PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

”Peringatan 62 Tahun Piagam Jakarta”

Senin, 25 Juni 2006
Hingga saat ini, banyak pihak berusaha menutup-nutupi sejarah ”Piagam Jakarta”. Ada apa sebenarnya? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-200
Oleh: Adian Husaini

Pada Hari Kamis, 21 Juni 2007, Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) menyelenggarakan sebuah acara penting, yakni peluncuran buku berjudul ”Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah”, karya cendekiawan Muslim Ridwan Saidi. Melalui buku ini, Ridwan Saidi membuktikan, bahwa Piagam Jakarta bukan hanya merupakan produk sejarah, tetapi juga sekaligus produk hukum.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Ridwan Saidi menegaskan, bahwa ”Piagam Jakarta masih berlaku sampai sekarang. Artinya syariat Islam secara legal memang berlaku di Indonesia”. Lebih jauh, ketika saya hubungi, sesaat menjelang acara bedah bukunya di Jakarta, Ridwan mengharapkan agar pemerintah dan DPR seharusnya meninjau kembali semua produk hukum dan perundang-undangan di Indonesia yang tidak mengacu kepada Piagam Jakarta. Piagam Jakarta adalah produk hukum yang secara resmi dikembalikan posisinya oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit 5 Juli 1959. Dokumen ini tercantum dalam Keppres Nomor 150 tahun 1959 dan Lembaran Negara Nomor 75/1959.

Ridwan Saidi memang dikenal sebagai cendekiawan dan budayawan kawakan yang rajin menghimpun arsip-arsip sejarah. Dia juga merupakan seorang penulis yang piawai. Penguasaannya tentang sejarah Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Saya mengenal sosok Ridwan Saidi pada tahun 1970-an, saat duduk di bangku SMP. Ketika itu, Ridwan menggunakan nama pena ’Abu Jihan’ dalam kolom-kolomnya di Majalah Panji Masyarakat. Sejak tahun 1990-an, publik di Indonesia mengenal Ridwan Saidi sebagai pengkritik keras gagasan pembaruan Islam Nurcholish Madjid.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Tahun lalu, pada hari Kamis, 22 Juni 2006, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia juga menyelenggarakan peringatan Piagam Jakarta yang ke-61. Dalam seminar tersebut, saya juga menyampaikan data-data sejarah bahwa sebenarnya perjuangan para pejuang Islam terdahulu dalam upaya menegakkan Islam tidaklah gagal. Meskipun secara verbatim, tujuh kata dalam Piagam Jakarta telah dihapuskan, tetapi hal itu dikembalikan lagi dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dalam dekrit tersebut, Presiden Soekarno dengan tegas menyatakan: “Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut.”

Dalam Catatan Akhir Pekan ke-151, kita sudah membahas masalah ini. Dr. Roeslan Abdulgani, tokoh utama PNI, selaku Wakil Ketua DPA dan Ketua Pembina Jiwa Revolusi, menulis: “Tegas-tegas di dalam Dekrit ini ditempatkan secara wajar dan secara histories-jujur posisi dan fungsi Jakarta Charter tersebut dalam hubungannya dengan UUD Proklamasi dan Revolusi kita yakni: Jakarta Charter sebagai menjiwai UUD ’45 dan Jakarta Charter sebagai merupakan rangkaian kesatuan dengan UUD ’45.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam acara Peringatan 18 tahun Piagam Jakarta, KH Saifuddin Zuhri, tokoh NU dan selaku Menteri Agama, mengatakan:

“Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka hapuslah segala selisih dan sengketa mengenai kedudukan yang legal daripada Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam yang jadi pengobar dan bebuka Revolusi Nasional kita itu tegas-tegas mempunyai kedudukan dan peranan ketatanegaraan kita sebagai yang menjiwai UUD dan merupakan rangkaian kesatuan dengannya dengan sendirinya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap setiap perundang-undangan Negara dan kehidupan ideologi seluruh bangsa.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam pidatonya pada hari peringatan Piagam Jakarta tanggal 29 Juni 1968 di Gedung Pola Jakarta, KHM Dahlan, tokoh NU, yang juga Menteri Agama pengganti KH Saifuddin Zuhri, mengatakan:

“Bahwa diatas segala-galanya, memang syariat Islam di Indonesia telah berabad-abad dilaksanakan secra konsekuen oleh rakyat Indonesia, sehingga ia bukan hanya sumber hukum, malahan ia telah menjadi kenyataan, di dalam kehidupan rakyat Indonesia sehari-hari yang telah menjadi adat yang mendarah daging. Hanya pemerintah colonial Belandalah yang tidak mau menformilkan segala hukum yang berlaku di kalangan rakyat kita itu, walaupun ia telah menjadi ikatan-ikatan hukum dalam kehidupan mereka sehari-hari.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Meskipun Piagam Jakarta adalah bagian yang sah dan tidak terpisahkan dari UUD 1945, tetapi dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, memang senantiasa ada usaha keras untuk menutup-nutupi hal ini. Di zaman Orde Lama, sebelum G-30S/PKI, kalangan komunis sangat aktif dalam upaya memanipulasi kedudukan Piagam Jakarta. Ajip Rosidi, sastrawan terkenal menulis dalam buku, Beberapa Masalah Umat Islam Indonesia (1970):

“Pada zaman pra-Gestapu, PKI beserta antek-anteknyalah yang paling takut kalau mendengar perkataan Piagam Jakarta… Tetapi agaknya ketakutan akan Piagam Jakarta, terutama ke-7 patah kata itu bukan hanya monopoli PKI dan antek-anteknya saja. Sekatang pun setelah PKI beserta antek-anteknya dinyatakan bubar, masih ada kita dengar tanggapan yang aneh terhadapnya.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Jadi, meskipun secara verbal terhapus dari naskah Pembukaan UUD 1945, tetapi kedudukan Piagam Jakarta sangatlah jelas, sebagaimana ditegaskan dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Di zaman Soekarno, Piagam Jakarta juga diakui sebagai sumber hukum yang hidup. Sejumlah peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan setelah tahun 1959 merujuk atau menjadikan Piagam Jakarta sebagai konsideran. Sebagai contoh, penjelasan atas Penpres 1/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, dibuka dengan ungkapan: “Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang menetapkan Undang-undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia ia telah menyatakan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam Peraturan Presiden No 11 tahun 1960 tentang Pembentukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), juga dicantumkan pertimbangan pertama: “bahwa sesuai dengan Piagam Djakarta tertanggal 22 Djuni 1945, yang mendjiwai Undang-undang Dasar 1945 dan merupakan rangkaian kesatuan dengan Konstitusi tersebut…”.

