika Serikat mensponsori para pembicara dari lusinan pesantren, madrasah serta lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam, untuk bertukar pandangan tentang pluralisme, toleransi dan penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia. Kedutaan mengirimkan sejumlah pemimpin dari 80 pesantren ke Amerika Serikat untuk mengikuti suatu program tiga-minggu tentang pluralisme agama, pendidikan kewarganegaraan dan pembangunan pendidikan. Di samping itu, kedutaan juga mengirim 38 siswa dan enam guru ke Amerika Serikat selama 4 minggu untuk mengikuti suatu Program Kepemimpinan Pemuda Muslim, dan melalui Program Pertukaran dan Studi Pemuda (YES), lebih dari 60 siswa Muslim mengikuti program satu-tahun di sekolah-sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat. Wartawan dari kira-kira 10 agen media Islam berkunjung ke Amerika Serikat untuk melakukan perjalanan pelaporan. Di tingkat universitas, suatu hibah multi-tahun membantu untuk melakukan suatu program pendidikan kewarganegaraan di seluruh sistem Universitas Muhammadiyah. Bantuan lain yang terpisah membantu suatu lembaga studi Islam di Yogyakarta untuk melakukan pelatihan tentang Hak Asasi Manusia dan menyelenggarakan kursus-kursus yang meningkatkan toleransi. Bantuan juga diberikan kepada dua universitas Amerika Serikat untuk pelatihan dan pertukaran penanganan konflik, dan untuk mendirikan lima pusat mediasi di lembaga-lembaga Muslim.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam membantu jangkauan jangka panjang, lima American Corners dibuka di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Muslim di seluruh Indonesia. Amerika Serikat juga mendanai The Asia Foundation untuk mendirikan suatu pusat internasional dalam memajukan hubungan regional dan internasional di antara para intelektual dan aktivis Muslim progresif dalam mengangkat suatu wacana tingkat internasional tentang penafsiran Islam progresif. Amerika Serikat juga memberikan pendanaan kepada berbagai organisasi Muslim dan pesantren untuk mengangkat persamaan jender dan anak perempuan dengan memperkuat pengertian tentang nilai-nilai tersebut di antara para pemimpin perempuan masyarakat dan membantu demokratisasi serta kesadaran jender di pesantren melalui pemberdayaan pemimpin pesantren laki-laki dan perempuan. Mengembangkan suatu lingkungan dimana orang Indonesia dapat secara bebas menggunakan hak-hak sipil dan politik mereka adalah kritis bagi tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam memelihara pluralisme dan toleransi untuk menghadapi ekstrimisme.”

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Demikianlah petikan laporan Kedubes AS di Jakarta dalam mendukung paham-paham pluralisme agama di Indonesia. Dengan laporan itu, kita maklum, mengapa penyebaran paham Pluralisme Agama menjadi agenda penting banyak dosen IAIN. Disamping masalah pemahaman, bisa jadi, ini juga berkaitan dengan soal keuangan. Di sini ada proyek, di sini ada uang. Karena itulah, kampanye paham ini berlangsung mulus, dari kampus ke kampus. Kampus yang mau menerima program ini akan mendapatkan kucuran dana. Kampus yang menolak, tentu tidak akan mendapatkan apa-apa. Bahkan, akan dicap sebagai ’kolot’, ’ekstrim’, ’tidak progresif’, dan sebagainya, seperti yang dialamatkan kepada Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik. Di tengah kesulitan ekonomi yang melilit bangsa, kita bisa memahami, mengapa banyak kalangan akademisi IAIN yang tergiur dengan proyek-proyek pluralisme agama semacam ini. Gaji dosen sangatlah kecil. Sementara mereka sudah lulus doktor. Kadangkala rumah pun belum punya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Kemana lagi cari proyek? Salah satu yang mudah adalah masuk arus program penyebaran paham Pluralisme Agama. Semula bisa jadi karena terpaksa, atau sekedar ikut-ikutan. Lama-lama bisa tergantung, bahkan kecanduan. Tetapi, masalahnya bukan sekedar soal ekonomi. Masalah yang lebih mendasar adalah persoalan paham, persoalan iman.

