puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Menebar Keangkuhan Menuai Kehinaan
Penulis: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Anisah bintu ‘Imran
Sakinah, Permata Hati, 20 – Juli – 2005, 03:37:06

Masih berkaca pada untaian nasihat Luqman Al-Hakim kepada anaknya. Menjelang akhir nasihatnya, Luqman melarang sang anak dari sikap takabur dan memerintahkannya untuk merendahkan diri (tawadhu’). Luqman berkata kepada anaknya:

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتاَلٍ فَخُوْرٍ

“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Demikian Luqman melarang untuk memalingkan wajah dan bermuka masam kepada orang lain karena sombong dan merasa dirinya besar, melarang dari berjalan dengan angkuh, sombong terhadap nikmat yang ada pada dirinya dan melupakan Dzat yang memberikan nikmat, serta kagum terhadap diri sendiri. Karena Allah tidak menyukai setiap orang yang menyombongkan diri dengan keadaannya dan bersikap angkuh dengan ucapannya. (Taisirul Karimir Rahman hal. 649)
Pada ayat yang lain Allah k melarang pula:

وَلاَ تَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحاً إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ اْلأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِباَلَ طُوْلاً

“Dan janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mencapai setinggi gunung.” (Al-Isra`: 37)

Demikianlah, seseorang dengan ketakaburannya tidak akan dapat mencapai semua itu. Bahkan ia akan menjadi seorang yang terhina di hadapan Allah k dan direndahkan di hadapan manusia, dibenci, dan dimurkai. Dia telah menjalani akhlak yang paling buruk dan paling rendah tanpa menggapai apa yang diinginkannya. (Taisirul Karimir Rahman, hal. 458)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Kehinaan. Inilah yang akan dituai oleh orang yang sombong. Dia tidak akan mendapatkan apa yang dia harapkan di dunia maupun di akhirat.

‘Amr bin Syu’aib meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi n:

يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُوْنَ يَوْمَ الْقِياَمَةِ أَمْثاَلَ الذَّرِّ فِيْ صُوْرَةِ الرِّجاَلِ، يَغْشاَهُمُ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكاَنٍ، يُسَاقُوْنَ إِلَى سِجْنٍ مِنْ جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُوْلَسَ، تَغْلُوْهُمْ ناَرٌ مِنَ اْلأَنْياَرِ، وَيُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِيْنَةِ الْخَباَلِ

“Orang-orang yang sombong dikumpulkan pada hari kiamat seperti semut-semut kecil dalam bentuk manusia, diliputi oleh kehinaan dari segala arah, digiring ke penjara di Jahannam yang disebut Bulas, dilalap oleh api dan diberi minuman dari perasan penduduk neraka, thinatul khabal.1” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 434)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Bahkan seorang yang sombong terancam dengan kemurkaan Allah k. Demikian yang kita dapati dari Rasulullah n, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang shahabat mulia, ‘Abdullah bin ‘Umar c:

مَنْ تَعَظَّمَ فِي نَفْسِهِ أَوِ اخْتَالَ فِي مِشْيَتِهِ لَقِيَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ

“Barangsiapa yang merasa sombong akan dirinya atau angkuh dalam berjalan, dia akan bertemu dengan Allah k dalam keadaan Allah murka terhadapnya.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 427)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Kesombongan (kibr) bukanlah pada orang yang senang dengan keindahan. Akan tetapi, kesombongan adalah menentang agama Allah k dan merendahkan hamba-hamba Allah k. Demikian yang dijelaskan oleh Rasulullah n tatkala beliau ditanya oleh ‘Abdullah bin ‘Umar c, “Apakah sombong itu bila seseorang memiliki hullah2 yang dikenakannya?” Beliau n menjawab, “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki dua sandal yang bagus dengan tali sandalnya yang bagus?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki binatang tunggangan yang dikendarainya?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki teman-teman yang biasa duduk bersamanya?” “Tidak.” “Wahai Rasulullah, lalu apakah kesombongan itu?” Kemudian beliau n menjawab:

سَفَهُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Meremehkan kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 426)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Tak sedikit pun Rasulullah n membuka peluang bagi seseorang untuk bersikap sombong. Bahkan beliau n senantiasa memerintahkan untuk tawadhu’. ‘Iyadh bin Himar z menyampaikan bahwa Rasulullah n bersabda:

إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu’ hingga tidak seorang pun menyombongkan diri atas yang lain dan tak seorang pun berbuat melampaui batas terhadap yang lainnya.” (HR. Muslim no. 2865)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Berlawanan dengan orang yang sombong, orang yang berhias dengan tawadhu’ akan menggapai kemuliaan dari sisi Allah k, sebagaimana yang disampaikan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

“Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah, kecuali Allah akan mengangkatnya.” (HR. Muslim no. 2588)

Tawadhu’ karena Allah k ada dua makna. Pertama, merendahkan diri terhadap agama Allah, sehingga tidak tinggi hati dan sombong terhadap agama ini maupun untuk menunaikan hukum-hukumnya. Kedua, merendahkan diri terhadap hamba-hamba Allah k karena Allah k, bukan karena takut terhadap mereka, ataupun mengharap sesuatu yang ada pada mereka, namun semata-mata hanya karena Allah k. Kedua makna ini benar.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Apabila seseorang merendahkan diri karena Allah k, maka Allah k akan mengangkatnya di dunia dan di akhirat. Hal ini merupakan sesuatu yang dapat disaksikan dalam kehidupan ini. Seseorang yang merendahkan diri akan menempati kedudukan yang tinggi di hadapan manusia, akan disebut-sebut kebaikannya, dan akan dicintai oleh manusia. (Syarh Riyadhish Shalihin, 1/365)

Tak hanya sebatas perintah semata, kisah-kisah dalam kehidupan Rasulullah n banyak melukiskan ketawadhu’an beliau. Beliau n adalah seorang manusia yang paling mulia di hadapan Allah k. Meski demikian, beliau menolak panggilan yang berlebihan bagi beliau. Begitulah yang dikisahkan oleh Anas bin Malik z tatkala orang-orang berkata kepada Rasulullah n, “Wahai orang yang terbaik di antara kami, anak orang yang terbaik di antara kami! Wahai junjungan kami, anak junjungan kami!” Beliau n pun berkata:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ بِقَوْلِكُمْ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، إِنِّي لاَ أُرِيْدُ أَنْ تَرْفَعُوْنِي فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِي أَنْزَلَنِيهِ اللهُ تَعَالَى، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