Perlu dicatat, bahwa sejak 1945, meskipun Piagam Jakarta dihapuskan, tetapi umat Islam juga mendapatkan konsesi pendirian Departemen Agama. Dalam rapat PPKI tanggal 19 Agustus 1945, usulan pembentukan Departemen Agama ditolak oleh Latuharhary dan kalangan nasionalis sekular. Namun, akhirnya Soekarno dan Hatta menerima usulan pembentukan Depoartemen Agama yang secara resmi berdiri pada 3 Januari 1945. Prof. HM Rasjidi diangkat sebagai Menteri Agama pertama. Pada tahun 1967, Menteri Agama mengeluarkan Keputusan Menteri Agama No. 56/1967 tentang perincian struktur organisasi, tugas, dan wewenang Departemen Agama, yang antara lain menyatakan: “Tugas Departemen Agama dalam jangka panjang ialah melaksanakan Piagam Jakarta dalam hubungannya dengan UUD.” (Pasal 1, ayat 1-d). (Data-data seputar Piagam Jakarta, lebih jauh bisa dilihat pada buku Endang S. Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945: Sebuah Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesia (1945-1949), (Jakarta: GIP, 1997)).

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Jadi, dari segi historis dan juridis, sebenarnya kedudukan Piagam Jakarta dan Syariat Islam sudah sangat gamblang. Pada masa lalu, umat Islam Indonesia biasa memperingati acara lahirnya Piagam Jakarta setiap tanggal 22 Juni. Hari bersejarah ini perlu dikenang dan dihidupkan, sebab itulah satu hari dimana berbagai tokoh dari berbagai latar belakang ideologis di Indonesia bertemu dan bersepakat setelah melalui perdebatan yang panjang dan melelahkan.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Ada baiknya kita menengok kembali bagaimana perdebatan dan kesepakatan yang telah dicapai oleh tokoh-tokoh Islam, Kristen, dan kalangan nasionalis sekular di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapakan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai), yang akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta. Usai penyusunan Piagam Jakarta oleh Panitia Sembilan, Soekarno berbicara di BPUPKI: “Di dalam preambule itu ternyatalah, seperti saya katakan tempo hari, segenap pokok-pokok pikiran yang mengisi dada sebagian besar daripada anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyosakai. Masuk di dalamnya ke-Tuhanan, dan terutama sekali kewajiban umat Islam untuk menjalankan syariat Islam masuk di dalamnya; kebulatan nasionalisme Indonesia, persatuan bangsa Indonesia masuk di dalamnya; kemanusiaan atau Indonesia merdeka masuk di dalamnya; perwakilan permupakatan kedaulatan rakyat masuk di dalamnya; keadilan sosial, sociale rechtvaardigheit, masuk di dalamnya. Maka oleh karena itu, Panitia Kecil penyelidik usul-usul berkeyakinan bahwa inilah preambule yang bisa menghubungkan, mempersatukan segenap aliran yang ada di kalangan anggota-anggota Dokuritu Zyunbi Tyoosakai.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam buku Risalah Sidang BPUPKI terbitan Setneg digambarkan perdebatan dalam badan tersebut. Piagam Jakarta sebenarnya adalah “rumusan kompromi”, bukan kemenangan Islam 100 persen. Dalam rapat BPUPKI tanggal 11 Juli 1945, baik pihak Kristen maupun pihak Islam masih mempersoalkan rumusan Piagam Jakarta itu. Dari pihak Kristen, muncul Latuharhary dari Maluku, yang menggugat rumusan Piagam Jakarta. Latuharhary tidak secara tegas menyampaikan aspirasi Kristen, tetapi menyoal, jika syariat Islam diwajibkan pada pemeluknya, maka mereka harus meninggalkan hokum adat yang sudah diterapkannya selama ini, seperti di Minangkabau dan Maluku. Haji Agus Salim, yang asal Minangkabau, membantah pernyataan Latuharhary, bahwa Piagam Jakarta akan menimbulkan kekacauan di Minangkabau. Malah dia menegaskan: “Wajib bagi umat Islam menjalankan syariat, biarpun tidak ada Indonesia merdeka, biarpun tidak ada hokum dasar Indonesia, itu adalah satu hak umat Islam yang dipegangnya.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Menanggapi Latuharhary, Soekarno menyatakan: “Barangkali tidak perlu diulangi bahwa preambule adalah hasil jerih payah untuk menghilangkan perselisihan faham antara golongan-golongan yang dinamakan golongan kebangsaan dan golongan Islam. Jadi, manakala kalimat itu tidak dimasukkan, saya yakin bahwa pihak Islam tidak bisa menerima preambule ini; jadi perselisihan nanti terus.”