Padahal, Pluralisme Agama adalah paham racun aqidah Islam yang sangat berbahaya. Bahkan, bagi semua agama, paham ini sudah ditentang habis-habisan.  Kita bisa mengambil contoh, bagaimana Vatikan menyikapi paham ini. Vatikan bersikap tegas terhadap paham Pluralisme Agama. Prof. Jacques Dupuis SJ, dosen di Gregorian University, Roma, pernah mengajarkan paham bahwa agama-agama – termasuk Kristen – masih dalam proses menuju kebenaran final. Ia menulis buku Toward a Christian theology  of Religious Pluralism. Gara-gara itu, akhirnya ia diskors oleh Paus sebagai dosen di Gregorian University. Dan pada 28 Januari 2000, Paus Yohanes Paulus II membuat pernyataan: “The Revelation of Jesus Christ is definitive and complete.” (Ajaran Jesus Kristus adalah sudah tetap dan komplit). Paus juga menyatakan, bahwa agama-agama selain Katolik, memiliki kekurangan. Dan hanya Gereja Katolik yang merupakan jalan keselamatan yang sempurna menuju Tuhan. Tahun 2000 itu juga, Paus Yohannes Paulus II mengeluarkan dekrit ‘Dominus Jesus’ yang secara tegas menolak paham Pluralisme Agama.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Jika Katolik saja bersikap tegas terhadap paham Pluralisme Agama, kita merasa aneh, mengapa pemerintah AS mendukung penyebaran paham syirik modern ini di kalangan Muslim. Kita sangat menyayangkan sikap pemerintah AS seperti itu. Mengapa uang mereka tidak digunakan saja untuk memperbaiki jalan-jalan di Indonesia yang rusak? Mengapa uang itu bukan digunakan untuk mengentaskan kemiskinan? Tetapi, mengapa uang itu justru dikucurkan untuk merusak Islam dan keimanan kaum Muslim, melalui penyebaran paham Pluralisme Agama? Tentu saja itu hak pemerintah AS. Hanya saja, yang lebih kita sesalkan adalah, mengapa ada saja kalangan akademisi IAIN dan sejenisnya yang mau-maunya dijadikan alat untuk merusak agama mereka sendiri. Kita hanya berdoa, mudah-mudahan kita tidak termasuk dari bagian mereka. Amin. [Depok, 4 Mei 2007/http://hidayatullah.com/]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta Fm dan http://hidayatullah.com/

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

”Nasib Studi Islam di Perguruan Tinggi”

Minggu, 29 April 2007
Kampus-kampus Islam harusnya berpijak kepada keilmuan Islam dan menjadi yang terbaik. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-191

Oleh: Adian Husaini

Pada hari-hari ini, seperti biasa menyongsong tahun ajaran baru, banyak orang tua dan juga siswa yang sibuk bertanya, kemana akan melanjutkan kuliah? Banyak kampus sudah memasang iklan di media massa,  mempromosikan program studi di kampus masing-masing.

Seperti biasa, program studi Islam di berbagai perguruan tinggi Islam pun mulai menyiapkan diri untuk menggaet dan menerima mahasiswa baru. Menteri Agama RI belum lama ini menyampaikan, bahwa untuk saat ini, perubahan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) distop dulu. Sekarang,  hanya ada  UIN di seluruh Indonesia.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Menteri Agama khawatir, pembukaan UIN akan semakin meminggirkan program studi Islam di kampus tersebut, sebagaimana yang terjadi selama ini. Sebab, bukan rahasia lagi, para mahasiswa  dan orang tuanya, lebih banyak yang berminat memasuki program-program studi umum yang dibayangkan akan lebih menjamin masa depan.