“Wahai manusia, hati-hatilah dengan ucapan kalian, jangan sampai kalian dijerumuskan oleh syaitan. Sesungguhnya aku tidak ingin kalian mengangkatku di atas kedudukan yang diberikan oleh Allah ta’ala bagiku. Aku ini Muhammad bin ‘Abdillah, hamba-Nya dan utusan-Nya.” (HR. An-Nasa`i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, dikatakan dalam Ash-Shahihul Musnad fi Asy-Syamail Muhammadiyah no. 786: hadits shahih menurut syarat Muslim)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Anas bin Malik z mengisahkan:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ اْلأَنْصَارَ فَيُسَلِّمُ عَلَى صِبْيَانِهِمْ وَيَمْسَحُ بِرُؤُوْسِهِمْ وَيَدْعُو لَهُمْ

“Rasulullah n biasa mengunjungi orang-orang Anshar, lalu mengucapkan salam pada anak-anak mereka, mengusap kepala mereka dan mendoakannya.” (HR An. Nasa`i, dikatakan dalam Ash-Shahihul Musnad fi Asy-Syamail Muhammadiyah no. 796: hadits hasan)

Ketawadhu’an Rasulullah n ini menjadi gambaran nyata yang diteladani oleh para shahabat. Anas bin Malik z pernah melewati anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam pada mereka. Beliau n mengatakan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ

“Nabi n biasa melakukan hal itu.” (HR. Al-Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168)

Memberikan salam kepada anak-anak ini dilakukan oleh Nabi n dan diikuti pula oleh para shahabat beliau g. Hal ini merupakan sikap tawadhu’ dan akhlak yang baik, serta termasuk pendidikan dan pengajaran yang baik, serta bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, karena anak-anak apabila diberi salam, mereka akan terbiasa dengan hal ini dan menjadi sesuatu yang tertanam dalam jiwa mereka.(Syarh Riyadhish Shalihin, 1/366-367)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Pernah pula Abu Rifa’ah Tamim bin Usaid zmenuturkan sebuah peristiwa yang memberikan gambaran ketawadhu’an Nabi n serta kasih sayang dan kecintaan beliau terhadap kaum muslimin:

اِنْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ، رَجُلٌ غَرِيْبٌ جَاءَ يَسْأَلُ عَنْ دِيْنِهِ لاَ يَدْرِي مَا دِيْنُهُ؟ فَأَقْبَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكَ خُطْبَتَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَيَّ فَأُتِيَ بِكُرْسِيٍّ، فَقَعَدَ عَلَيْهِ، وَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ، ثُمَّ أَتَى خُطْبَتَهُ فَأَتَمَّ آخِرَهَا

“Aku pernah datang kepada Rasulullah n ketika beliau berkhutbah. Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, seorang yang asing datang padamu untuk bertanya tentang agamanya, dia tidak mengetahui tentang agamanya.’ Maka Rasulullah n pun mendatangiku, kemudian diambilkan sebuah kursi lalu beliau duduk di atasnya. Mulailah beliau mengajarkan padaku apa yang diajarkan oleh Allah. Kemudian beliau kembali melanjutkan khutbahnya hingga selesai.” (HR. Muslim no. 876)
Begitu banyak anjuran maupun kisah kehidupan Rasulullah n yang melukiskan ketawadhu’an beliau. Demikian pula dari para shahabat g. Tinggallah kembali pada diri ayah dan ibu. Jalan manakah kiranya yang hendak mereka pilihkan bagi buah hatinya? Mengajarkan kerendahan hati hingga mendapati kebahagiaan di dua negeri, ataukah menanamkan benih kesombongan hingga menuai kehinaan di dunia dan akhirat?

Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

1 Thinatul khabal adalah keringat atau perasan dari penduduk neraka.
2 Hullah adalah pakaian yang terdiri dari dua potong baju.

Silahkan mengcopy dan memperbanyak artikel ini
dengan mencantumkan sumbernya yaitu : http://www.asysyariah.com

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

PERKARA BARU DALAM SOROTAN SYARIAH
Penulis: Ustadz Muslim Abu Ishaq Al Atsari
Syariah, Hadits, 27 – Mei – 2003, 08:45:49

Ibadah itu pada asalnya haram untuk dikerjakan bila tidak ada dalil yang memerintahkannya. Inilah kaidah yang harus dipegang oleh setiap muslim sehingga tidak bermudah-mudah membuat amalan yang tidak ada perintahnya baik dari Allah maupun Rasulullah.

Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam bertutur dalam haditsnya yang agung :
“Siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami yang hal tersebut bukan dari agama ini maka perkara itu ditolak”.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Hadits yang dibawakan oleh istri beliau yang mulia Ummul Mukminin Aisyah radliallahu anha ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah dalam shahihnya, pada kitab Ash Shulh, bab Idzaashthalahuu `ala shulhi jawrin fash shulhu marduud no. 2697 dan diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam shahihnya, pada kitab Al Aqdliyyah yang diberi judul bab oleh Imam Nawawi rahimahullah selaku pensyarah (yang memberi penjelasan) terhadap hadits-hadits dalam Shahih Muslim, bab Naqdlul ahkam al bathilah wa raddu muhdatsaati umuur, no. 1718. Imam Muslim rahimahullah juga membawakan lafaz yang lain dari hadits di atas, yaitu :
“Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak di atas perintah kami maka amalannya itu tertolak”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh sebagian imam ahli hadits dalam kitab-kitab mereka. Dan kami mencukupkan takhrijnya pada shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim).

