PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

“Tentang Penggunaan Istilah Keagamaan”

Senin, 05 Maret 2007
Diantara penyebab kekacauan berfikir kaum Muslim adalah masuknya istilah dan kosep asing. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-184

Oleh: Adian Husaini

Belum lama ini, di deretan kios buku-buku bekas di sekitar perempatan Senen Jakarta, saya menemukan sebuah buku berjudul “Beriman dengan Taqwa” terbitan satu penerbit Katolik di Yogyakarta. Buku ini merupakan buku serial Pustaka Teologi dalam agama Katolik. Bagi orang Muslim, judul buku semacam ini tentulah tidak asing, karena kata-kata iman dan taqwa memang merupakan kosa kata resmi dalam agama Islam. Kata ’iman’ memiliki makna khusus, tidak bisa diganti dengan istilah lain. Orang yang beriman kepada hal-hal yang wajib diimani, dalam istilah Islam disebut sebagai orang ’mukmin’.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Karena itu, kata ’iman’ sebagai istilah khusus, tidak sama dengan kata ’percaya’. Kalimat ”Saya percaya kepada Presiden” tidak bisa kita ganti dengan kalimat ”Saya beriman kepada Presiden”. Begitu juga kata ’taqwa’ dalam agama Islam, memiliki makna khusus, yang bukan sekedar makna bahasa (lughawi). Secara umum, orang-orang Islam yang taat kepada Allah, yang melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, disebut sebagai orang-orang yang bertaqwa (muttaqun).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tentulah, istilah Islam itu akan sangat aneh andaikan kita terapkan untuk orang di luar Islam. Misalnya, karena dipandang memiliki kepercayaan yang kuat dan taat kepada agama Kristen, maka George W. Bush, Billy Graham, dan sebagainya, lalu diberi julukan sebagai orang-orang Kristen yang mukminun dan muttaqun. Atau, mereka disebut sebagai orang-orang Kristen yang shalihun dan muhtadun (yang mendapat hidayah). Tentu sebutan itu akan sangat ganjil dalam pandangan Islam.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dengan membaca judul buku ”Beriman dengan Taqwa” dalam perspektif Katolik tersebut, kita bertanya, bagaimana jika suatu ketika nanti di Indonesia berdiri sebuah gereja bernama ”Gereja at-Taqwa” atau ”Gereja Shirathal Mustaqim”? Apakah hal itu bisa dibenarkan?

Saat ini, memang banyak istilah-istilah khas dalam Islam yang sudah diambil sebagai istilah-istilah keagamaan dalam agama Kristen di Indonesia. Misalnya, istilah ’syahadat’, sudah digunakan baik oleh Protestan maupun Katolik. Mereka menerjemahkan istilah ’Nicene Creed’ sebagai ”syahadat Nicea”. Dalam sebuah buku berjudul ”Tanya Jawab Syahadat

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Iman Katolik” (1992), disebutkan teks syahadat versi Katolik ini: “Kami percaya akan satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta hal-hal yang kelihatan dan tak kelihatan, Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Sang Sabda dari Allah, Terang dari Terang, Hidup dari Hidup, Putra Allah yang Tunggal Yang pertama lahir dari semua ciptaan, Dilahirkan dari Bapa, Sebelum segala abad … “

Dalam istilah Islam, syahadat memang merupakan rukun Islam yang pertama, yaitu ikrar bahwa ”Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah.” Mungkin tidak terbayang di benak banyak kaum Muslim, bahwa ada syahadat lain selain syahadat yang diajarkan oleh Rasulullah, Muhammad saw.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam istilah Islam, kata ’syahadat’, sudah memiliki makna khusus, yang tidak bisa begitu saja digantikan dengan istilah’pernyataan’, ’kesaksian’, atau ’testimoni’. Karena itu, orang yang masuk agama Islam, diminta membaca dua kalimah ’syahadat’; bukan diminta membaca dua kalimat ’testimoni’. Apakah bisa dibenarkan, jika orang yang masuk Islam lalu dikatakan, dia telah ’dibaptis’ secara Islam? Dalam tradisi Katolik ada istilah ’Konsili’ yang berarti pertemuan para petinggi Katolik untuk merumuskan doktrin-doktrin penting dalam agama Katolik. Jika ulama Islam melakukan pertemuan atau musyawarah, maka musyawarah itu tidak bisa disebut sebagai ’Konsili ulama Islam’, karena substansi acaranya memang berbeda.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Istilah-istilah Islam disebut oleh Prof. Naquib al-Attas sebagai ’Islamic vocabulary’ (Kamus Islam). Kata-kata atau istilah-istilah Islam ini bukanlah seluruh daftar kata dalam kamus bahasa Arab, tetapi merupakan kata-kata tertentu yang memiliki pola makna saling berkaitan dan membentuk satu ’pandangan hidup’ (worldview) yang khas Al-Quran. (Lebih jauh, lihat Syed Muhammad Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam, (Kuala Lumpur; ISTAC, 1999).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dari penjelasan itu, kita bisa memahami, bahwa istilah-istilah baku dalam Islam dipahami dengan makna yang sama oleh kaum Muslimin di seluruh dunia, meskipun mereka berbeda suku dan bahasa. Kata Allah, iman, taqwa, shalih, shalat, haji, shaum, dan sebagainya, dipahami dengan makna yang sama oleh umat Islam. Melalui penggunaan istilah-istilah kunci dalam Islam itulah, menurut al-Attas, maka dalam sejarahnya, Islam melakukan Islamisasi bahasa-bahasa non-Arab, seperti bahasa Melayu, Persi, Turki, Urdu, dan sebagainya. Bahkan, bahasa Arab sendiri juga mengalami proses Islamisasi dengan turunnya Al-Quran. Sejumlah kata Arab diberi makna baru yang sesuai dengan pandangan hidup Islam. Kata ’karam’ (mulia) yang sebelumnya dikaitkan dengan unsur keturunan dan harta, diberi makna baru oleh Al-Quran dengan makna yang berkaitan dengan ketaqwaan. (QS 49:13).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Karena Islam adalah agama yang bersifat benar dan final (QS 5:3), maka istilah-istilah kunci dalam Islam juga memiliki makna standar yang tetap. Itu disebabkan sifat Al-Quran yang terjaga teks dan maknanya. Sifat Al-Quran ini tentu berbeda dengan Bibel kaum Yahudi dan Kristen yang mengalami perkembangan dan perubahan teks dari zaman ke zaman. Karena itulah, ada perbedaan yang sangat besar antara tradisi Islam dengan tradisi Kristen dalam masalah penggunaan istilah-istilah keagamaan.