Di sejumlah universitas Islam, orang tua rela membayar uang masuk ratusan juta rupiah, agar anaknya bisa diterima di Fakultas Kedokteran. Sementara, sangat sedikit yang berminat masuk ke fakultas/jurusan Tarbiyah, Ushuluddin, Syariah, atau Dakwah, meskipun biaya pendidikan di situ sangat murah dan bahkan ada yang digratiskan. Tentu tidak sulit memahami masalah ini. Kuliyah di kedokteran dianggap lebih menjamin masa depan, lebih bergengsi, dibandingkan kuliah di fakultas dakwah.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Kondisi seperti ini berlangsung sejak dulu. Apa yang terjadi kemudian adalah fakta bahwa banyak yang mengambil program studi Islam adalah anak-anak yang kondisi intelektual dan ekonominya pas-pasan. Banyak yang tidak terlalu bersemangat untuk mengambil studi Islam. Ini sering dikeluhkan oleh berbagai praktisi  pendidikan Islam. Anak-anak pinter di SMA hampir tidak ada yang bercita-cita menjadi guru agama, meskipun meraka adalah para aktivis Islam di sekolahnya, atau meskipun orang tuanya adalah tokoh agama. Ringkasnya, hingga kini, studi Islam masih belum menarik minat banyak mahasiswa dan orang tua yang dikaruniai kelebihan akal dan harta.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Masalah ini sudah berlangsung berpuluh tahun dan belum banyak berubah. Tidak bisa tidak, umat Islam harus memikirkan masalah ini dengan serius dan mencarikan jalan keluarnya. Dalam iklim materialisme yang mendominasi masyarakat, memang tidak mudah untuk menawarkan program studi Islam yang menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan orientasi akhirat. Pondok Pesantren yang dulu hanya mengandalkan pendidikan agama ‘non-ijazah negeri’ – untuk menjaga keikhlasan dalam menuntut ilmu – mulai banyak yang berkompromi dengan kurikulum sekolah negeri agar bisa mendapatkan ijazah. Sebab, ijazah itulah yang dibutuhkan untuk mencari kerja.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Untuk membenani masalah ini, mau tidak mau, harus dimulai dari kampus Islam itu sendiri. Kampus Islam harus berbenah diri, meningkatkan kualitasnya, dan serius dalam menyelenggarakan program studi Islam.

Tidak boleh ada yang asal-asalan membuat program studi Islam, apalagi melakukan jual beli gelar. Kampus Islam harus berpijak kepada keilmuan Islam dan menerapkannya dalam kurikulum dan sistem pendidikannya. Program studi Islam haruslah menjadi yang terbaik. Para dosennya seharusnya merupakan dosen-dosen terbaik dan bersungguh-sungguh dalam mengajar. Tentu saja, kampus itu harus menyediakan imbalan yang memadai untuk dosen yang baik.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Di berbagai kampus Islam, masih ada yang honor dosennya sekitar Rp 40 ribu sekali datang, atau yang lebih rendah dari itu. Jumlah itu pun masih dipotong transport. Dengan honor seperti itu, tentulah sulit bagi dosen untuk menekuni bidangnya, membeli buku-buku yang diperlukan, dan membuat makalah-makalah yang berkualitas. Alasan yang diberikan, honor kecil,  karena memang SPP murah dan jumlah mahasiswa sedikit. SPP murah, karena minat untuk belajar Islam kurang.

Jadilah semacam lingkaran setan.  Bagaimana memotong lingkaran ini? Caranya, pertama, umat Islam harus turun tangan.

Orang-orang yang berkelebihan rizki perlu menginfakkanhartanya untuk membantu kesejahteraan guru dan dosen.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Mereka perlu disadarkan, bahwa masalah studi Islam adalah masalah mendasar yang harus ditangani dengan baik. Pendidikan Islam di perguruan tinggi  harus menjadi prioritas pembenahan umat, sebab dari kampus inilah diharapkan lahir sarjana, cendekiawan, atau ulama yang diharapkan akan menjadi ‘bintang’ bagi masyarakatnya. Kedua, anak-anak Muslim yang memiliki kecerdasan tinggi perlu didorong untuk mengambil program studi Islam. Jika mereka sudah mengambil program-program studi ilmu-ilmu umum, maka mereka juga perlu mengambil kuliah dalam studi Islam, sehingga mereka menguasai ilmu-ilmu keagamaan dengan baik, sebagaimana program profesi mereka.

Dalam kaitan inilah, seyogyanya, kampus-kampus umum sudah harus mulai berbenah diri untuk membuka program studi Islam. Saat ini kampus-kampus umum mulai berlomba-lomba membuka program studi Ekonomi Syariah.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tetapi, motivasi yang dipromosikan adalah, bahwa alumni program studi itu akan mudah untuk mencari kerja di luar, karena kini banyak insitusi ekonomi yang membuka layanan syariah. Sebuah perguruan tinggi terkenal di Jakarta yang menyelenggarakan program studi Islam dan Ekonomi Syariah membuat brosur yang menyebutkan, bahwa “sebagian besar alumninya telah terserap di beberapa instansi baik pemerintah maupun swasta.”