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini merupakan kaidah yang agung dari kaidah-kaidah Islam”. Beliau menambahkan lagi: “Hadits ini termasuk hadits yang sepatutnya dihafalkan dan digunakan dalam membatilkan seluruh kemungkaran dan seharusnya hadits ini disebarluaskan untuk diambil sebagai dalil”. ( Syarah Shahih Muslim)

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqalani rahimahullah setelah membawakan hadits ini dalam syarahnya terhadap kitab Shahih Bukhari, beliau berkomentar : “Hadits ini terhitung sebagai pokok dari pokok-pokok Islam dan satu kaidah dari kaidah-kaidah agama”. (Fathul Bari)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah dalam kitabnya Jami`ul Ulum wal Hikam juga memuji kedudukan hadits ini, beliau berkata : “Hadits ini merupakan pokok yang agung dari pokok-pokok Islam. Dia seperti timbangan bagi amalan-amalan dalam dzahirnya sebagaimana hadits: (amal itu tergantung pada niatnya) merupakan timbangan bagi amalan-amalan dalam batinnya. Maka setiap amalan yang tidak diniatkan untuk mendapatkan wajah Allah tidaklah bagi pelakunya mendapatkan pahala atas amalannya itu, demikian pula setiap amalan yang tidak ada padanya perintah dari Allah dan rasulnya maka amalan itu tidak diterima dari pelakunya. (Jami`ul Ulum wal Hikam, 1/176)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Agama Ini telah Sempurna

Allah subhanahu wa ta`ala berfirman :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Aku cukupkan bagi kalian nikmat-Ku dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian”. (QS. Al Maidah : 3)

Al Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat di atas : “Hal ini merupakan kenikmatan Allah ta`ala yang terbesar bagi umat ini, di mana Allah ta`ala telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka, hingga mereka tidak membutuhkan agama yang lainnya, tidak pula butuh kepada nabi yang selain nabi mereka shallallahu ‘alaihi wasallam, karena itulah Allah ta`ala menjadikan beliau sebagai penutup para nabi dan Dia mengutus beliau kepada manusia dan jin. Tidak ada sesuatu yang halal melainkan apa yang beliau halalkan dan tidak ada yang haram melainkan apa yang beliau haramkan,. Tidak ada agama kecuali apa yang beliau syariatkan. Segala sesuatu yang beliau kabarkan maka kabar itu benar adanya dan jujur, tidak ada kedustaan dan penyelisihan di dalamnya” (Tafsir Ibnu Katsir 2/14)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Dengan keadaan agama yang telah sempurna ini dalam setiap sisinya maka seseorang tidak perlu lagi mengadakan perkara baru yang tidak pernah dikenal sebelumnya, apakah berupa penambahan ataupun pengurangan dari apa yang disampaikan dan diajarkan oleh beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dicontohkan serta diamalkan oleh salaf (pendahulu) kita yang shalih dari kalangan shahabat, tabi`in, atbaut tabi`in dan para imam yang memberikan bimbingan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sendiri juga telah memberi peringatan dari perkara-perkara baru yang disandarkan kepada agama, sebagaimana dalam hadits Abdullah ibnu Mas`ud radliallahu anhu beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru, karena sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap perkara yang diada-adakan itu bid`ah dan setiap bid`ah itu adalah kesesatan”. (HR. Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah no. 25 dan hadits ini shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani rahimahullah)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Hadits yang semakna dengan ini datang pula dari shahabat Al Irbadh Ibnu Sariyah radliallahu anhu.

Bila kita menemui seseorang yang mengadakan perkara baru dalam agama ini dengan keterangan yang telah kita dapatkan di atas maka perkara itu batil, tertolak dan tidak teranggap sama sekali berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini apa yang bukan bagian darinya maka perkara itu tertolak”.

Kata Imam Nawawi rahimahullah : “Hadits ini jelas sekali dalam membantah setiap bid`ah dan perkara yang diada-adakan dalam agama”. (Syarah Muslim, 12/16)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Namun bila ada pelaku bid`ah dihadapkan padanya hadits ini, kemudian dia mengatakan bahwa bid`ah tersebut bukanlah dia yang mengada-adakan akan tetapi dia hanya melakukan apa yang telah diperbuat oleh orang-orang sebelumnya sehingga ancaman hadits di atas tidak mengenai pada dirinya. Maka terhadap orang seperti ini disampaikan padanya hadits :
“Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak di atas perintah kami maka amalannya itu tertolak”.

Dengan hadits ini akan membantah apa yang ada pada orang tersebut dan akan menolak setiap amalan yang diada-adakan tanpa dasar syar`i. Sama saja apakah pelakunya yang membuat bid`ah tersebut adalah dia atau dia hanya sekedar melakukan bid`ah yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelumnya. Demikian penerangan ini juga disebutkan oleh Imam Nawawi dengan maknanya dalam kitab beliau Syarah Muslim (12/16) ketika menjelaskan hadits ini.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Al Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata : “Dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
ada isyarat bahwasanya amalan-amalan yang dilakukan seharusnya di bawah hukum syariah di mana hukum syariah menjadi pemutus baginya apakah amalan itu diperintahkan atau dilarang. Sehingga siapa yang amalannya berjalan di bawah hukum syar`i, cocok dengan hukum syar`i maka amalan itu diterima, sebaliknya bila amalan itu keluar dari hukum syar`i maka amalan itu tertolak. (“Jami`ul Ulum wal Hikam”, 1/177)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Pembagian Amalan

Amalan bila ditinjau dari pembagiannya terbagi menjadi dua yaitu ibadah dan mu`ammalah .

• Ibadah

Adapun amalan ibadah maka kaidah yang ada dalam pelaksanaannya : “Ibadah itu pada asalnya haram untuk dikerjakan bila tidak ada dalil yang mensyariatkanya (memerintahkannya)”. Akan tetapi dari sisi penerimaan atau penolakan amalan ibadah tersebut maka perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Suatu amalan merupakan ibadah pada satu keadaan namun tidak teranggap pada keadaan yang lainnya sebagai ibadah. Misalnya :

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

– Berdiri ketika shalat. Hal ini merupakan ibadah yang disyariatkan, namun bila ada orang yang bernadzar untuk berdiri di luar shalat dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala tidaklah dibolehkan karena tidak ada dalil yang menunjukkan pensyariatannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat seorang laki-laki berdiri di bawah terik matahari karena nadzar yang hendak ia tunaikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta`ala kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan serta merta memerintahkan orang itu untuk duduk dan tidak berjemur di bawah terik matahari (sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari no. 6704)

– Thawaf yang disyariatkan pelaksanaannya di baitullah namun ada di antara manusia yang melaksanakannya di selain baitullah seperti di kuburan wali atau yang lainnya.
– Pelaksanaan haji di luar bulan haji
– Puasa Ramadhan di luar bulan Ramadhan atau ketika hari raya padahal ada nash yang menunjukkan tidak bolehnya berpuasa pada hari raya tersebut.
– Dan yang semisal dengan perkara-perkara yang telah kami sebutkan di atas.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

2. Suatu amalan yang sama sekali tidak ada tuntunannya dalam syariat. Misalnya :

– Beribadah di sisi Ka`bah dengan siulan, tepuk tangan dan telanjang
– Mendekatkan diri kepada Allah dengan mendengarkan musik/nyanyian dan minum khamar.
Maka amalan seperti ini batil, tidak diterima bahkan ini merupakan kebid`ahan yang pelakunya dikatakan oleh Allah ta`ala :
“Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang mensyariatkan bagi mereka dari agama ini apa yang Allah tidak mengizinkannya”. (QS. Asy Syuura : 21)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

3. Menambah satu perkara atau lebih terhadap amalan yang disyariatkan. Amalan seperti ini jelas tertolak (akan tetapi dari sisi batal atau tidaknya ibadah tersebut maka perlu dilihat keadaannya). Misalnya :
– Ibadah shalat yang telah disyariatkan oleh Allah subhanahu wa ta`ala ditambah jumlah rakaatnya. Yang demikian ini membatalkan ibadah tersebut.
– Berwudhu dengan membasuh anggota wudhu lebih dari tiga kali. Yang demikian ini tidak membatalkan wudhu tersebut, namun pelakunya terjatuh pada sesuatu yang dibenci .