Sebagai contoh, dalam penyebutan nama Tuhan. Umat Islam sangat berdisiplin dalam menyebut nama Tuhan dengan sebutan ’Allah’, dengan bacaan tertentu. Umat Islam seluruh dunia, dari generasi ke generasi, dari waktu ke waktu, dari satu tempat ke tempat lain, tidak berbeda dalam mengucapkan lafaz ’Allah’, sebab teks Al-Quran dan cara membacanya juga tidak berubah dari waktu ke waktu.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tradisi ini sangat berbeda dengan kaum Kristen yang sangat beragam dalam menyebut dan mengucapkan nama Tuhan. Di Arab, kaum Kristen ada yang menyebut Tuhan mereka dengan sebutan ‘Alloh’, sama dengan orang Islam. Di Indonesia menyebut ‘Allah’. Di Barat menyebut God atau Lord. Di Indonesia, kini muncul aliran Kristen yang menolak penggunaan nama ’Allah’ dan menggantinya dengan Yahweh.

Tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menamakan dirinya kelompok ’Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim’ (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah. Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH). Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata “Allah” menjadi “Eloim”, kata “TUHAN” diganti menjadi “YAHWE”; kata “Yesus” diganti dengan “Yesua”, dan “Yesus Kristus” diubah menjadi “Yesua Hamasiah”. Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya “Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh” yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama “Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan ini”.

Kelompok ini menegaskan, “Akhirnya nama “Allah” tidak dapat dipertahankan lagi.” Problem penyebutan nama Tuhan atau nama nabi seperti dalam agama Kristen tersebut, tidak dijumpai dalam Islam. Sebab, Islam memiliki Al-Quran yang teksnya, cara membacanya, dan maknanya terjaga sepanjang zaman. Di sinilah terjadi perbedaan dalam soal penggunaan istilah-istilah keagamaan antara Islam dan Kristen. Para ulama Islam selama berabad-abad dikenal memiliki tradisi yang kuat dalam penggunaan istilah-istilah keagamaan. Banyak ulama yang secara khusus menulis kamus dan kitab tentang definisi-definisi (ta’rifat).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Sebagian kalangan Kristen bahkan sengaja menggunakan istilah-istilah yang khas dalam Islam. Sebagai contoh adalah penerbitan sejumlah buku dan brosur Kristen yang menggunakan judul-judul Islam. Misalnya, buku-buku karangan Pendeta R. Mohammad Nurdin yang berjudul: ”Kebenaran Yang Benar (Asshodiqul Mashduq)”, ”Keselamatan

Didalam Islam”, ”Selamat Natal Menurut Al-Qur’an”, ”Rahasia Allah Yang Paling Besar”, ”Ya Allah Ya Ruhul Qudus, Aku Selamat Dunia dan Akhirat”. Juga buku ”Upacara Ibadah Haji” karya H. Amos, dan buku-buku karya Pendeta A. Poernama Winangun yang berjudul seperti ”Riwayat Singkat Dan Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad”, dan buku ”Ayat-ayat Al-Qur’an Yang Menyelamatkan”.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam buku ”Riwayat Singkat Dan Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad”, disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan hadits Nabi Muhammad saw, bahwa beliau meninggalkan dua perkara yang harus dipegang teguh oleh umat Islam, adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bukan Al-Quran dan Sunnah. ”Ada juga yang menggunakan brosur-brosur yang menggunakan nama-nama Islam, seperti Brosur: Membina Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama, Yang dikeluarkan oleh Dakwah Ukhuwah (P.O. BOX 1272/JAT Jakarta 13012). Ada juga sebuah buku Kristen berjudul ”al-Haqiqah al-Makhfiyah Dakhilul Quranil Karim” (Kebenaran Tersembunyi dalam Al-Quran al-Karim). Buku ini berisi kumpulan ayat-ayat Al-Quran yang dihimpun dan disusun oleh Pendeta Markus Agung.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam masalah penggunaan istilah keagamaan ini, kiranya lembaga-lembaga keagamaan perlu bertemu untuk merumuskan kode etik dalam penggunaan istilah. Yang menjadi masalah memang lebih banyak bagi umat Islam, sebab penggunaan istilah dalam Islam sangat ketat. Idealnya, setiap pemeluk agama memiliki displin dalam penggunaan istilah agamanya masing-masing dan tidak mencampur aduk penggunaan istilah masing-masing agama.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tetapi, tantangan yang lebih besar bagi umat Islam sekarang dalam soal penggunaan istilah justru datang dari kalangan umat Islam sendiri, khususnya yang sudah terasuki oleh pemikiran Barat sekular-liberal. Mereka-mereka inilah yang sekarang rajin memasukkan istilah-istilah dari tradisi Yahudi dan Kristen ke dalam khazanah Islam kontemporer, seperti penggunaan istilah Islam Liberal, Islam fundamentalis, Islam skripturalis, Islam pluralis, Islam inklusif, Islam Ortodoks, dan sebagainya.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, misalnya, menulis satu naskah pengantar buku berjudul ”Muhammadiyah: Islam Protestan.” Buku itu sendiri oleh penulisnya diberi judul: ”Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme Islam”.