Wachid Hasjim, tokoh NU yang juga ayah dari Abdurrahman Wahid, juga menyampaikan tanggapannya, bahwa rumusan Piagam Jakarta itu tidak akan menimbulkan masalah seperti yang dikhawatirkan. Malah, dengan tegas, Wachid Hasjim, menyatakan: “Dan jika masih ada yang kurang puas karena seakan-akan terlalu tajam, saya katakana bahwa masih ada yang berpikir sebaliknya, sampai ada yang menanyakan pada saya, apakah dengan ketetapan yang demikian itu orang Islam sudah boleh berjuang menyeburkan jiwanya untuk negara yang kita dirikan ini. Jadi, dengan ini saya minta supaya hal ini jangan diperpanjang.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Menanggapi pernyataan Wachid Hasjim itu, Soekarno menegaskan lagi, “Saya ulangi lagi bahwa ini satu kompromis untuk menyudahi kesulitan antara kita bersama. Kompromis itu pun terdapat sesudah keringat kita menetes. Tuan-tuan, saya kira sudah ternyata bahwa kalimat “dengan didasarkan kepada ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” sudah diterima Panitia ini.”

Piagam Jakarta adalah naskah pembukaan (preambule) UUD 1945 yang disiapkan untuk konstitusi Negara Indonesia merdeka. Ketika naskah pembukaan itu sudah disepakati, maka naskah-naskah rincian pasal-pasal dalam UUD 1945 masih menjadi persoalan. Dalam rapat tanggal 13 Juli 1945, Wachid Hasjim mengusulkan, agar Presiden adalah orang Indonesia asli dan “yang beragama Islam”. Begitu juga draft pasal 29 diubah dengan ungkapan: “Agama Negara ialah agama Islam”, dengan menjamin kemerdekaan orang-orang yang beragama lain, untuk dan sebagainya. Kata Wachid Hasjim: “Hal ini erat perhubungan dengan pembelaan. Pada umumnya pembelaan yang berdasarkan atas kepercayaan sangat hebat, karena menurut ajaran agama, nyawa hanya boleh diserahkan buat ideologi agama.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Soekarno, lagi-lagi meminta kepada seluruh anggota BPUPKI: “Sudahlah hasil kompromis diantara 2 pihak, sehingga dengan adanya kompromis itu, perselisihan diantara kedua pihak hilang. Tiap kompromis berdasar kepada memberi dan mengambil, geven dan nemen. Ini suatu kompromis yang berdasar memberi dan mengambil… Pendek kata, inilah kompromis yang sebaik-baiknya. Jadi, panitia memegang teguh akan kompromis yang dinamakan oleh anggota yang terhormat Muh. Yamin “Djakarta Charter”, yang disertai perkataan Tuan angora Soekiman, gentlemen agreement, supaya ini dipegang teguh di antara pihak Islam dan pihak kebangsaan.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Kisah-kisah seperti ini tidak dibeberkan secara gamblang dalam buku sejarah untuk anak-anak kita di sekolah-sekolah. Karena itu, tanggal 22 Juni seyogyanya menjadi hari penting bagi bangsa Indonesia. Karena itu, sangatlah baik jika umat Islam sendiri yang aktif memperingati hari lahirnya Piagam Jakarta, seperti yang dilakukan KISDI pada 21 Juni 2007. Apalagi, acara ini ditandai dengan peluncuran sebuah buku – satu tradisi ilmiah yang perlu dikembangkan lebih jauh. [Depok, 22 Juni 2007/http://www.hidayatullah.com/]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com/

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

“Studi Agama-Agama di Yogyakarta”

Selasa, 19 Juni 2007
UGM membuka program ’studi agama-agama’. Sayang,  jika pembukaan studi itu harus ‘menjual’ aqidah Islam. Baca Catatan Akhir Pekan Adian Husaini ke-199

Oleh: Adian Husaini

Beberapa hari lalu saya menerima sebuah brosur tentang studi agama-agama untuk tingkat doktor (Ph.D.) di Yogyakarta. Tepatnya, studi agama ini bernama ”Inter-religious International Ph.D. Program”. Program ini bertempat di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dan terselenggara atas kerjasama UGM, UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Ketiga kampus itu bekerjasama membentuk satu konsorsium yang diberi nama ”Indonesian Consortium for Religious Studies” (ICRS- Yogya).

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Direktur konsorsium ini adalah Pror Dr Bernard Adeney-Risakotta, seorang penganut Kristen asal Amerika Serikat. Sebenarnya, konsorsium ini sudah diresmikan di Yogya pada Januari 2007 lalu. Pengukuhan dilakukan oleh Sri Sultan di Kraton Yogya, yang juga dihadiri oleh Rektor UGM (ketika itu) Prof. Dr. Sofian Effendi, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr HM Amin Abdullah, dan Rektor UKDW Pdt. Dr. Budyanto. Kini, ICRS sudah mulai menerima mahasiswa, dan direncanakan, perkuliahan akan dimulai pada September 2007 mendatang.

Juga, Harian Kompas (7 Oktober 2006), sudah pernah memuat berita tentang studi Lintas Agama untuk program S-3 yang diselenggarakan ICRS Yogya ini. Kompas menulis bahwa selain mempelajari lebih mendalam tentang keberagaman agama di Indonesia, pendirian program doktoral ini juga bertujuan untuk memberi pencerahan bagi masyarakat Indonesia agar tidak terjebak dalam fanatisme sempit. Ketika itu baru dalam tahap penandatanganan nota kesepahaman (MoU) penyelenggaraan program S3 Inter-Religious Studies oleh ICRS di Keraton Yogya.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Ketika itu, Sultan mengemukakan, sejak era reformasi, sebagian masyarakat kehilangan budaya rukun. Ini terbukti dari sering terjadinya benturan antarpenganut agama di Indonesia. “Fanatisme sempitlah yang melatarinya. Salah satunya karena terkadang ada pemimpin agama yang lebih menekankan prinsip superioritas dan eksklusif. Dalam khotbah atau ceramah misi misalnya, prinsip toleransi juga kurang ditekankan. Pola seperti ini harus dibenahi,” kata Sultan, seperti dikutip Kompas.