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

4. Mengurangi terhadap amalan yang disyariatkan. (Dari sisi batal atau tidaknya maka perlu dilihat dulu terhadap apa yang dikurangi dari ibadah tersebut).
– Shalat tanpa berwudhu sementara ia berhadats maka shalatnya itu batal karena wudhlu merupakan syarat sahnya shalat.
– Meninggalkan satu rukun dari rukun-rukun ibadah maka ibadah itu batal.
– Laki-laki yang meninggalkan shalat lima waktu secara berjamaah dan mengerjakannya sendirian, maka shalatnya itu tidaklah batal tapi shalatnya itu kurang nilainya dan ia berdosa karena meninggalkan kewajiban berjamaah

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

• Muamalah

Pembicaraan tentang muamalah maka kaidah yang ada :
“Hukum asal muamalah itu boleh/halal untuk dikerjakan (selama tidak ada dalil yang melarangnya dan mengharamkannya”).

Adapun perkara-perkara yang dilarang dan diharamkan dalam muamalah ini bisa kita sebutkan sebagai berikut :

1. Bermuamalah untuk mengganti aturan syariat

Maka perkara ini tidak diragukan lagi kebatilannya dengan contoh mengganti hukum rajam bagi orang yang berzina dengan tebusan berupa benda. Hal ini pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seorang pemuda yang belum menikah berzina dengan istri orang lain. Ayah si pemuda menyangka hukum yang harus ditimpakan pada putranya adalah rajam maka ia ingin mengganti hukum itu dengan memberi tebusan kepada suami si wanita tersebut berupa seratus ekor kambing berikut seorang budak perempuan. Lalu ia dan suami si wanita mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengadukan hal tersebut dan meminta diputuskan perkara mereka dengan apa yang ada dalam kitabullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab permintaan mereka :
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku akan memutuskan perkara di antara kalian berdua dengan kitabullah. Kambing dan budak perempuan yang ingin kau jadikan tebusan itu ambil kembali, sedangkan hukum yang ditimpakan kepada putramu adalah dicambuk sebanyak seratus kali dan diasingkan selama setahun”.

Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada salah seorang dari shahabatnya untuk mendatangi wanita yang diajak berzina oleh pemuda tersebut untuk meminta pengakuannya. Dan ternyata wanita itu mengakui perbuatan zina yang dilakukannya hingga ditimpakan padanya hukum rajam. (Sebagaimana disebutkan riwayatnya dalam hadits yang dikeluarkan Imam Bukhari dalam shahihnya, pada Kitabul Hudud no. 2695, 2696, demikian pula Imam Muslim dalam shahihnya no. 1697, 1698)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

2. Bermuamalah dengan membuat akad/perjanjian yang dilarang oleh syariat.

• Akad yang tidak layak untuk diputuskan. Seperti melakukan akad nikah dengan wanita yang haram untuk dinikahi karena sepersusuan atau mengumpulkan dua wanita yang bersaudara sebagai istri.
• Akad yang hilang darinya satu syarat di mana syarat tersebut tidak bisa gugur dengan ridhanya kedua belah pihak . Seperti menikahi wanita yang sedang menjalani masa `iddah, nikah tanpa wali atau menikahi istri yang masih dalam naungan suaminya.
• Melakukan akad jual beli yang diharamkan Allah subhanahu wa ta`ala, seperti jual beli dengan cara riba, jual beli minuman keras, bangkai, babi dan sebagainya.
• Akad yang berakibat terdzaliminya salah satu dari dua belah pihak. Seperti seorang ayah menikahkan putrinya yang dewasa tanpa minta izin kepadanya. Maka akad ini tertolak ketika anak itu tidak ridha dan menuntut haknya namun bila ia ridha akad tersebut sah.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Faidah hadits

Faidah yang bisa kita ambil dari hadits ini, di antaranya :
• Batilnya perkara yang diada-adakan dalam agama
• Larangan terhadap satu perkara menunjukkan jeleknya perkara tersebut..
• Islam merupakan agama yang sempurna, tidak ada kekurangan di dalamnya dan tidak butuh koreksi dan protes terhadapnya.
• Perkara yang diada-adakan dalam agama ini adalah bid`ah dan setiap bid`ah itu sesat.
• Dengan hadits ini tertolaklah pembagian bid`ah menjadi bid`ah hasanah (bid`ah yang baik) dan bid`ah sayyiah (bid`ah yang jelek).
Seluruh akad yang dilarang oleh syariat adalah batil, demikian pula hasilnya karena apa yang dibangun di atas kebatilan maka ia batil pula.

Wallahu ta`ala a`lam bishshawwab.

Silahkan mengcopy dan memperbanyak artikel ini
dengan mencantumkan sumbernya yaitu : http://www.asysyariah.com

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Perpecahan Umat Antara Kemestian dan Adzab
Penulis: Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari
Syariah, Hadits, 16 – Juli – 2005, 09:32:30

Ibnu Mas’ud z berkata:

خَطَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِ مُسْتَقِيْمًا. قَالَ: ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ السُّبُلُ وَلَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلاَّ عَلَيْهَا شَيْطاَنٌ يَدْعُو إِلَيْهِ. ثُمَّ قَرَأَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ}

Rasulullah n menggaris satu garis dengan tangannya, kemudian bersabda: “Ini adalah jalan Allah yang lurus.” Setelahnya beliau menggaris beberapa garis di sebelah kanan dan kirinya, kemudian beliau bersabda: “Ini adalah jalan-jalan. Tidak ada satu jalan pun dari jalan-jalan ini melainkan di atasnya ada setan yang mengajak kepadanya.” Beliau lalu membaca ayat: “Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan ini dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.”1

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad t dalam Musnad-nya (1/465 dan 1/435) dan Ad-Darimi t dalam Sunan-nya (no. 204). Dihasankan oleh guru kami Asy-Syaikh Muqbil t dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa fish Shahihain (2/20-21).