Dalam buku ini penulisnya menggunakan istilah yang campur aduk antara istilah Islam dan Kristen yang sebenarnya memiliki akar sejarah dan konsep yang berbeda. Misalnya, ditulis dalam buku ini: “Etika protestan puritan (protestan calvinis) atau reformasi protestan sepenuhnya bersandar kepada pembacaan perjanjian lama dan perjanjian baru sebagaimana Muslim puritan Muhammadiyah (Muhammadiyah calvinis) atau reformasi Muhammadiyah bersandar pada sumber asli Qur’an dan Sunnah. Ia (Protestan Dahlanis) sebagai pedagang-pedagang yang jujur dalam bertransaksi… Ia dikenal sebagai Muslim reformis-puritan yang asketis…

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Seorang pejabat Belanda yang bertugas di Indonesia waktu itu 1913 menilai bahwa Ahmad Dahlan adalah sebagai “prototipe warga Indonesia yang memiliki etika calvinis: tekun, militan, dan cerdas.” (hal. Vi-vii).

Masuknya istilah-istilah asing yang mengacaukan konsep-konsep pokok dalam pandangan hidup Islam disebut oleh Prof. Al-Attas sebagai ”de-Islamization of language”.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Masuknya istilah-istilah dan konsep-konsep asing yang merusak ’Islamic worldview’ inilah, menurut al-Attas, yang menyebabkan kekacauan dalam pemikiran kaum Muslim. Dan saat ini, tantangan ’de-Islamisasi bahasa’ yang dihadapi oleh umat Islam, jauh lebih berat dan lebih kompleks daripada yang dihadapi oleh umat Islam di zaman Imam Ghazali, ketika beliau menerbitkan bukunya, Tahafut al-Falasifah. Dalam kerusakan istilah dan konsep Islam ini, al-Attas menyebut contoh masuknya penggunaan metode hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran, menggantikan Ilmu Tafsir, yang di Indonesia telah menjadi kurikulum wajib di berbagai Perguruan Tinggi Islam.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Semoga kita termasuk yang berhati-hati dan selamat dalam menggunakan istilah-istilah keagamaan kita, sehingga kita tidak terperosok dalam kekeliruan berpikir, apalagi kemudian membanggakan dan aktif menyebarkan kekeliruan, sadar atau tidak! Amin. [Depok, 1 Maret 2007/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

“Penjajahan IMF di Indonesia”

Minggu, 25 Pebruari 2007
“Penjajahan ekonomi” ala IMF kepada bansa Indonesia  mirip dengan VOC seperti catatan sejarah kita 400 tahun lalu. Baca  Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian ke-183

Oleh: Adian Husaini

Beberapa waktu lalu, saya menerima kiriman tulisan dari Muhaimin Iqbal, seorang praktisi dan pakar ekonomi syariah di Indonesia. Tulisan itu cukup menarik, karena mengupas secara teknis, aspek-aspek penjajahan ekonomi Indonesia oleh sebuah lembaga internasional bernama International Monetary Fund (IMF). Pada catatan kali ini, kita akan menyimak sebagian dari isi tulisan Iqbal tentang penjajahan IMF di Indonesia tersebut.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Apa itu IMF? IMF bersama Bank Dunia (World Bank) dilahirkan melalui pasal-pasal perjanjian (Articles of Agreement) yang dirumuskan dalam koferensi internasional di bidang moneter dan keuangan di Bretton Woods, New Hampshire, USA, 1-22 Juli 1944. Perjanjian yang melahirkan apa yang kemudian dikenal dengan Bretton Woods Sistem ini intinya mewajibkan seluruh egara penanda tangan perjanjian tersebut (awalnya 44 negara) untuk mengkaitkan nilai tukar mata uangnya (pegged rate) terhadap emas dengan kelonggaran hanya plus minus 1 %.

IMF yang secara resmi berdiri tanggal 27 Desember 1945 setelah 29 negara menanda tangani Articles of Agreement, memiliki tugas utama untuk mengawasi agar negara-negara penanda tangan tersebut mematuhi apa yang telah disepakatinya, bahkan apabila ada penyimpangan diatas plus minus 1% maka perlu persetujuan khusus dari IMF. Sesuai kesepakatan ini pula Dollar Amerika di-peg-kan ke emas dengan rate US$ 35 per troy ounce emas.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Ironinya adalah Amerika Serikat yang menjadi promotor Bretton Woods dan juga IMF, ternyata juga menjadi negara pertama yang secara diam-diam melanggar kesepakatan bersama tersebut. Bahkan kecurangan ini mulai mendapatkan protes oleh sekutu Amerikat Sendiri yaitu Generale De Gaulle dari Perancis yang pada tahun 1968 menyebut kesewenang-wenangan Amerika sebagai mengambil hak istimewa yang berlebihan (exorbitant privilege).