Prof Dr Bernard Adeney, Director ICRS Yogya, mengutarakan, ICRS Yogya merupakan konsorsium pertama yang menggabungkan universitas-universitas dengan semangat saling percaya untuk belajar satu sama lain tentang keberagaman agama di Indonesia. “Program doktor ini akan mengkaji semua agama-agama di Indonesia melalui dialog dan pendekatan ilmu sosial sekuler, studi agama perspektif Islam, dan tradisi ilmu teologi Kristen. Agama-agama lain juga diteliti melalui pendekatan masing-masing yang diperkaya dengan dialog lintas agama,” kata Bernard Adeney.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sedangkan Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr HM Amin Abdullah menuturkan, dipilihnya Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan program S3 Inter-Religious Studies ini dengan pertimbangan proses akulturasi sudah berjalan lama dan tidak ada masalah. “Kedua, pendidikan dan rumah sakit di DIY berjalan tanpa fanatisme. Terbukti dari pasien rumah sakit dan siswa sekolah sangat beragam. Ketiga, di Yogyakarta tidak ada wilayah eksklusif antarpenganut agama sehingga iklimnya mendukung,” kata Amin.

Demikianlah laporan tentang program studi lintas-agama oleh ICRS Yogya, sebagaimana diberitakan Kompas. Berita itu memang sudah cukup lama. Tapi, sepertinya kurang mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan, khususnya kaum Muslim di Yogya. Beberapa kali saya ke Yogyakarta tidak mendengar informasi yang serius tentang masalah ini. Padahal, pembukaan program studi lintas agama ini merupakan gebrakan besar dalam studi agama-agama di Indonesia.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Untuk itu, ada baiknya, kita menelaah tujuan dan latar belakang serta visi dan misi studi lintas agama tingkat doktoral di Yogyakarta yang melibatkan tiga kampus tersebut, berdasarkan pada brosur dan website konsorsium (http://www.icrsyogya.net/).

Menurut pengelolanya, program studi agama-agama oleh ICRS ini barangkali merupakan yang pertama di dunia, yang disponsori oleh institusi Islam (UIN), Kristen (UKDW), dan sekuler (UGM). Pada banyak negara, program seperti ini tidak pernah terpikirkan. Karena itu, momentum pendirian program ini adalah peristiwa bersejarah bagi Indonesia. Rencananya, program ini juga menjalin kerjasama dengan berbagai kampus di dunia.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dijelaskan, bahwa keistimewaan dari program ICRS Yogya ini adalah studi tentang agama-agama Indonesia, khususnya Islam Indonesia. (The primary strength of ICRS-Yogya is the study of Indonesian religions, especially Indonesian Islam). ICRS Yogya juga memiliki sumber-sumber yang kuat tentang studi Kristen Indonesia, dan juga menyediakan fasilitas untuk melakukan studi tentang Hindu, Budha, agama-agama China, dan juga agama-agama lokal. (ICRS-Yogya also has strong resources for the study of Indonesian Christianity, and can facilitate study of Balinese Hinduism, Indonesian Buddhism, Indonesian Chinese religions and indigenous local religions).

Ada yang menarik dari paparan ICRS tentang studi agama-agama tersebut. Mereka menggunakan istilah ”Indonesian religions” (”agama-agama Indonesia”), juga istilah “Indonesian Islam” (Islam Indonesia). Begitu juga istilah ”Indonesian Christianity”, “Balinese Hinduism”, “Indonesian Buddhism”, dan “Indonesian Chinese religions”.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Penggunaan istilah untuk agama-agama tersebut oleh ICRS sebenarnya agak ceroboh. Untuk Islam, terutama. Jika ada istilah “Indonesian Islam” atau “Islam Indonesia”, apakah lalu ada “Islam Arab”, “Islam Amerika”, “Islam Hongkong”, “Islam Kutub Utara”, “Islam Kutub Selatan”, dan sebagainya? Tentu saja hal itu tidak ada. Islam adalah agama yang satu, di mana pun berada. Tidak berbeda antara Islam yang ada di Arab, yang di China, yang di Kutub Utara atau di Kutub Selatan. Kaum Muslim di mana pun membaca syahadat yang sama, shalat lima waktu dengan cara yang sama, haji dengan cara yang sama, berhari raya Idul Fithri 1 Syawal dan Idul Adha 10 Zulhijjah, dan sebagainya. Al-Quran-nya pun juga satu dan alam bahasa Arab. Jadi, Islam tidak mengenal perbedaan agama karena faktor lokalitas.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Istilah agama dikaitkan dengan lokalitas semacam itu bisa digunakan untuk Hindu, semisal ”Balinese Hinduism”. Sebab, kaum Hindu sendiri menerima perbedaan agama karena faktor budaya lokal tersebut. Memang kaum Hindu mengakui adanya Hindu Bali, Jawa, Hindu Malaysia, Hindu India, dan sebagainya, yang semuanya tetap sebagai agama Hindu. Dalam buku ”Semua Agama Tidak Sama”, terbitan Media Hindu (2006), disebutkan: ”Seseorang dapat mengatakan bahwa terdapat lebih banyak agama di dalam Hindu daripada di luarnya. Agama Hindu mempunyai lebih banyak Dewa dan Dewi, lebih banyak pustaka suci, lebih banyak orang suci, maharesi, dan avatara dibandingkan dengan agama-agama utama dijadikan satu.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam berbagai aspek, Kristen juga terkait dengan lokalitas. Kaum Kristen di Indonesia, sembahyang dalam bahasa Indonesia. Berbeda dengan di negara-negara lain. Bibelnya juga dicetak dalam bahasa lokal. Masing-masing sekte memiliki cara sembahyang masing-masing. Karakter dan tradisi ritual dalam Kristen, Hindu, Budha, dan juga agama-agama China itu sangat berbeda dengan Islam yang mendasarkan ritualnya kepada wahyu dan teladan (sunnah) Nabi Muhammad saw. Karakter khas Islam seperti ini harusnya diakui dalam studi agama-agama; bukan disamaratakan istilahnya seperti ICRS.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