Tentu saja, ini hal yang baik. Tetapi, jika niat sudah keliru – mencari ilmu bukan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah – maka bukan tidak mungkin, akan terjadi penyimpangan dalam aplikasinya di lapangan nanti.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Ekonomi syariah adalah manifestasi dari pelaksanaan aqidah Islam, dan program ekonomi syariah harus dilandasi dengan semangat iman dan kecintaan kepada syariah; bukan karena di situ ada keuntungan materi yang besar untuk mengeruk keuntungan. Jika motivasi ini yang digunakan, maka tidak ada bedanya dengan kaum kapitalis yang saat ini juga berlomba-lomba menjalankan ekonomi syariah karena di situ ada keuntungan materi, seperti yang dilakukan sejumlah bank asing dan negara seperti Singapura.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Jika satu kampus dibuat untuk sekedar mencetak para pekerja yang akan mengisi pos-pos kerja, maka kampus telah berfungsi sebagai satu industri. Padahal, pendidikan dalam Islam adalah satu upaya pembentukan manusia yang beradab yang menguasai ilmu-ilmu fardhu ain dengan baik dan memiliki satu keahlian untuk bekerja. Manusia yang beradab inilah tujuan yang utama dari pendidikan Islam. Kampus-kampus Islam yang utama dan pertama haruslah menekankan masalah ini. Dari mana hal ini dimulai? Tentu harus dimulai dari pimpinan dan dosen-dosen di kampus.  Adalah sangat sulit kita berharap akan lahir sarjana yang beradab, jika dosennya sendiri tidak beradab. Akan sulit melahirkan sarjana yang mencintai ilmu dan kebenaran jika dosen-dosennya sendiri tidak memiliki tradisi ilmu yang baik dan tidak peduli dengan soal benar dan salah.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Pada Senin, 16 April 2007 lalu, saya mengisi workshop dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, yang diikuti para mahasiswa fakultas tersebut. Kepada para mahasiswa yang hadir, saya menyampaikan pentingnya ada gerakan dakwah yang serius yang dimulai dari kampus itu sendiri. Sebelum terjun melakukan dakwah di masyarakat, sudah seyogyanya, para mahasiswa berdakwah ke dalam kampusnya sendiri. Para mahasiswa tidak boleh berdiam diri terhadap segala kemunkaran yang terjadi di dalam kampus, termasuk dan terutama adalah kemunkaran dalam bidang keilmuan. Adalah aneh, jika segala bentuk kemunkaran keilmuan yang merusak Islam dibiarkan berkembang atas nama kebebasan ilmiah dan kebebasan berpendapat.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Saya baru saja menerima kiriman Jurnal JUSTISIA Fakultas Syariah IAIN Semarang edisi 25 tahun XI 2004. Sampul jurnal ini memuat tulisan yang membuat mata membelalak: “Indahnya Kawin Sesama Jenis”, dengan latar belakang gambar orang-orang gay sedang berpose.

Lama saya cermati sampul jurnal terbitan Fakultas Syariah IAIN Semarang ini? Apakah ini bukan hal yang luar biasa? Mengapa pimpinan  kampus tenang-tenang saja?  Isi artikel jurnal ini sudah diterbitkan dalam sebuah dengan judul yang sama dengan judul sampul jurnal tersebut. Saya bertanya kepada dosen di salah satu kampus di Semarang, apakah penerbitan jurnal dan buku itu tidak menjadi isu besar di Semarang? Dijawab, bahwa hal itu dianggap sebagai bagian dari kebebasan ilmiah.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Seperti pernah kita bahas dalam salah satu CAP, dalam buku yang wajah sampulnya sama dengan  wajah sampul Jurnal Justisia edisi tersebut, ditutup dengan satu Catatan Penutup berjudul: “Homoseksualitas dan Pernikahan Gay: Suara dari IAIN”. Di bagian inilah ditulis pengantar redaksi Jurnal Justisia yang menyatakan: “Hanya orang primitif saja yang melihat perkawinan sejenis sebagai sesuatu yang abnormal dan berbahaya. Bagi kami, tiada alasan yang kuat bagi siapa pun dengan dalih apa pun untuk melarang perkawinan sejenis. Sebab, Tuhan pun sudah maklum, bahwa proyeknya menciptakan manusia sudah berhasil bahkan kebablasan.”

Kita patut merenungkan, apakah ungkapan seperti ini juga merupakan bagian dari kebebasan ilmiah yang dikembangkan di kampus tersebut?