Keingkaran Amerika Serikat mencapai puncaknya ketika secara sepihak Amerika Serikat memutuskan untuk tidak lagi mem-peg-kan (mengkaitkan) dollar-nya dengan cadangan emas yang mereka miliki – karena memang mereka tidak mampu lagi! Kejadian yang disebut Nixon Shock tanggal 15 Agustus 1971 ini tentu mengguncang dunia karena sejak saat itu sebenarnya Dollar Amerika tidak bisa lagi dipercayai nilainya sampai sekarang.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Yang menarik adalah, dari keingkaran Amerika Serikat ini seharusnya masyarakat dunia sudah menyadari bahwa IMF telah gagal menjalankan fungsinya untuk mengawasi para anggota agar mem-peg-kan mata uangnya terhadap emas dan tidak lebih dari plus minus 1 %. Kegagalan IMF menjalankan fungsi utama ini-pun seharusnya otomatis membuat IMF bubar karena tidak ada lagi alasan untuk menjustifikasi keberadaannya.

Namun apa yang terjadi kemudian adalah hal yang justru dapat membongkar siapa sebenarnya IMF. Hanya sekitar empat bulan setelah tanggal yang seharusnya menjadi tanggal kematian IMF, yaitu 15 Agustus 1971, pada tanggal 18 Desember 1971, IMF justru dihidupkan kembali dalam bentuknya yang baru melalui perjanjian yang disebut sebagai Smithsonian Agreement  dan ditanda tangani di Smithsonian Institute. Dari dua nama yang terakhir ini tentu tidak terlalu sulit bagi kita untuk memahami, minimal ‘keeratan hubungan’ antara IMF dan Yahudi.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Bagaimana dengan Indonesia, sebagai salah satu anggota IMF? Iqbal mengajak kita untuk melihat kembali peristiwa tanggal 15 Januari 1998, dimana Presiden Republik Indonesia (Soeharto) harus mengikuti kemauan IMF dengan menanda tangani 50 butir kesepakatan. Upaya Soeharto untuk membuat solusi alternatif dengan sistem CBS ditentang oleh IMF dan pemimpin Negara-negara besar. Di dalam negeri, para ekonom dan media massa juga berteriak menolak solusi CBS yang dibawa oleh Prof. Steve Henke.

Akhirnya, Soeharto tunduk kepada kemauan IMF dan menandatangani Letter of Intent. Di butir-butir tersebut-lah Indonesia kehilangan kedaulatan ekonominya sejak 15 Januari 1998. Berikut adalah sebagian kecil dari butir-butir kesepakatan dengan IMF yang menunjukkan bahwa kedaulatan ekonomi dan moneter itu lepas dari tangan kita:

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

1. Pemerintah diharuskan membuat Undang-Undang Bank Indonesia yang otonom, dan akhirnya pemerintah memang membuat undang-undang yang dimaksud. Maka lahirlah Undang-undang no 23 tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Pertanyaannya adalah, seandainya Indonesia masih berdaulat, mengapa untuk membuat Undang-Undang yang begitu penting harus dipaksakan oleh pihak asing?. Kalau Undang-Undangnya dipaksakan oleh pihak asing – yang diwakili oleh IMF waktu itu, terus untuk kepentingan siapa Undang-Undang ini dibuat? Dalam salah satu pasal Articles of Agreement of the IMF (Arcticle V section 1) memang diatur bahwa IMF hanya mau berhubungan dengan bank sentral dari negara anggota. Lahirnya Undang-Undang no 23 tersebut tentu sejalan dengan kemauan IMF. Lantas hal ini menyisakan pertanyaan besar – siapa yang mengendalikan uang di negeri ini? Dengan Undang-undang ini Bank Indonesia memang akhirnya mendapatkan otonominya yang penuh, tidak ada siapapun yang bisa mempengaruhinya (Pasal 4 ayat 2) termasuk Pemerintah Indonesia. Tetapi ironisnya justru Bank Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh IMF karena harus tunduk pada Articles of Agreement of the IMF seperti yang diatur antara lain dalam beberapa contoh pasal-pasal berikut :

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Article V Section 1, menyatakan bahwa IMF hanya berhubungan dengan bank sentral (atau institusi sejenis, tetapi bukan pemerintah) dari negara anggota.

Article IV Section 2, menyatakan bahwa sebagai anggota IMF Indonesia harus mengikuti aturan IMF dalam hal nilai tukar uangnya, termasuk didalamnya larangan menggunakan emas sebagai patokan nilai tukar.

Article IV Section 3.a., menyatakan bahwa IMF memiliki hak untuk mengawasi kebijakan moneter yang ditempuh oleh anggota, termasuk mengawasi kepatuhan negara anggota terhadap aturan IMF.