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Perpecahan adalah Perkara Kauniyyah

Allah k adalah Pencipta segala sesuatu, sehingga tidak ada satu perkara pun di alam semesta ini kecuali ciptaan-Nya.

اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ

“Allah adalah Pencipta segala sesuatu.” (Ar-Ra’du: 16)
Demikian pula Allah k penentu segala sesuatu dengan kemahaadilan-Nya dan Dia berbuat dengan penuh hikmah(bijaksana) tanpa ada yang sia-sia dalam perbuatan-Nya. Dengan kemahaadilan-Nya dan hikmah-Nya, Dia menentukan apa yang dikehendaki-Nya. Dia tidak ditanya dan tidak dituntut terhadap apa yang diperbuat-Nya. Sebaliknya hamba-hamba-Nya yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang mereka lakukan.

لاَ يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُوْنَ

“Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya namun merekalah yang ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang perbuatan mereka.” (Al-Anbiya`: 23)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Di antara perkara yang Allah k tetapkan dan ciptakan adalah apa yang disebutkan dan diisyaratkan dalam hadits di atas, bahwa Allah k menginginkan adanya banyak jalan yang akan ditempuh oleh hamba-hamba-Nya yang di atas jalan-jalan tersebut ada setan yang menyeru kepada kebinasaan perpecahan. Juga dari semua jalan yang ada, tidak ada yang selamat terkecuali hanya satu jalan yaitu jalan Allah k. Banyaknya jalan yang menggambarkan tentang perpecahan umat ini adalah kehendak Allah k yang dinamakan kehendak kauni-Nya (yang mesti terjadi).

Sebagaimana Allah k juga menyebutkan tentang kemestian terjadinya perpecahan ini dalam firman-Nya:

وَلَوْ شآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ

“Seandainya Rabbmu menginginkan niscaya Dia menjadikan manusia umat yang satu namun mereka terus menerus berselisih kecuali orang yang dirahmahi oleh Rabbmu dan karena itulah Allah menciptakan mereka.” (Hud: 118-119)

Dalam ayat di atas Allah k mengabarkan bahwa mereka (manusia) akan terus menerus berselisih selama-lamanya dan bahwa Dia k memang menciptakan mereka untuk berselisih. Demikian pendapat jamaah mufassirin (sejumlah ahli tafsir) tentang ayat ini. Adapun makna ayat:

وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ

yakni mereka diciptakan untuk ikhtilaf (berselisih). (Mukhtashar Kitab Al-I’tisham hal. 116)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Masalah perpecahan umat ini juga dinyatakan dan digambarkan dengan hadits-hadits lainnya, di antaranya:

 Hadits Al-’Irbadh bin Sariyah z, di mana beliau berkata: “Suatu hari setelah shalat Subuh, Rasulullah n menasehati kami dengan satu nasehat yang begitu mendalam, hingga air mata kami pun mengalir dan hati-hati pun bergetar. Berkatalah seseorang: “Sungguh nasehat ini adalah nasehat orang yang mau berpisah. Lalu apa yang engkau pesankan kepada kami, wahai Rasulullah?” Beliau n bersabda:

أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ، يَرَ اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّها ضَلاَلَةٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْه بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah k, untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin) walaupun yang memimpin kalian itu seorang budak Habasyi (Ethopia). Karena sesungguhnya siapa di antara kalian yang nantinya masih hidup, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan (dalam agama, pen.) karena perkara tersebut sesat. Siapa di antara kalian yang mendapatkan keadaan tersebut maka wajib atasnya berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang terbimbing dan mendapatkan petunjuk. Gigitlah Sunnah itu dengan gigi geraham kalian (pegang erat-erat jangan sampai lepas, pen.).” (HR. At-Tirmidzi no. 2816 dan selainnya. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/2157)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

 Demikian pula sabda Rasulullah n:

اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوِ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوِ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً

“Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, Nasrani terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 golongan.” (HR. Abu Dawud no. 3980, At-Tirmidzi no. 2778 dan selain keduanya. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Ash-Shahihah no. 203, 204)
Adapun di antara hikmah yang bisa kita petik dari ketetapan Allah k atas perpecahan2 ini, dikatakan oleh Al-Imam Al-Ajurri t: “Ketahuilah, semoga Allah merahmati kita semuanya. Allah k telah mengajarkan kita dalam kitab-Nya bahwa ikhtilaf (perpecahan) itu mesti terjadi di antara makhluk-Nya, agar Dia menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya dan Dia memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya. Allah k menjadikan hal itu sebagai nasehat yang bisa dijadikan peringatan oleh kaum mukminin sehingga mereka berhati-hati dan menghindari perpecahan serta berpegang teguh dengan Al-Jamaah, juga supaya mereka meninggalkan debat kusir dan pertikaian dalam agama ini dan semata-mata ittiba’ dan tidak mengada-adakan bid’ah.” (Asy-Syari’ah, hal. 9)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Diriwayatkan dari Al-Imam Malik bin Anas dan Al-Hasan mereka berkata: “Allah menciptakan mereka berselisih agar sebagian mereka di tempatkan di jannah (surga) dan sebagian lain di neraka sa’ir.” (Tafsir Al Qur`anil ‘Azhim 4/252, Mukhtashar Kitab Al-I’tisham hal. 16)

Perselisihan Bukanlah Rahmah

Bila kita membaca dalil-dalil Al Qur`an, As Sunnah dan melihat ucapan para shahabat dan para imam dalam agama ini, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa perselisihan itu syarr (jelek). Di mana Allah k berfirman:

وَلاَ يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ. إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ

“Mereka terus menerus berselisih. Kecuali orang yang dirahmahi oleh Rabbmu.” (Hud: 118-119)
Ibnul ‘Arabi dalam Ahkamul Qur`an (3/33) menukilkan ucapan ‘Umar bin Abdul ‘Aziz t, beliau berkata: “Allah menciptakan orang-orang yang dirahmati-Nya agar mereka tidak berselisih.”