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Kepada para mahasiswa dan beberapa dosen di Fakultas Dakwah UIN Jakarta, saya secara terbuka menyampaikan harapan, bahwa sebagai orang yang berada di lapangan dakwah, saya sangat prihatin dengan aktivitas sejumlah dosen UIN Jakarta yang tak henti-hentinya menyebarkan paham Pluralisme Agama dan bahkan ada yang menjadi penghulu swasta sejumlah perkawinan beda agama. Apakah hal-hal seperti itu juga dikatakan bagian dari kebebasan ilmiah? Meskipun yang melakukan itu hanya beberapa gelintir dosen, tetapi karena mereka menyebut dirinya sebagai dosen di perguruan tinggi tertentu, maka secara otomatis institusi itu juga terbawa-bawa.

Apalagi, mereka memang sengaja membawa-bawa nama kampus mereka dalam beraktivitas. Kita berharap, pimpinan kampus itu melakukan tindakan pro-aktif untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Sudah saatnya, pimpinan kampus dan para dosen di kampus Islam mulai bersungguh-sungguh membangun kinerja dan citra kampus yang benar-benar Islami. Dari situlah kita berharap, para siswa yang cerdas akan tertarik dan bangga sebagai mahasiswa dalam program studi Islam. Mereka tidak akan merasa rendah diri sebagai mahasiswa program studi Islam. Itu semua hanya mungkin dilakukan jika tradisi ilmu dalam Islam diterapkan dengan baik, baik oleh dosen maupun oleh mahasiswa.

Disamping UIN/IAIN/STAIN, kita saat ini juga berharap pada sejumlah lembaga pendidikan Islam yang sudah bertahun-tahun menyelenggarakan studi Islam pada tingkat Perguruan Tinggi, kampus-kampus Islam seperti; Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor Ponorogo, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Sekolah Tinggi Agama Islam Lukmanul Hakim Hidayatullah Surabaya, dan sebagainya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Kampus-kampus Islam tersebut sekarang sedang secara serius melakukan pembenahan dan peningkatan kualitas mutu dosen dan mahasiswanya. Berdasarkan dialog dengan pimpinan lembaga-lembaga pendidikan tinggi tersebut, mereka memiliki semangat dan kesungguhan untuk memperbaiki kampusnya masing-masing. STID Mohammad Natsir, misalnya, disamping memberikan beasiswa untuk para calon dai, juga mulai menerapkan standar pengajaran dalam bahasa Arab.

Para tokoh Islam perlu benar-benar memahami, bahwa bidang Studi Islam di Perguruan Tinggi, saat ini sedang menjadi ajang perebutan besar antara Islam dengan Barat. Semakin berjubelnya alumni studi Islam dari Barat di kampus-kampus Islam saat ini, suka atau tidak suka, telah membawa dampak besar terhadap kurikulum dan corak pemikiran Islam di perguruan tinggi dan di masyarakat. Pengaruh itu pun kini sudah mulai terasa sangat kuat di institusi-institusi keagamaan, baik swasta maupun pemerintah. Sekitar lima tahun lagi, jika tidak ada arus tandingan, maka pengaruh itu akan merembet ke masjid-masjid atau majlis-majlis taklim. Jika kampus Islam tertentu

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

merelakan dirinya menjadi satelit dari pemikiran dan peradaban Barat, maka yang rugi adalah kampus itu sendiri, sebab masyarakat Muslim yang sadar akan agamanya, akan enggan menengok kampus itu dan enggan bekerjasama dengan alumni-alumni kampus tersebut.

Inilah tantangan dakwah besar dalam bidang pendidikan tinggi Islam yang harus segera dijawab oleh umat Islam Indonesia. Kita tidak hanya butuh sarjana komputer Muslim yang handal atau  dokter Muslim yang handal, tetapi juga dosen agama Islam yang handal, guru agama Islam yang handal, khatib Jumat yang handal, wartawan Muslim yang handal, mubalig yang handal, dan sebagainya. Semua itu memerlukan tenaga pengajar yang handal dan mahasiswa yang berkualitas. Tetapi, semua harus dilandasi dengan kerja keras dan keikhlasan.