Article VIII Section 5, menyatakan bahwa sebagai anggota harus selalu melaporkan ke IMF untuk hal-hal yang menyangkut cadangan emas, produksi emas, expor impor emas, neraca perdagangan internasional dan hal-hal detil lainnya.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Pengaruh IMF terhadap kebijakan-kebijakan Bank Indonesia tersebut tentu memiliki dampak yang sangat luas terhadap Perbankan Indonesia karena seluruh perbankan di Indonesia dikendalikan oleh Bank Indonesia. Dampak lebih jauh lagi karena perbankan juga menjadi tulang punggung perekonomian, maka perekonomian Indonesiapun tidak bisa lepas dari pengaruh kendali IMF. Butir-butir sesudah ini hanya menambah panjang daftar bukti yang menunjukkan lepasnya kedaulatan ekononomi itu dari pemimpin negeri ini.

2. Pemerintah harus membuat perubahan Undang-Undang yang mencabut batasan kepemilikan asing pada bank-bank yang sudah go public. Inipun sudah dilaksanakan, maka ramai-ramailah pihak asing menguasai perbankan di Indonesia satu demi satu sampai sekarang.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

3. Pemerintah harus menambah saham yang dilepas ke publik dari Badan Usaha Milik Negara, minimal hal ini harus dilakukan untuk perusahaan yang bergerak di telekomunikasi domestik maupun internasional. Diawali kesepakatan dengan IMF inilah dalam waktu yang kurang dari lima tahun akhirnya kita benar-benar kehilangan perusahaan telekomunikasi kita yang sangat vital yaitu Indosat.

Hal-hal tersebut diatas, baru sebagian dari 50 butir kesepakatan pemerintah Indonesia dengan IMF. Namun dari contoh-contoh ini, dengan gamblang kita bisa membaca begitu kentalnya kepentingan korporasi asing besar, pemerintah asing dan institusi asing (yang oleh John Perkins disebut sebagai korporatokrasi yang mendiktekan kepentingan mereka ketika kita dalam posisi yang sangat lemah, yang diawali oleh kehancuran atau penghancuran nilai mata uang Rupiah kita.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Sama dengan Penjajahan VOC

Penjajahan ekonomi ala IMF ini mirip dengan catatan sejarah kita 400 tahun lalu, berikut petikannya:

Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa itu, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia).

Jadi kehilangan kedaulatan dibidang ekonomi yang kita alami sekarang sebenarnya hanya pengulangan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia empat abad silam, secara visual kehilangan kedaulatan ini seolah tercermin dari foto yang menghiasi halaman media masa setelah kesepakatan tersebut ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia didepan petinggi IMF saat itu – Michel Camdessus.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Demikian petikan ringkas dari fenomena penjajahan terhadap Indonesia dari VOC ke IMF sebagaimana dipaparkan oleh Muhaimin Iqbal. Menurut Iqbal, saat dijajah oleh VOC, masih banyak pemimpin dan rakyat yang sadar, bahwa mereka dijajah. Tetapi, saat ini, tidak banyak yang sadar akan realitas penjajahan oleh IMF. Yang lebih mengerikan, banyak cendekiawan yang menjadi pendukung IMF dan mendukung tindakan serta kebijakan IMF di Indonesia. Disamping masalah moralitas, ada masalah pendidikan ekonomi liberal yang diajarkan pada berbagai jenjang pendidikan di Indonesia.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Seorang kandidat doktor bidang ekonomi di Universitas Airlangga Surabaya menceritakan bahwa sejauh penelitiannya, semua kurikulum di fakultas ekonomi memang bermuatan ekonomi liberal. Karena itu, jika ingin merdeka dari penjajahan ekonomi, maka yang pertama kali harus dimerdekakan adalah ”pikiran” dan ”mental” terlebih dahulu. Dan itu harus dilakukan melalui lebaga pendidikan. Adalah mustahil bisa merdeka, jika para ilmuwan ekonomi masih melihat bahwa penjajahan IMF adalah rahmat bagi Indonesia. Wallahu a’lam. (Depok, 23 Februari 2007/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husai, adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

”Diskusi Sabtuan INSISTS: Relativisme Beragama”

Jumat, 16 Pebruari 2007
Mengerikan, virus relativisme dalam penafsiran Al-Quran telah menyebar di kalangan intelektual Islam. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-182

Oleh: Adian Husaini

Pada hari Sabtu, 17 Februari 2007, besok, diskusi sabtuan di INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization) akan membahas masalah paham ‘Relativisme Beragama’. Pemakalahnya adalah Henri Shalahuddin MA, peneliti INSISTS yang juga dosen Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tema ini adalah tema yang sangat penting dan mendasar dalam diskusi tentang pemikiran keagamaan dewasa ini. Hampir tidak ada satu pun kalangan pemikir liberal yang menolak keabsahan paham relativisme dalam beragama. Mereka biasanya berargumen bahwa manusia adalah makhluk relatif, dan karena itu tidak mungkin memahami kebenaran sejati. Yang tahu kebenaran itu hanyalah Allah. Karena itu, sebagai konsekuensinya, mereka mencegah manusia untuk melakukan tindakan penghakiman pemikiran dan pemutlakan pendapat.

Seperti yang disebutkan dalam hasil penelitian Litbang Departemen Agama tahun 2006 lalu tentang paham Islam Liberal di Yogyakarta, bahwa yang menjadi salah satu kunci dari penafsiran agama, bagi penganut paham Islam Liberal, adalah tidak adanya tafsir dan pemahaman absolut terhadap agama. ”Dalam menyikapi perbedaan, Islam Liberal tidak menjustifikasi benar atau salah,” begitu salah satu hasil penelitian Departemen Agama.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Inilah salah satu contoh bentuk aplikasi paham relativisme beragama, yakni tidak memiliki sikap dalam menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Sebab, menurut mereka, tidak ada pemahaman absolut dalam agama; yang ada adalah kebenaran relatif. Karena itulah, mereka tidak bersikap dalam hal kebenaran dan kesalahan.