ICRS juga menggunakan istilah ”indigenous local religions” (agama-agama lokal asli). Yang dimaksud oleh ICRS sebagai agama asli adalah ”agama suku”. Kita tidak tahu, apakah yang dimaksudkan juga termasuk berbagai aliran kebatinan atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Untuk Indonesia, istilah ”indigenous local religions” atau ”agama suku” itu bisa menimbulkan masalah. Menurut Penpres 1/1965, ada enam agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Dengan istilah itu, maka aliran Gatholoco, Darmogandhul, dan sebagainya, bisa disebut sebagai “agama lokal asli”. Sebaliknya, Islam, Kristen, dan sebagainya, dikategorikan sebagai”agama asing” atau ”agama pendatang”, sehingga kaum kebatinan di Indonesia pernah menggugat, mengapa agama pendatang diakui sedangkan agama yang asli justru tidak diakui!? Hingga kini, Departemen Agama tidak mengurusi masalah aliran kepercayaan di Indonesia. Tetapi, urusannya diserahkan kepada Depdiknas. Kini, ICRS mengangkat istilah ”agama lokal asli Indonesia”.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam bukunya, Islam dan Kebatinan (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), Prof. H.M. Rasjidi menulis kesulitannya untuk mencari kata asing dari kata ”kebatinan” di Indonesia. Menurut Rasjidi, ia pernah bertanya kepada tokoh kebatinan Indonesia, Wongsonegoro SH juga pernah mengaku ditanya wartawan asing tentang istilah yang tepat untuk kebatinan. Tetapi, belum juga mendapat jawaban yang memuaskan. Sejumlah kata yang dieksplorasi Rasjidi untuk menerjemahkan kata kebatinan diantaranya adalah ’Sciences occultes’, ’mystic’, ’metaphysic’, atau ’moralist’. Tentu tidak mudah untuk menyebut semua aliran kebatinan/kepercayaan di Indonesia sebagai ’religion’, sebagaimana Islam, Yahudi, Kristen, dan sebagainya.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Program doktoral studi lintas agama ICRS ini menawarkan tiga area kajian, yaitu: (1) Cultural and Historical Studies of Religion (2) Religion, Social Theory and Contemporary Issues, dan (3) Comparative Interpretation of Sacred Texts. Disebutkan dalam brosur program ini, dalam kajian agama-agama versi ICRS Yogya, misalnya, mahasiswa akan diajak untuk mendengarkan paparan tentang berbagai sejarah agama di Indonesia ditinjau dari berbagai perspektif dan diajar oleh para dosen dari berbagai disiplin dan berbagai agama. Sebagai contoh, para mahasiswa akan mendengar sejarah agama-agama di Indonesia dari agama Hindu, Budha, Islam, Kristen, juga dari kaum yang aspirasinya terabaikan (forgotten voices) seperti “indigenous Indonesian religions (agama suku)” dan kelompok-kelompok terlarang (forbidden groups).

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Karena kajian agama-agama di ICRS terutama ditujukan kepada kajian Islam, maka dengan perspektif ICRS seperti itu, kita bisa membayangkan, doktor agama macam apa yang ingin dicetak oleh ICRS. Mereka tampaknya diarahkan untuk melakukan kajian agama-agama dari sudut pandang ”netral agama”. Para calon doktor bidang agama itu diarahkan untuk tidak lagi memiliki perspektif ”iman-kafir”, ”tauhid-syirik”, ”haq-bathil”, ”sunnah-bid’ah”, dan sebagainya. Semua agama dilihat sebagai fenomena budaya, fenomena sejarah, dan pengalaman spiritual. Bahkan, kelompok-kelompok terlarang yang dinyatakan sesat oleh umat Islam, seperti Agama Salamullahnya Lie Eden akan diterima dengan tangan terbuka dalam kajian agama-agama di ICRS Yogya ini.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Adalah juga menarik untuk mencermati ’corak pemikiran’ dosen-dosen yang dipasang sebagai pengajar di program doktor lintas agama ala ICRS Yogya ini. Dari UIN Yogya ada nama Prof. Dr. M. Amin Abdullah, rektor UIN Yogya yang sudah tersohor sebagai pendukung pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd. Ada juga Dr. Nurcholish Setiawan, murid Abu Zayd yang menerbitkan disertasinya dengan judul ”Al-Quran Kitab Sastra Terbesar”. Ada Prof. Dr. Machasin yang menerbitkan disertasinya dengan judul ”Al-Qaddi Abd al-Jabbar, Mutasyabih al-Quran: Dalih Rasionalitas Al-Qur’an.” Ada Dr. Fatimah Husein yang menulis disertasi doktor di Melboerne University tentang hubungan Islam-Kristen di Indonesia dalam perspektif Muslim Inklusif dan Muslim Eksklusif. Ada juga Dr. Sahiron Syamsuddin, yang dikenal banyak menulis tentang pemikir liberal asal Suria, Muhammad Syahrur. Lalu, ada Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain yang disertasinya diterbitkan dengan judul ”Gerakan Amadiyah di Indonesia”.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Diantara dosen tamu yang dicadangkan memberi kuliah adalah Prof. Dr. Nasr H. Abu Zaid (Utrecht, ISIM), Prof. Dr. Abdullahi A. An Na’im, dan Dr. Khaled M Abou El Fadl (UCLA). Kita sudah kenal siapa Nasr Hamid Abu Zayd. Dia adalah pemikir asal Mesir yang dikenal dengan pendapatnya bahwa Al-Quran adalah produk budaya (muntaj tsaqafi).

Sebagai umat Muslim, kita hanya bisa mengimbau kepada para profesor dan doktor bidang keislaman yang sedang berkuasa di UIN Yogya dan UGM, agar mereka menjaga amanahnya sebagai cendekiawan dan ulama Muslim, untuk meneruskan risalah kenabian Muhammad saw dalam menjaga dan menanamkan aqidah Islam, tidak mencampur aduk antara keimanan dan kekufuran, antara tauhid dan kemusyrikan, antara haq wal bathil, sebagaimana perilaku kaum Yahudi. (QS 2:42). Sebab, Al-Quran dengan tegas menyebutkan tugas utama para nabi adalah menyerukan tauhid dan menjauhkan manusia dari tindakan syirik. (QS 16:36). Al-Quran juga menyebutkan, bahwa Allah SWT sangat murka karena dituduh punya anak. (QS 19:88-91).