Insyaallah, kita belum terlambat untuk berbuat!. [Depok, 27 April 2007/www.hidayatullah.com

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com/

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

”Puisi Hamka untuk NATSIR ”

Senin, 23 April 2007
Hussein Umar berpulang. ”Kita kehilangan seorang pejuang yang istiqamah,” kata Prof. Didin Hafidhudin. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-191
[Pesan Terakhir Hussein Umar]

Oleh: Adian Husaini

Kamis, 19 April 2007, umat Islam Indonesia kehilangan seorang pejuang Islam yang tangguh, Hussein Umar. Dia adalah ketua umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia. Sebuah SMS belasungkawa yang masuk ke HP saya menyatakan, ”singa podium” itu telah pergi meninggalkan kita.” Ya, memang julukan itu sangat tepat. Hussein Umar adalah seorang orator ulung. Tapi, dia bukan ’dai artis’, yang hanya bicara dakwah dan perjuangan di atas panggung. Seluruh waktu, pikiran, dan hidupnya dicurahkan untuk dakwah.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Bang Hussein – panggilan akrab Hussein Umar – memang pengagum para tokoh Masyumi. Salah satunya, Prof. Kasman Singodimedjo, seorang yang jika berpidato adalah laksana singa (Singo di Medjo). Hussein Umar sering mengungkap cerita kegigihan dan keberanian Kasman. Ketika Kasman dalam tahanan Orde Lama dan dipaksa untuk membuat pengakuan yang tidak dilakukannya, Kasman justru menantang petugas itu untuk menembaknya. Ketika dihadapkan padanya seorang perwira yang membuat cerita palsu tentang dirinya, Kasman justru membentak perwira itu dan menyatakan, ”Taubat kamu!” Perwira itu pun gemetar dibentak Kasman dan mengaku dia dipaksa untuk membuat cerita palsu.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Cerita lain seputar Kasman, salah satu tokoh idola Hussein Umar. Suatu saat Kasman berkunjung ke daerah pedalaman. Ketika mobil harus menyeberangi sungai di atas satu jembatan yang rapuh, pengantarnya meminta Kasman turun dan membiarkan sopir itu membawa mobilnya sendiri. Kasman marah dengan tindakan yang mau selamat sendiri itu dan membiarkan orang kecil celaka. Dia meminta semua naik mobil bersama-sama, selamat bersama, dan celaka pun harus bersama-sama. Tidak pandang orang berpangkat atau orang biasa. Sampai-sampai Kasman membentak, ”Syahadat ulang kamu!”

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Hussein Umar menceritakan semua kisah itu dalam berbagai kesempatan, mengajak generasi berikutnya untuk meneladani kisah-kisah teladan para pejuang terdahulu. Maka, ketika saya berkunjung ke rumahnya, Rabu (18/4/2007) pagi – sekitar dua jam sebelum beliau di bawa ke rumah sakit – Bang Hussein juga menceritakan berbagai kisah teladan para tokoh Masyumi dalam dakwah. Salah satu yang saat itu ditekankan kepada saya adalah puisi Hamka yang ditulis untuk Natsir, saat berlangsungnya Sidang Konstituante tahun 1957.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Ketika itu, Bang Hussein bertanya kepada saya,”Sudah baca puisi Hamka yang ditulis untuk Pak Natsir dalam sidang Konstituante?” Saya jawab, ”Belum!” Ia lalu berdiri, masuk ke dalam kamar dan mengambil sebuah buku berjudul ”Islam Sebagai Dasar Negara”, karya Moh. Natsir, terbitan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia. Bang Hussein memang kami kenal sebagai orang yang rajin dan telaten dalam mengkoleksi data-data yang penting.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

”Ini bacalah!,” ujarnya menunjuk pada puisi Hamka yang tertera dalam bagian depan buku ”Islam sebagai Dasar Negara”. Saya pun terpana membaca puisi tersebut, kata demi kata, baris demi baris. Inilah puisi gubahan Hamka yang diberi judul ”Kepada Saudaraku M. Natsir”. Puisi ini ditulis Hamka di Ruang Sidang Konstituante pada 13 November 1957, setelah mendengar pidato Moh. Natsir di Majlis Konstituante:

Meskipun bersilang keris di leher

Berkilat pedang di hadapan matamu

Namun yang benar kau sebut juga benar

Cita Muhammad biarlah lahir

Bongkar apinya sampai bertemu

Hidangkan di atas persada nusa

Jibril berdiri sebelah kananmu

Mikail berdiri sebelah kiri

Lindungan Ilahi memberimu tenaga

Suka dan duka kita hadapi

Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu

Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi

Ini berjuta kawan sepaham

Hidup dan mati bersama-sama

Untuk menuntut Ridha Ilahi

Dan aku pun masukkan

Dalam daftarmu …….!

Dalam kondisi tubuh yang lemah, tapi dengan suara yang bergetar, Bang Hussein mengucapkan dua baris terakhir puisi Hamka: Dan aku pun masukkan, dalam Daftarmu…!