Kita bisa bayangkan, bagaimana dampak paham seperti ini terhadap orang yang beragama. Mereka akan bersikap individual, tidak peduli terhadap kemunkaran yang berlaku di tengah masyarakat, karena mereka menganggap agama adalah urusan pribadi dengan Tuhan.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Padahal, dalam Islam, amar ma’ruf dan nahi munkar adalah ajaran yang sangat penting, yang berkaitan dengan keimanan seseorang. Rasulullah saw menggambarkan orang yang hanya sanggup melawan kemunkaran dengan hatinya, tanpa tindakan apa pun, sebagai ’selemah-lemah iman’ (adh’aful iman).

Jadi, orang yang mengetahui kemunkaran, tetapi tidak berbuat apa-apa, kecuali benci dengan hati, sudah dikategorikan sebagai ’selemah-lemah iman’. Kita bertanya, bagaimana dengan orang yang sudah tidak tahu lagi mana yang ma’ruf dan mana yang munkar? Bahkan, bagaimana dengan orang yang mengajarkan dan menyebarkan paham bahwa yang ma’ruf sama saja dengan yang munkar, karena manusia tidak berhak mengklaim dirinya benar dan yang lain salah? Tentulah paham seperti ini sangat keliru dan ’keblinger’.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Mungkin tanpa disadari oleh penyebar paham relatvisme beragama, bahwa mereka sudah meruntuhkan satu pilar Islam yang sangat kokoh, yakni keyakinan akan kebenaran Islam dan kewajiban mendakwahkannya. Mungkin ada yang bermaksud, agar kaum Muslim jangan memutlakkan pendapatnya dalam hal-hal furu’iyyah, sehingga tercipta keharmonisan kehidupan umat Islam. Sedangkan dalam hal-hal yang ushul (aqidah), maka tidak ada perbedaan diantara umat Islam.

Jika yang mereka maksudkan adalah semacam ini, yakni kerelativan dalam masalah furu’iyyah, maka tidak menjadi masalah. Tetapi, faktanya, para pendukung paham relativisme beragama, tidak membatasinya hanya dalam hal furu’iyyah. Dalam semua aspek keagamaan, kata mereka, pemahaman manusia adalah relatif. Mereka senantiasa membedakan antara ’agama’ yang bersifat mutlak dengan ’pemahaman’ atau ’pemikiran terhadap agama’ yang bersifat relatif.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Inilah pemikiran yang salah. Sebab, pembedaan semacam ini pada akhirnya menempatkan agama sebagai hal yang tidak pernah bisa dipahami oleh manusia, karena agama bersifat mutlak, sedangkan manusia bersifat relatif. Prof. Naquib al-Attas pernah mengkritik pemahaman semacam ini, dengan menyatakan, bahwa pemahaman relativisme seperti itu sama saja dengan melecehkan Allah SWT. Sebab, itu sama saja dengan menuduh Allah SWT telah menurunkan Kitab (wahyu-Nya) yang tidak pernah bisa dipahami oleh manusia. Padahal, Kitab itu diturunkan untuk manusia.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tetapi, ironisnya, pemahaman relativisme beragama semacam itu, justru menggejala dan menjadi tren di kalangan pemikir-pemikir modern serta banyak dosen di perguruan tinggi Islam. Sebagai contoh, dalam bukunya “Pintu-pintu Menuju Tuhan”, Nurcholish memandang bahwa relativisme adalah suatu keniscayaan fenomenal yang muncul dari setiap orang yang berusaha memahami suatu agama. Pemahaman ini, kata Nurcholish, tidak bisa serta merta disebut sebagai agama, sebab pemahaman keagamaan setiap individu pasti berbeda dengan individu lainnya. Berkenaan dengan hal ini, dia berkata, “Pemahaman orang atau kelompok terhadap agama tidak sebanding dengan nilai agama itu sendiri”.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Dalam kolom opini Republika, (29/12/2006), Syafii Maarif berpendapat bahwa kebenaran Al-Quran adalah mutlak, karena berasal dari yang Maha Mutlak. Tetapi kemutlakan tersebut menjadi nisbi saat memasuki otak dan hati manusia. Maka segala penafsiran tentang Al-Quran tidak pernah mencapai posisi mutlak benar, siapa pun manusianya.