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Allah k berfirman:

وَلاَ يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ. إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ

(“Mereka terus menerus berselisih kecuali orang yang dirahmahi oleh Rabbmu.”) (Dalam ayat ini) Allah mengabarkan bahwa ahlur rahmah (orang-orang yang dirahmati-Nya) tidaklah berselisih. Mereka ini adalah pengikut para Nabi, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Mereka adalah Ahlul Qur`an dan Ahlul Hadits dari kalangan umat ini. Maka siapa yang menyelisihi mereka dalam satu perkara, luputlah darinya rahmat sesuai dengan kadar penyelisihannya terhadap perkara tersebut.” (Majmu’ Al-Fatawa, 4/25)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Allah k berfirman:

وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جآءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

“Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah datang kepada mereka bukti yang nyata. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang besar.” (Ali ‘Imran: 105)

Al-Muzani t berkata: “Allah mencela perselisihan dan memerintahkan ketika terjadi perselisihan untuk kembali kepada Al Qur`an dan As Sunnah. Seandainya perselisihan itu merupakan bagian dari agama-Nya niscaya Dia tidak akan mencelanya. Seandainya pertikaian itu merupakan bagian dari hukum-Nya, niscaya Dia tidak akan memerintahkan mereka untuk kembali kepada Al Qur`an dan As Sunnah ketika terjadi pertikaian tersebut.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 2/910)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Abu Ja’far Ath-Thahawi t menyatakan: “Kami memandang bahwa jamaah adalah haq dan kebenaran, sementara perpecahan adalah penyimpangan dan azab.” (Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah, hal. 26-27)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Sesungguhnya jamaah itu rahmat sedangkan perpecahan itu azab.” (Majmu’ Al-Fatawa, 3/421)

Adapun hadits yang didengung-dengungkan oleh orang-orang yang menyeru kepada banyak jamaah dan banyak jalan:

اخْتِلاَفُ أُمَّتِي رَحْمَةٌ

“Perselisihan umatku adalah rahmat.”
Al-’Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani t berkata dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (1/141): “Hadits ini (tidak ada asalnya).”

Ibnu Hazm t berkata: “Adapun hadits yang disebutkan ini adalah hadits yang batil, sebuah kedustaan yang dibuat-buat oleh orang fasiq.” (Ihkamul Ahkam, 5/61)

Beliau juga menyatakan bahwa perkataan “Perselisihan umatku itu rahmah” adalah sejelek-jelek perkataan yang ada, karena sebagai konsekuensinya akan dinyatakan bahwa persatuan itu dimurkai dan dibenci. Dan tentunya yang seperti ini tidak ada seorang muslim pun yang mengatakannya, sehingga yang ada yaitu persatuan itu adalah rahmat dan perselisihan itu dimurkai dan dibenci. (Ihkamul Ahkam, 5/64)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Al-’Allamah Al-Muhaddits Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani t berkata: “Ikhtilaf (perselisihan) itu dicela dalam syariat, maka wajib berusaha untuk menghindari perselisihan selama memungkinkan. Karena dengan sebab berselisih umat Islam menjadi lemah, sebagaimana Allah k berfirman:

وَلاَ تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ

“Dan janganlah kalian berselisih yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian.” (Al-Anfal: 46)

Adapun ridha dengan perpecahan dan menamakannya dengan rahmat berarti menyelisihi ayat-ayat mulia yang secara jelas mencela perpecahan tersebut. Dan tidak didapatkan sandaran dalil bagi perpecahan sama sekali, kecuali dengan hadits yang tidak ada asalnya dari Rasulullah n ini.” (Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah, 1/143).

Akibat mengikuti banyak jalan, terjadilah perselisihan dan perpecahan. Dan karena adanya perpecahan ini terjadilah permusuhan dan kebencian di antara sesama muslim. Perkaranya bahkan sampai pada dihunuskannya pedang, dihalalkannya darah sesama kaum muslimin. Terjadilah perang saudara…!

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

‘Amir bin Sa’d menceritakan dari ayahnya:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الْعَالِيَةِ. حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَةَ، دَخَلَ فَرَكَعَ فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ، وَصَلَّيْنَا مَعَهُ. وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيْلاً ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا، فَقَال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا، فَأَعْطَانِي ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً. سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيْهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيْهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَّ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا

“Bahwa Rasulullah n suatu hari datang dari Al-’Aliyah. Hingga ketika beliau melewati masjid Bani Mu’awiyah, beliau masuk lalu shalat dua rakaat. Kami pun shalat bersama beliau. Beliau lama berdoa kepada Allah. Kemudian beliau berpaling menghadap kami. “Aku minta kepada Rabbku tiga perkara, maka Dia mengabulkan untukku dua perkara dan menolak mengabulkan satu perkara. Aku minta kepada Rabbku agar Dia tidak membinasakan umatku dengan paceklik (kemarau panjang), maka Dia pun mengabulkannya. Dan aku minta kepada-Nya agar Dia tidak membinasakan umatku dengan ditenggelamkan, maka Dia pun mengabulkannya. Dan aku minta padanya agar tidak menjadikan mereka (umatku) saling membinasakan sesama mereka, namun Dia menolak permintaanku ini.” (HR. Muslim no. 2890)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t berkata: “Hadits ini berisi pengabaran Nabi n bahwa umat beliau sebagiannya akan membinasakan sebagian yang lain, dan sebagiannya akan menawan sebagian yang lain. Pengabaran beliau ini pun sudah terjadi.” (Al-Qaulul Mufid, 1/487). Wallahul musta’an wa ilaihil musytaka.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Tidak Boleh Ridha terhadap Perselisihan dan Perpecahan

Telah kita ketahui bahwa perselisihan dan perpecahan merupakan perkara kauni, yang Allah kehendaki dengan iradah kauniyyah-Nya. Akan tetapi tidak boleh dipahami di sini bahwa kita harus menerima perselisihan dan membiarkan adanya perpecahan dengan alasan “Perkaranya adalah sunnatullah, bukankah Allah k sendiri menghendakinya?!”