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Pidato Natsir dalam Sidang Konstituante tersebut memang luar biasa. Sebagai seorang ulama dan sastrawan, Hamka pun terpana dengan pidato Natsir itu, sampai menuliskan sebuah puisi khusus untuk Natsir. Ketika itulah, Natsir mengupas tuntas kelemahan sekularisme, yang dia katakan sebagai paham tanpa agama, atau la diiniyah. Sekularisme, kata Natsir, adalah suatu cara hidup yang mengandung paham, tujuan, dan sikap hanya di dalam batas keduniaan. ”Seorang sekularis tidak mengakui adanya wahyu sebagai salah satu sumber kepercayaan dan pengatahuan. Ia menganggap bahwa kepercayaan dan nilai-nilai itu ditimbulkan oleh sejarah ataupun oleh bekas-bekas kehewanan manusia semata-mata dan dipusatkan kepada kebahagiaan manusia dalam kehidupan sekarang ini belaka,” ujar Natsir.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Natsir dengan tegas menawarkan kepada Sidang Konstituante agar menjadikan Islam sebagai dasar negara RI. Kata Natsir, ”Jika dibandingkan dengan sekularisme yang sebaik-baiknya pun, maka adalah agama masih lebih dalam dan lebih dapat diterima oleh akal. Setinggi-tinggi tujuan hidup bagi masyarakat dan perseorangan yang dapat diberikan oleh sekularisme, tidak melebihi konsep dari apa yang disebut humanity (perikemanusiaan). Yang menjadi soal adalah pertanyaan, ”Dimana sumber perikemanusiaan itu?”

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tokoh-tokoh Masyumi – yang kemudian mendirikan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia – adalah para pejuang Islam yang gigih dalam mengajukan konsep-konsep Islam, secara ilmiah dan argumentatif. Tetapi, mereka juga konsisten dalam memegang teguh aturan main secara konstitusional. Ketika perjuangan melalui jalur partai politik terganjal, para tokoh Masyumi pun menempuh jalur dakwah di masyarakat, masjid, pesantren, dan perguruan tinggi. Istilah mereka, dakwah adalah laksana air yang mengalir, tidak boleh berhenti, dan tidak bisa dibendung.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Rabu (18/4/2007) sekitar pukul 06.00 hari itu saya tidak bermaksud menjumpai Bang Hussein Umar. Ketika itu, saya sedang meluncur menuju satu tempat di Tanah Abang, Jakarta, menemui seorang teman dari Kuala Lumpur. Tapi, entah kenapa, berulang kali HP-nya gagal saya hubungi. Maka, di luar rencana semula, saya segera mengalihkan tujuan. Saya menelepon Bang Hussein Umar – panggilan akrab Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII). Sudah berbulan-bulan, sejak beliau menjalani operasi jantung di Kuala Lumpur, saya tidak berbincang dengan Bang Hussein. ”Ya Adian, saya sudah kangen juga,” ujarnya dari ujung telepon, sangat hangat, menyambut telepon saya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Ketika saya datang, Bang Hussein sudah siap menyambut. Disiapkannya dua potong roti bakar untuk saya. Menyusul kemudian segelas minuman coklat hangat. Tapi, ada yang tidak biasa dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kondisinya terlihat lelah. Ia tampak sedikit menggigil. Sebuah jaket hitam dikenakannya. ”Saya merasa dingin sekali, tidak seperti biasanya,” ujarnya. Berulang kali ia harus keluar masuk, mengeluarkan dahak batuknya. Akhirnya, diambilnya sebuah plastik untuk menampung dahaknya. Namun, semua itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus berbincang tentang berbagai masalah dakwah dan kenegaraan.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Sosok Hussein Umar adalah sosok dai dan politisi Muslim yang melanjutkan tradisi perjuangan para pendahulunya. ”Beliau bukan manusia biasa. Kita kehilangan seorang pejuang yang istiqamah. Kita semua menjadi saksi,” kata Prof. Didin Hafidhudin, mengantar kepergian Bang Hussein. Semua orang yang mengenal dekat Hussein Umar akan memiliki pendapat yang sama. Dua puluh tahun lalu, ketika saya masih aktif di lembaga kemahasiswaan Islam, Hussein Umar sudah saya kenal dengan materi khasnya, ”problematika umat”. Hingga kini, apa yang diperjuangkannya pun tidak bergesar. Hussein Umar tetap istiqamah dalam rel dakwah yang sama. Dia tidak pindah rel dan pindah jalur. Meskipun aktif dalam belasan lembaga dakwah, sosial, atau politik, Hussein Umar tetap membawa program ”tegakkan syariat Islam di bumi Indonesia!”