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Para profesor dan doktor itu mudah-mudahan paham, bahwa untuk membangun kerukunan umat beragama, tidaklah perlu dilakukan dengan mengorbankan aqidah dan keyakinan akan kebenaran Islam. Nabi Muhammad saw telah memberikan suri tauladan, bagaimana membangun kerukunan umat beragama, tanpa mengorbankan keimanan.

Kita juga mengimbau, agar para tokoh, cendekiawan, mubaligh, aktivis Islam di Yogyakarta mau memahami dan peduli dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan seperti ini. Sebab, ini berkaitan dengan masalah pemikiran dan aqidah Islam. Mudah-mudahan wilayah Yogyakarta diselamatkan dari berbagai musibah dan bencana. Amin. [Depok, 15 Juni 2007, http://www.hidayatullah.com/%5D

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com/

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

”Menyambut Ketua Umum Dewan Dakwah Yang Baru”

Senin, 04 Juni 2007
Syuhada Bahri, terpilih sebagai Ketua Umum DDII. Bagaimana posisi DDII menghadapi sekularisme? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-197

Oleh: Adian Husaini

Sejak Hussein Umar meninggal dunia pada 19 April 2007 lalu, pertanyaan ke Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah) senantiasa muncul dari berbagai kalangan: ”siapa yang akan menggantikan beliau sebagai ketua umum Dewan Da’wah?”  Pertanyaan itu kemudian terjawab sudah sekitar sebulan kemudian. Pada hari Senin (28 Mei 2007), H. Syuhada Bahri, dikukuhkan sebagai ketua umum Dewan Da’wah menggantikan Allahyarham Hussein Umar.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Surat pengangkatan Syuhada Bahri diserahkan langsung oleh Ketua Badan Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, HM Chalil Badawi, di Kantor Dewan Da’wah, Gedung Menara Dakwah, Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat. Dalam suasana yang sangat sederhana, tanpa liputan media massa, acara pengukuhan itu dilakukan. Isak tangis haru sempat mewarnai acara tersebut. Chalil Badawi adalah generasi terakhir pengurus Partai Masyumi yang masih tersisa.

Selama puluhan tahun aktif dalam berbagai organisasi Islam, jarang saya menyaksikan proses pergantian kepemimpinan yang begitu mulus dan mengharukan seperti yang terjadi di sebuah organisasi besar, seperti Dewan Da’wah. Prosesnya juga sangat sederhana, meskipun tidak juga mudah. Proses musyawarah dan istikharah dilakukan.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dari tiga nama yang terseleksi oleh Badan Pembina Dewan Da’wah, dua nama menyatakan tidak bersedia dan tidak sanggup memimpin Dewan Da’wah. Betapa pun didesak oleh berbagai kalangan, mereka tetap menyatakan tidak bersedia, dan mempersilakan yang lain untuk tampil sebagai pemimpin.

Situasi seperti ini pernah saya jumpai di organisasi kemahasiswaan Islam intra kampus di tahun 1980-an. Tidak ada perebutan jabatan. Yang ada benar-benar ingin memilih pemimpin yang paling tepat. Memimpin Dewan Da’wah memang bukan pekerjaan ringan. Dewan Da’wah didirikan pada 27 Februari 1967. Para pendirinya adalah tokoh-tokoh Islam terkemuka di Indonesia, yang juga para pendiri bangsa (founding fathers), seperti Dr. Mohammad Natsir (Perdana Menteri pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia), Mr. Mohammad Roem (Menteri Luar Negeri RI, dan penandatangan Perjanjian Roem-Van Roejen), Mr. Sjafroedin Prawiranegara (Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia pertama), Prof. DR. HM Rasjidi (Menteri Agama pertama RI), Mr. Burhanuddin Harahap, Prawoto Mangkusasmito, Prof. Kasman Singodimedjo, dan sebagainya. Kini, Dewan Dakwah mengkoordinisasi aktivitas dakwah ribuan dai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Maka, pemimpin Dewan Da’wah dituntut untuk mampu memelihara dan seharusnya mengembangkan organisasi yang sangat besar peranannya dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia. Karena itu, sambil menahan isak tangis, Syuhada Bahri menyatakan: ”Hari ini adalah kebahagiaan sekaligus penderitaan. Apa saya mampu memikul tanggung jawab saya? Kalau saya ditanya, saya akan jawab, tidak mampu. Tapi, apa pun yang diamanahkan kepada saya, akan saya laksanakan dengan amanah dan tanggung jawab. Saya akan laksanakan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.”  Syuhada lalu mengajak pengurus Dewan Da’wah untuk berbagi tanggung jawab, sesuai dengan fungsi dan kapasitas masing-masing.