Dalam kolom Resonansi Harian Republika (7/11/2006), ia juga menyatakan: “Bagi seorang beriman, yang final adalah kebenaran wahyu, tetapi tafsiran terhadap wahyu itu selamanya nisbi.” Kemudian Syafii memandang orang yang memutlakkan penafsirannya, berarti ia telah mengambil alih otoritas Tuhan, yang artinya sejajar dengan syirik.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tokoh liberal asal Mesir, Nasr Hamid Abu Zayd, dalam bukunya Naqd al-Khithab al-Dini (1992) juga berpikiran, bahwa dalam memahami makna Al-Quran, maka harus diserahkan secara mutlak kepada pembaca teks (manusia) — dengan segala aspek sosial dan latar belakang historisnya. Manusialah sebagai hakim yang menentukan penafsiran. Menurutnya, teks bukan lagi milik Tuhan, tapi sudah menjadi milik pembacanya. Abu Zayd menuduh musyrik bagi mereka yang menyakini mutlaknya penafsiran, karena telah menyamakan yang Mutlak (Tuhan) dan yang nisbi (manusia) dan menyamakan antara Maksud Tuhan dan pemahaman manusia.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Virus relativisme dalam penafsiran Al-Quran ini sudah menyebar begitu luas. Yang paling mengerikan, virus sejenis ini pun sudah menjangkiti banyak dosen perguruan tinggi Islam, sehingga dengan mudah akan menularkannya kepada para mahasiswa. Lima atau sepuluh tahun lagi, mahasiswa pengidap virus ini pun akan terjun ke masyarakat, sebagai guru agama, birokrat di departemen agama, menjadi hakim agama, khatib Jumat, mubaligh, dan sebagainya, yang pada akhirnya juga ikut menyebarkan virus pemahaman semacam ini ke tengah masyarakat. Barangkali mereka tidak sadar sedang mengidap virus yang sangat berbahaya, yang dapat meruntuhkan bangunan pemahaman Islam. Bahkan, banyak yang bangga dengan penyakit yang dibawanya. Sebab, dengan menyebarkan virus relativisme semacam itu, mereka bisa berkiprah di dunia akademis dan disanjung-sanjung sebagai cendekiawan Muslim yang berkualitas tinggi, yang berpikir ilmiah-objektif, dan telah meninggalkan pola pikir subjektif-dogmatis.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Beberapa waktu lalu, di sebuah toko buku di Jakarta, saya menemukan satu buku berjudul ”Dinamika Baru Studi Islam” karya dua orang dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya. Keduanya sedang menempuh program doktor dalam studi Islam di Australia. Buku yang terbit tahun 2005 ini diberi kata pengantar oleh Prof. Dr. Virginia Matheson Hooker dari Australian National University.

Dalam pengantarnya, Prof. Virginia Hooker memuji buku ini sebagai penerus studi Islam yang telah dirintis oleh Prof. Dr. Harun Nasution. Menurutnya, Harun Nasution (1919-1998) saat ini diakui dan dihormati sebagai tokoh yang sangat berpengaruh di bidang penelitian Islam di Indonesia. Beliau diberi kredit sebagai sarjana yang ‘memperkenalkan pendekatan pemahaman Islam secara utuh dan universal’. Pemikiran Nasution tentang Islam sebagai agama yang dinamik dikandung dalam buku yang bersangkutan berjudul Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1977).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Buku ini, kata Virginia Hooker, merintis jalan untuk penelitian Islam secara ‘akademik’ lewat metode yang dipakai oleh penelitian ilmu sosial pada umumnya.

Jika ditelaah, isi buku ”Dinamika Baru Studi Islam” ini pun tak luput dari jangkitan virus relativisme. Disamping itu, buku ini juga mendukung model studi Islam yang dikembangkan para orientalis, yang memisahkan antara aspek pemahaman dengan aspek keyakinan dan amal. Sebagai contoh, ditulis dalam buku ini:

”bahwa agama, yang merupakan refleksi dari kemauan Tuhan secara konseptual ilmiah, bersifat mutlak, namun ketika turun kepada manusia, telah menjadi relatif, tergantung pada latar belakang dan kemampuan manusia. Oleh karena itu, pemahaman atau penangkapan terhadap pesan-pesan agama akan berbeda dari satu orang ke orang lain. Perbedaan itu harus diakui keberadaannya, dan tidak boleh terjadi pemaksaan pemahaman. Dalam kaitannya dengan penemuan otentisitas Islam, maka otentisitas itu ada pada tataran individual. Yakni, Islam otentik adalah Islam yang merupakan hasil pemahaman atau keyakinan seseorang terhadap wacana-wacana keislaman yang dia terima, dan hasil tersebut tidak boleh diintervensi oleh kekuatan sosial di luar dirinya.” (hal. 87-88).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Cobalah kita renungkan ungkapan para dosen IAIN Surabaya itu. Betapa aneh dan rancunya cara berpikir mereka. Dengan cara berpikir seperti itu, maka sama saja mereka menafikan otoritas Nabi Muhammad saw, para sahabat nabi, para ulama Islam, sebagai penafsir Al-Quran yang otoritatif dan perlu diikuti. Sebab, semua pemahaman orang – siapa pun dia – dianggap memiliki derajat yang sama. Ini berimbas pada persoalan otentisitas Islam itu sendiri.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Menurut para dosen IAIN Surabaya ini, ’Islam otentik’ itu sendiri sudah tidak bisa ditemukan lagi, sebab Islam otentik sangat tergantung kepada pemahaman manusia yang berubah-ubah setiap waktu dan tempat. Maka mereka menulis: ”Islam yang ada di Indonesia bisa jadi berbeda dengan di Timur Tengah. Hal ini dikarenakan perbedaan pemahaman masyarakatnya akibat setting ruang yang tidak sama. Begitu pula Islam yang dipahami oleh generasi awal Islam, berbeda dengan yang dipahami gerenasi abad pertengahan maupun abad modern ini.” (hal. 84).