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Selain mengingatkan perlunya istiqamah dalam dakwah, dalam perbincangan Rabu pagi di rumahnya itu, Bang Hussein juga mengingatkan agar para aktivis dakwah jangan sampai melupakan jasa-jasa para pejuang Islam Indonesia masa lalu. ”Karena jasa-jasa mereka, kita bisa menikmati situasi di Indonesia saat ini,” ujarnya. Ia pun berpesan, agar dalam dakwah tidak muncul sikap tergesa-gesa ingin menikmati hasil. ”Semua perlu proses dan kesabaran. Jangan kita bisa dijebak lagi, karena ingin cepat-cepat menuai hasil, lalu masuk dalam skenario yang justru akan menghancurkan gerakan dakwah,” nasehatnya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Rabu pagi itu, saya sempat meminta Bang Hussein untuk bersedia ditulis biografinya. Judulnya pun sudah kami sepakati, yaitu ”Meluruskan Sejarah”. Beliau adalah seorang pelaku sejarah yang sangat penting untuk kita gali pengalamannya. Salah satu keprihatinan yang sempat diungkapkannya adalah adanya upaya pemutarbalikan sejarah G-30S/PKI yang menghilangkan peran umat Islam. Setelah itu, di Dewan Da’wah pun saya mengajak sejumlah teman untuk menulis birografinya.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Biasanya jika berkunjung ke rumah Bang Hussein, selepas shalat subuh, kami berbincang selama berjam-jam. Beliau adalah guru yang sangat kaya pengalaman dan memiliki ruh dakwah yang tidak pernah padam. Tapi, melihat tubuhnya yang melemah dan menggigil dengan batuk yang tiada henti, saya pun segera berpamitan. ”Saya juga mau istirahat,” ujarnya. Maka, kami pun berpisah. Beliau mengantarkan saya sampai keluar pintu pagar dan menutup pagarnya sendiri.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Rupanya, itulah perjumpaan saya terakhir dengan Bang Hussein. Menurut cerita putranya, sekitar dua jam setelah saya meninggalkan rumahnya, beliau harus dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya memburuk. Padahal, operasi jantungnya di Kuala Lumpur berlangsung lancar. Beliau pun sudah mulai berkantor, seminar, khutbah, dan sebagainya. Tapi, Allah menghendaki lain. Allah mengabulkan keinginan Bang Hussein untuk menghadap-Nya dalam kondisi aktif dalam dakwah. Beliau tidak ingin pensiun dari dakwah.

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dan keesokan harinya, Kamis (19/4/2007), selepas shalat subuh, sebuah kabar duka saya terima, Bang Hussein telah tiada jam 04.00 pagi. Segera saya meluncur ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, saya lihat tubuh Bang Hussein terbujur, dengan wajah yang sangat teduh dan tenang. Selamat jalan Bang Hussein! Doa kami menyertaimu. Kami akan melanjutkan perjuanganmu.

Seperti ujung puisi Hamka untuk Natsir: ”Dankami pun masukkan; Dalam Daftarmu!” Allahumma ighfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. [Jakarta, 20 April 2007/ http://www.hidayatullah.com/%5D

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com/

=========================================
PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAM – KOLEKSI PUISI KLASIK, KUNO, KONTEMPORER, MODERN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Satu Tanggapan

  1. bagi yg ingin menambah teman fb, curhat, konsultasi masalah agama, membaca status2 islami, silahkan add FB:

    dameyra@yahoo.com

    yani-imout@hotmail.com ,

    assalafy.abdullah@yahoo.co.id ,

    arios6home@gmail.com ,

    iz_chech@yahoo.com ,

    bagas_rara@yahoo.co.id ,

    ainuamri2@gmail.com ,

    dameyra@yahoo.com

    eone_cakep50@yahoo.com

    ===============================

    http://www.google.com

    http://www.google.co.id

    http://www.ainuamri.wordpress.com

    http://www.ainuamri.blogspot.com

    http://www.yahoo.com

    http://www.yahoo.co.id

    Jika Engkau ditanya “Dimana Allah?” Maka jawablah ” Allah berada di atas langit, di atas ‘Arasy, di atas seluruh makhluk-Nya, dan ilmu-Nya menjangkau semua tempat ” karena itulah Jawaban yang tepat dan sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

Tinggalkan komentar