Selanjutnya ia menekankan, bahwa dalam amal jamai, yang penting adalah keikhlasan, lalu keseriusan, dan kebersamaan. ”Bagaimana pun beban berat, dengan ketiga hal itu, maka semuanya akan terasa enteng. Ketika kita harus menghadapi hal-hal yang diluar kemampuan kita, maka kita tidak harus mengalah, kita harus berdoa dan minta tolong kepada Allah.”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Menurut Syuhada, semua kegiatan kita tidak boleh lepas dari aspek dakwah. ”Semuanya harus untuk dakwah, sehingga tidak ada satu sisi kehidupan yang tidak ada nilai dakwah,” katanya, seraya mengajak kepada semua pengurus Dewan Da’wah: ” Mari kita rekat kebersamaan, kita tingkatkan keikhlasan. Dewan Da’wah bukan lembaga pengharapan, bukan lembaga penghasilan, tetapi di sini ada pengabdian. Kalau kita menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong kita.” Ia pun menekankan perlunya Dewan Da’wah melakukan kerja keras dan kerja yang cerdas dalam dakwah.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Syuhada Bahri semula juga sangat berkeberatan. Ia senantiasa menyampaikan berbagai keterbatasannya. Bahkan, dia berulangkali menekankan, bahwa dia bukanlah yang terbaik diantara yang ada. Tetapi karena desakan teman-temannya, akhirnya dia pun menyediakan diri untuk tampil.  Menurutnya, amatlah berat untuk menempati posisi yang pernah diduduki oleh Dr. Moh. Natsir, ketua umum pertama Dewan Da’wah. Suatu ketika, di tahun 1970-an, kata Syuhada, ketika masih kuliah di Bandung, dia ingin melihat wajah Pak Natsir yang berkunjung ke Unisba. Tapi karena kerumunan massa yang luar biasa, dia pun tidak berhasil melihat wajah Pak Natsir. Maka, betapa bahagianya, ketika suatu ketika dia ditugasi untuk bekerja satu ruang dengan Pak Natsir di Dewan Dakwah. ”Tugas saya menempel foto-foto aktivitas dakwah di daerah-daerah,” katanya. Tapi, dengan itu, dia merasa sangat bersyukur, karena setiap hari bisa melihat dan belajar langsung bagaimana cara Pak Natsir mengelola dan memimpin Dewan Dakwah.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Memang, dalam lingkungan Dewan Da’wah, sosok Syuhada Bahri sudah sangat akrab. Pria berjenggot kelahiran Banten, 15 Juni 1954, ini telah berkiprah dalam dunia dakwah di lingkungan Dewan Da’wah sejak tahun 1976.

Sejak tahun 1970-an, Syuhada Bahri telah bergelut dalam dunia dakwah, baik sebagai guru agama di Sekolah Muhammadiyah maupun sebagai dai di berbagai daerah.

Sebagai dai Dewan Da’wah, Syuhada Bahri telah menjelajah hampir semua pelosok Indonesia. Di Timtim, misalnya, Syuhada Bahri mengenal daerah ini sampai ke pelosok-pelosok.

”Sampai gang-gang di Timtim saya hafal,” ujarnya suatu ketika. Karena itulah, dia merasa sangat terpukul ketika Timtim lepas dari Indonesia. Hatinya sudah menyatu dengan umat Islam yang di Timtim.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Selain Timtim, Syuhada Bahri, telah menjelajah daerah-daerah Mentawai, Nias, Maumere, Labuan Bajo, Sorong, Fakfak, Timika, Merauke, Badui, Tobelo, Tanjung Soke, dan sebagainya. Ketika menginjakkan kaki di pelosok Tobelo, dikatakan oleh masyarakat, bahwa Syuhada adalah orang Jakarta pertama yang menginjakkan kaki di daerah itu. Bisa dikatakan, Syuhada Bahri adalah salah satu kader terbaik dari Dr. Moh. Natsir dalam penguasaan lapangan dakwah di Indonesia. Jabatan terakhir Syuhada Bahri di Dewan Da’wah adalah sebagai Ketua Bidang Dakwah dan Diklat merangkap Ketua Dewan Dakwah DKI Jakarta. Sebagaimana dengan Allahyarham Hussein Umar, Syuhada Bahri juga dikenal sebagai orator ulung. Menikah tahun 1985, kini dia dikaruniai 12 anak dari 1 orang istri.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Syuhada juga aktif dalam menangani masalah dunia Islam. Dia telah berkeliling ke berbagai dunia Islam.

Karena kepeduliannya yang tinggi terhadap masalah Muslim Bosnia, dia diundang dalam acara pelantikan Dr. Mustafa Ceric sebagai mesikhat Ulama Bosnia.  Dia juga pernah berdakwah ke berbagai kota di Inggris atas undangan Keluarga Islam Britania Raya (Kibar).

Pendidikannya diselesaikan di Institut Islam Siliwangi dan kemudian Dewan Da’wah mengirimnya ke King Saud University di Riyadh untuk mendalami ilmu dakwah dan bahasa Arab.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sekjen Dewan Dakwah Wahid Alwi MA menyambut terpilihnya Syuhada Bahri dengan mengingatkan bahwa Dewan Da’wah adalah tempat mengabdi kepada Allah SWT.

”Di Dewan Da’wah, saya lebih menemukan ketenangan di dunia,  dan insyaallah di akhirat,” ujarnya. Dewan Da’wah memang kini banyak diharapkan untuk tampil kembali sebagai organisasi dakwah yang aktif memandu umat dalam menghadapi situasi nasional maupun internasional. Selama 40 tahun lebih, organisasi ini senantiasa hadir dalam setiap dinamika perkembangan umat Islam. Berbagai masalah umat senantiasa tidak luput dari keterlibatan Dewan Da’wah, baik sebagai lembaga maupun secara perorangan.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Jika dirunut dari perjalanan dakwah para tokohnya, maka kiprah dakwah mereka sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Tokoh sentral Dewan Da’wah, Moh. Natsir,  telah aktif dalam dunia dakwah sejak tahun 1920-an. Sepanjang hidupnya, Natsir aktif dalam usaha membendung berkembangnya paham sekular di Indonesia.