Orang yang beranggapan demikian sungguh tampak kejahilannya. Ia tidak dapat membedakan antara kehendak kauni dan kehendak syar’i yang mesti terjadi3. Di antara ketentuan tersebut, Allah k menetapkan dan menciptakan kejelekan dan perpecahan, namun bukan untuk kita kerjakan dan kita laksanakan. Karena Allah k jelas tidak meridhainya sebagaimana banyak diterangkan dalam nash, apa yang Allah k anjurkan dan perintahkan hamba-Nya untuk mengerjakan, yang masuk di dalam hal ini perintah dan anjuran berbuat kebaikan, juga untuk bersatu dan tidak berpecah sebagaimana yang diinginkan dengan kehendak dan ketetapan Allah k yang syar’i.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Abu Muhammad bin Hazm t menyatakan, Allah k menghendaki perselisihan ini dengan kehendak-Nya yang kauni (iradah kauniyyah) sebagaimana Dia menghendaki adanya kekafiran dan seluruh maksiat. (Ihkamul Ahkam, 5/65)

Allah k tidak ridha dengan perselisihan sehingga Dia jauhkan sifat ini dari Rasul-Nya n sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوا دِيْنَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, engkau sedikitpun tidak termasuk dalam golongan mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah diserahkan kepada Allah, kemudian (di akhirat, pen.) Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang dahulu mereka perbuat (ketika di dunia, pen.).” (Al-An’am: 159)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Ayat ini merupakan pernyataan bara`ah (berlepas diri) dari orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan berhimpun di dalam golongan-golongan (yang membinasakan). Sementara yang diinginkan dari mereka agar agama itu satu dan manusia menjadi satu jamaah di atas agama ini. Inilah yang diperintahkan oleh Allah k. Oleh karena itu siapa yang keadaannya demikian (bersatu di atas agama, pen.) maka Rasulullah n berloyalitas kepadanya dan dia adalah kekasih Rasulullah n. Adapun orang yang memecah-belah agamanya dan dia tetap di atas perselisihan/pertikaian dan tetap berada di atas sifat jahiliyah4 maka Rasulullah berlepas diri darinya. (Syarhu Masa`ilil Jahiliyyah, hal. 41)
Allah n menetapkan adanya perselisihan dengan hikmah-Nya yang agung, hingga terpisahlah ahlul haq dari ahlul bathil, terpisahlah antara muttabi’ (orang yang mengikuti Sunnah Nabi, red.) dengan mubtadi’ (yang mengada-adakan bid’ah, red.). Dan tegaklah muttabi’ ini untuk berjihad menghadapi mubtadi’ dengan hujjah dan ilmu yang haq.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Suka Berselisih Merupakan Sifat
Ahlul Bid‘ah

Sebagaimana seorang muslim tidak boleh ridha kepada kekafiran dan kejelekan, maka sepantasnya pula ia pun tidak ridha dengan perselisihan. Apatah lagi ridha dengan perselisihan ini merupakan sifat ahlul bid’ah. Allah k berfirman:

إِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوا دِيْنَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah diserahkan kepada Allah, kemudian (di akhirat, pen.) Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang dahulu mereka perbuat (ketika di dunia, pen.).” (Al-An’am: 159)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Kata Al-Imam Al-Baghawi t: “Mereka adalah ahlul bid’ah dan ahlul ahwa`.” (Syarhus Sunnah, 1/210)
Al-Imam Asy-Syathibi t menyatakan bahwa berpecah-belah termasuk ciri khas ahli bid’ah. (Al-I‘tisham, 1/113)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Bid’ah itu bergandengan dengan perpecahan sebagaimana As Sunnah itu bergandengan dengan jamaah, sehingga mereka dikatakan Ahlus Sunnah wal Jama’ah sedangkan ahlul bid’ah digelari pula sebagai ahlul furqah (perpecahan).” (Al-Istiqamah, 1/42)
Al-Imam Abu Hatim Ar-Razi t berkata ketika menyebutkan madzhab Ahlus Sunnah dalam ushuluddin (pokok-pokok agama): “Kita mengikuti As Sunnah dan Al-Jamaah, dan kita menjauhi syudzudz, perselisihan dan perpecahan.” (Ashlus Sunnah wa I’tiqadud Din, hal. 22)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Bersatu dan Berjalan di atas Jalan Allah

Sekalipun banyak jalan selain jalan yang lurus (shirathal mustaqim), juga sekalipun perselisihan dan perpecahan –karena manusia mengikuti selain shirathal mustaqim– merupakan perkara kauni yang mesti terjadi karena Allah k telah menetapkan demikian, bukan berarti kita diperbolehkan untuk mengikuti jalan-jalan tersebut, dan bukan maknanya kita boleh berselisih dan berpecah dalam perkara yang sebenarnya tidak pantas kita berselisih apalagi berpecah belah.

Banyak sekali kita dapatkan nash yang mencela orang-orang yang mengikuti selain jalan Allah, dan yang mencela perselisihan serta perpecahan. Demikian juga kita dapatkan banyak sekali nash yang menekankan kepada kita untuk selalu berpegang dan mengikuti jalan Allah yang lurus, mengajak kita untuk selalu bersatu dan menghindari perselisihan dan perpecahan. Semua itu menunjukkan kepada kita bahwasanya wajib bagi kita untuk berjalan di atas jalan Allah, jalan yang dijalani oleh Rasul-Nya yang mulia Muhammad n dan wajib bagi kita untuk bersatu di atas kebenaran karena tidak ada alasan bagi kita untuk menyelisihinya.
Allah k berfirman:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيْمٌا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ

“Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan ini dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.” (Al-An’am: 153)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Allah k menekankan kepada hamba-hamba-Nya untuk bersatu dan tidak bercerai berai:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا

“Berpeganglah kalian semuanya dengan tali Allah dan janganlah kalian berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika kalian dahulu saling bermusuhan maka Allah mempersatukan di antara hati-hati kalian. Lalu dengan nikmat Allah jadilah kalian orang-orang yang bersaudara. Dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya.” (Ali ‘Imran: 103)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّيْنِ مَا وَصَّى بِهِ نُوْحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى وَعِيْسَى أَنْ أَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيْهِ

“Dia telah mensyariatkan bagi kalian agama ini sebagaimana yang diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu tegakkanlah oleh kalian agama ini5 dan janganlah kalian berpecah belah di dalamnya…”6 (Asy-Syura: 13)

وَمَا تَفَرَّقُوا إِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ

“Dan mereka (ahlul kitab) tidak terpecah belah melainkan sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Kalau bukan karena suatu ketetapan yang telah ada dari Rabbmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan.” (Asy-Syura: 14)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Allah k melarang hamba-hamba-Nya dari mengikuti jalan orang yang berpecah belah dan berselisih:

وَلاَ تَكُوْنُوا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جآءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

“Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah datang kepada mereka bukti yang nyata. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang besar.” (Ali ‘Imran: 105)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ. مُنِيْبِيْنَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُوْنُوا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوا دِيْنَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. (Tetaplah di atas) fitrah Allah yang Dia menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Ar-Rum: 30-32)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

إِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, engkau sedikitpun tidak termasuk dalam golongan mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah diserahkan kepada Allah, kemudian (di akhirat, pen.) Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang dahulu mereka perbuat (ketika di dunia, pen.).” (Al-An’am: 159)

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ. فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ

“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian semua, agama yang satu, dan Aku adalah Rabb kalian maka bertakwalah kalian kepada-Ku. Kemudian mereka (para pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa golongan. Masing-masing golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (Al-Mukminun: 52-53)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Abul ‘Aliyah t memberikan nasehatnya: “Pelajarilah oleh kalian Islam. Bila kalian telah mempelajarinya maka janganlah kalian membencinya. Wajib atas kalian mengikuti jalan yang lurus (Ash-Shirathal Mustaqim) karena jalan yang lurus itu adalah Islam. Janganlah kalian menyimpang dari jalan yang lurus itu ke kanan dan jangan pula ke kiri. Wajib atas kalian berpegang dengan Sunnah Nabi kalian n dan apa yang para shahabat berada di atasnya. Karena sungguh kita telah membaca Al Qur`an selama 15 tahun sebelum mereka melakukan apa yang mereka lakukan7. Berhati-hatilah kalian dari hawa nafsu yang melemparkan permusuhan dan kebencian di antara manusia.”

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

‘Ashim Al-Ahwal berkata: “Aku sampaikan ucapan Abul ‘Aliyah ini kepada Al-Hasan, beliaupun berkata: “Dia benar dan telah memberikan nasehat.”

Aku (‘Ashim) sampaikan pula ucapan Abul ‘Aliyah ini kepada Hafshah bintu Sirin, ia berkata: “Wahai anakku, apakah engkau telah sampaikan hal ini kepada Muhammad (bin Sirin, pen.)?” “Belum,” kataku. “Kalau begitu sampaikanlah padanya,” kata Hafshah. (Asy-Syari’ah, Al-Imam Al-Ajurri, hal. 16)

Al-Imam Al-Ajurri t berkata: “Merupakan tanda seseorang yang Allah k menginginkan kebaikan padanya adalah ia menempuh jalan ini yaitu Kitabullah, Sunnah Rasulullah n, Sunnah para shahabat g dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan (tabi’in) rahmatullahi ‘alaihim. Dan juga apa yang dipegangi dan dijalani oleh para imam kaum muslimin di setiap negeri sampai ulama yang akhir, seperti Al-Auza’i, Sufyan Ats-Tsauri, Malik bin Anas, Asy-Syafi’i, Ahmad bin Hambal dan Al-Qasim bin Salam, serta orang yang berada di atas manhaj mereka serta menjauhi semua manhaj yang tidak dianut oleh para ulama tersebut.” (Asy-Syari’ah, hal. 16)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Semoga Allah k memberi hidayah taufik kepada kita untuk selalu berjalan di atas jalan-Nya yang lurus, dan menjaga kita dari penyimpangan, perselisihan dan perpecahan. Allahu al-muwaffiq ilaa sawa`is sabil. Wallahu ta‘ala a‘lam bish-shawab.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

1 Surat Al-An’am ayat 153
2 Dan seandainya Allah k menghendaki umat ini bersatu dan tidak terjadi perpecahan tentunya itu mudah bagi-Nya jalla sya`nuhu, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam firman-Nya:

وَلَوْ شآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً

“Seandainya Rabbmu menginginkan niscaya Dia menjadikan manusia umat yang satu.” (Hud: 118)
3 Kehendak Allah k ada dua macam:
1. Kehendak takdir alam dan penciptaan, yaitu kehendak Allah k yang mencakup seluruh makhluk, termasuk terjadinya perpecahan atau persatuan.

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

2. Kehendak agama dan perintah syar’i, yaitu kehendak yang mengandung cinta dan ridha-Nya. Seperti persatuan dan ketaatan.
Maka perpecahan itu hanya dengan kehendak Allah k yang pertama, adapun persatuan itu dengan kehendak Allah k yang pertama dan kedua. (Lihat Syarah Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah hal. 114; Fathul Majid hal. 27 cet. Ali Sinan untuk lebih rinci tentang perbedaan dua iradah (kehendak) Allah k. (ed)
4 Karena salah satu sifat orang-orang jahiliyah adalah mereka terpecah-belah dalam peribadatan dan agama mereka, demikian dikatakan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab t dalam Masa‘ilul Jahiliyyah-nya.

5 Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di t berkata tentang tafsir ayat ini: “Allah k memerintahkan kalian untuk menegakkan seluruh syariat agama, ushul maupun furu’-nya. Untuk kalian tegakkan syariat itu pada diri-diri kalian dan kalian upayakan dengan sungguh-sungguh menegakkannya pada siapa saja selain kalian. Allah juga memerintahkan kalian untuk tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 754)

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

6 Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi hafizhahullah berkata: “Ada dua asas yang telah disepakati oleh syariat-syariat yang ada (syariat yang Allah telah berikan kepada para nabi, pen.) dan Allah perintahkan kepada seluruh rasul untuk menjalankan dua asas ini, mulai rasul yang awal Nuh p sampai rasul yang akhir Muhammad n. Dua asas yang dimaksud adalah: Pertama, tauhidullah k yaitu mengesakan-Nya dalam ibadah dengan tidak mengibadahi selain-Nya. Kedua, bersemangat untuk mempersatukan umat dan tidak berpecah belah dalam agama, dengan menegakkan sebab-sebab persatuan dan meninggalkan sebab-sebab perselisihan. Karena itulah Allah k mencela perpecahan lebih dari satu ayat dalam kitab-Nya seperti firman-Nya:

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جآءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ

“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.” (Al-Bayyinah: 4) (Al-Mauridul ‘Adzb Az-Zulal, hal. 84)
7 “Mereka melakukan apa yang mereka lakukan,” yang dimaksud di sini adalah fitnah Khawarij dan terbunuhnya ‘Utsman z.

Silahkan mengcopy dan memperbanyak artikel ini
dengan mencantumkan sumbernya yaitu : http://www.asysyariah.com

======================================
puisi sufi, sufistik, sufisme – kumpulan puisi-puisi sufi, sufistik, sufisme islam – koleksi puisi sufi, sufistik, sufisme reliji islami  – puisi sufi, sufistik, sufisme agama islam (not here)
======================================

Tinggalkan komentar