Soekarno, sebagai juru bicara nasionalis Muslim sekuler menulis seri artikel dalam Panji Islam: “Memudahkan Pengertian Islam”, “Masyarakat Onta dan Mayarakat Kapal Udara” dan “Apa Sebabnya Turki Memisahkan Agama dan Negara” Artikel itu mendapat tanggapan keras dari A. Hassan,  Natsir, dan sebagainya. Berbagai forum dimanfaatkan oleh Natsir untuk melawan paham sekularisme, baik di parlemen maupun di mimbar-mimbar keagamaan. Dalam hal ini Deliar Noer mencatat:”They (Soekarno and Natsir) represented the opinions of two most important groups in Indonesia….ie.the muslims and the religiously neutral nationalist”

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Posisi Dewan Da’wah dalam melawan sekularisme  saat ini agak berbeda dengan posisinya di masa Natsir. Dulu, kalangan sekular jelas posisinya; mereka bukanlah kalangan aktivis organisasi Islam atau akademisi dalam bidang studi Islam. Tetapi, saat ini, banyak pendukung paham sekular justru berasal dari kalangan organisasi Islam sendiri; bahkan banyak yang merupakan doktor-doktor bidang studi Islam. Mereka tidak segan-segan lagi mengkampanyekan bahwa mereka adalah pendukung paham sekular. Kalangan pengusung paham liberal sudah terang-terangan mendukung negara sekular dan mencari rumusan ’Teologi Negara Sekular’.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Kini, posisi golongan Islam dan sekular yang saling berhadapan sepenuhnya seperti di masa lalu, juga sudah mulai mencair. Pada golongan sekular, nilai-nilai Islam juga sudah masuk. Sikap alergi terhadap Islam pun banyak yang sudah mencair. Ada yang menggunakan istilah telah terjadi ”santrinisasi” pada golongan ini. Tapi, sebaliknya pada golongan Islam juga terjadi pergeseran-pegeseran sikap. Sejak Nurcholish Madjid mengumumkan perlunya sekularisasi dan liberalisasi pada tahun 1970, maka peta itu sudah berubah.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Infiltrasi paham sekular di tubuh organisasi dan lembaga Islam yang dulu aktif memperjuangkan tegaknya aqidah dan syariah Islam pun mulai terjadi dan menyebar.

Dewan Da’wah adalah organisasi Islam yang memelihara kelanjutan perjuangan Masyumi. Dalam organisasi ini, cita-cita menegakkan Islam dalam realitas keindonesiaan dilakukan sejak awal abad ke-20.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Tokoh-tokoh Masyumi memiliki tradisi memperjuangkan Islam secara konstitusional. Ketika gagal memperjuangkan negara Islam melalui BPUPKI,  maka mereka menerima konsep Piagam Jakarta. Ketika Piagam Jakarta digagalkan lagi, mereka berjuang lagi melalui Konstituante. Ketika jalur politik diharamkan untuk para tokoh Masyumi, maka mereka mendirikan Dewan Da’wah. Sebab dakwah tidak boleh berhenti; melainkan mengalir laksana air. Tak bisa dibendung oleh kekuatan apa pun. Dalam kondisi dan situasi apa pun, dakwah harus senantiasa berjalan. Ruh dan semangat dakwah itulah yang senantiasa ditanamkan oleh para tokoh Dewan Dakwah, yang kini dikomandani oleh Syuhada Bahri.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Karena  kenyang makan asam garam dalam menjalankan dakwah di tengah realitas keindonesiaan, Allahyarham Hussein Umar berulangkali menyampaikan pesan agar dalam berdakwah perlu melihat sejarah dan kondisi riil masyarakat. Cita-cita harus digantungkan setinggi-tingginya, tetapi langkah harus dilakukan dengan berpijak di bumi. Sebab, dakwah bukan angan-angan. Perubahan harus dilakukan secara bertahap. Prestasi-prestasi dakwah dan pengalaman perjuangan para pejuang Islam di masa lalu, harus dijadikan tempat untuk bercermin. Dakwah bukanlah berangan-angan, tetapi bekerja secara nyata. Dakwah juga memerlukan kesabaran. Cita-cita yang tinggi perlu diwujudkan secara bertahap, dengan senantiasa menjaga keberlangsungan dakwah, agar jangan sampai mati secara dini. Perubahan masyarakat memerlukan kerja estafet dari generasi ke generasi. Bukan satu atau dua tahun.

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dewan Da’wah kini berada pada tataran yang strategis dan kritis untuk senantiasa menjaga keberlangsungan aktivitas dakwah di Indonesia, sebagaimana telah dirintis oleh para penduhulu Dewan Da’wah. Pada satu sisi muncul gerakan di tengah umat Islam yang ingin segera melakukan perubahan secara total secepat-cepatnya, tanpa melihat secara cermat realitas umat.  Pada sisi lain, ada kutub yang bergerak terlalu lambat. Laju lokomotif perlu menyesuaikan kemampuan gerbong yang dibawanya. Jika dipaksakan dengan kecepatan melebihi batas kemampuan, maka gerbong akan rontok dan  mencelakakan semuanya, termasuk lokomotif itu sendiri. Tetapi, laju lokomotif yang terlalu lambat, juga merusak irama lalu lintas kereta. Pada situasi seperti ini, maka Dewan Da’wah memang perlu bekerja keras dan bekerja secara cerdas, sebagaimana ditekankan oleh Syuhada Bahri dalam berbagai kesempatan. [Depok, 1 Juni 2007/http://www.hidayatullah.com/]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara  Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com/

=========================================
PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI PERSAUDARAAN ISLAM – KOLEKSI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI PERSAUDARAAN ISLAMI (not here)
=========================================

Satu Tanggapan

  1. bagi yg ingin menambah teman fb, curhat, konsultasi masalah agama, membaca status2 islami, silahkan add FB:

    dameyra@yahoo.com

    yani-imout@hotmail.com ,

    assalafy.abdullah@yahoo.co.id ,

    arios6home@gmail.com ,

    iz_chech@yahoo.com ,

    bagas_rara@yahoo.co.id ,

    ainuamri2@gmail.com ,

    dameyra@yahoo.com

    eone_cakep50@yahoo.com

    ===============================

    http://www.google.com

    http://www.google.co.id

    http://www.ainuamri.wordpress.com

    http://www.ainuamri.blogspot.com

    http://www.yahoo.com

    http://www.yahoo.co.id

    Jika Engkau ditanya “Dimana Allah?” Maka jawablah ” Allah berada di atas langit, di atas ‘Arasy, di atas seluruh makhluk-Nya, dan ilmu-Nya menjangkau semua tempat ” karena itulah Jawaban yang tepat dan sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

Tinggalkan komentar