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Buku yang ditulis oleh dua dosen IAIN Surabaya ini adalah contoh, bagaimana dampak serius dari virus relativisme beragama. Kita sangat kasihan kepada mereka. Jauh-jauh sekolah ke luar negeri akhirnya mengimpor pemahaman yang aneh bagi umat Islam. Kita kasihan dengan mahasiswa yang diajar oleh mereka. Apakah para dosen IAIN Surabaya ini tidak mampu melihat bahwa sepanjang sejarahnya, Islam adalah agama yang satu dan memiliki kitab suci yang satu dan maknanya pun terjaga dengan baik. Karena teks Al-Quran adalah wahyu – lafaz dan maknanya dari Allah – maka sepanjang sejarah Islam, para mufassir Al-Quran tidak tergantung pada masalah waktu, tempat, gender, dan sebagainya.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Karena itu, para mufassir Al-Quran dan umat Islam tidak pernah berbeda dalam hal-hal yang pokok dalam Islam. Cobalah kita renungkan, hanya umat Islam yang mengucap nama Tuhannya dengan lafaz yang sama di seluruh dunia, yaitu ”Allah”, tidak berbeda karena faktor waktu dan tempat. Padahal, hingga kini, kaum Yahudi dan Kristen masih berdebat tentang siapa nama Tuhan mereka. Umat Islam tidak pernah mengangkat Muhammad saw sebagai Tuhan atau anak Tuhan, betapa pun umat Islam sangat mencintai Rasulullah Muhammad saw, dan selama 24 jam menyebut namanya dalam shalat. Umat Islam shalat menghadap kiblat yang satu; takbir, ruku’, sujud, salam, dengan cara yang satu. Umat Islam bisa shalat di masjid mana saja dengan tenang, karena cara ibadahnya sama. Semua umat Islam berpuasa wajib di bulan Ramadhan. Umat Islam berhari Raya Idul Fithri pada 1 Syawal dan ber-Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Umat Islam sepanjang sejarah mengakui kewajiban zakat. Umat Islam sepanjang sejarah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, bukan di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Itulah Islam yang otentik. Islam yang satu. Islam yang sama sepanjang sejarahnya, dari generasi ke generasi, dari satu tempat ke tempat lain. Tidak ada yang namanya Islam Arab, Islam Jawa, Islam Cina, Islam Amerika, Islam Hongkong, dan sebagainya. Juga tidak ada yang namanya ”Islam abad ke-7”, ”Islam abad ke-10”, atau ”Islam abad ke-21”. dan sebagainya. Islam adalah Islam, yang sama antara satu generasi dengan generasi yang lain. Sama antara satu tempat dengan tempat lainnya. Tidak ada perbedaan dalam hal-hal yang pokok seperti ini. Islam adalah agama yang satu.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Tentu saja, ada perbedaan dalam hal aplikasi ajaran Islam pada satu tempat dengan tempat lain atau satu kurun waktu dengan kurun waktu lainnya. Dulu, tidak ada keran air untuk berwudhu, sekarang sudah ada. Tapi, cara berwudhu tidak berubah. Dulu tidak ada buldozer untuk menggali kuburan. Tetapi, cara menguburkan jenazah tidak berubah dari zaman ke zaman. Dulu tidak ada loudspeaker untuk mengumandangkan azan, sekarang sudah ada. Tetapi, lafazh azan tidak berubah dari waktu ke waktu, sampai kiamat.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Adalah tidak sepatutnya, para dosen IAIN Surabaya itu menyamakan Islam dengan agama Yahudi dan Kristen yang sudah menjadi agama yang banyak, dengan nama Tuhan dan cara ritual yang berbeda-beda pula. Sebagai agama sejarah, agama Yahudi dan Kristen, mengalami perubahan dalam konsep teologis dan ritual, sejalan dengan proses sejarah. Begitu juga dengan agama-agama lain. Karena itu, bisa ditemukan konsep teologis dan cara ritual yang berbeda dari waktu ke waktu, dan dari satu tempat ke tempat lain. Sebab, teks Kitab Suci mereka pun berubah dari waktu ke waktu, dan dari satu tempat ke tempat lain. Disamping itu, mereka juga tidak memiliki ’model’ (uswah hasanah) yang satu dalam melaksanakan ajaran agamanya, sebagaimana umat Islam memiliki ’model’ yang sempurna untuk dicontoh, yaitu Nabi Muhammad saw.

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Demikianlah contoh kasus bahaya virus relativisme beragama yang banyak menjangkiti kaum intelektual dan akademisi di perguruan tinggi Islam saat ini. Kita menyayangkan, banyaknya akademisi Muslim yang tidak siap mental dan ilmu ketika belajar Islam ke Barat, sehingga mudah terjebak pada metodologi studi agama yang berlatarbelakang problema agama Yahudi dan Kristen. Kemudian, tanpa pikir panjang, mereka menjiplak begitu saja metodologi ilmu-ilmu sosial humaniora itu ke dalam studi Islam. Sebab, metode itulah yang kini sedang ’laku’.

Mudah-mudahan kita memiliki kekebalan iman dan ilmu yang memadai untuk menangkal virus pemikiran relativisme beragama yang semakin mengganas ini. Amin. [Depok, 16 Februari 2007/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini  adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com

=========================================
PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI HIKMAH BIJAK ISLAM – KOLEKSI PUISI HIKMAH BIJAK ISLAMI – ANTOLOGI PUISI (not here)
=========================================

Satu Tanggapan

  1. bagi yg ingin menambah teman fb, curhat, konsultasi masalah agama, membaca status2 islami, silahkan add FB:

    dameyra@yahoo.com

    yani-imout@hotmail.com ,

    assalafy.abdullah@yahoo.co.id ,

    arios6home@gmail.com ,

    iz_chech@yahoo.com ,

    bagas_rara@yahoo.co.id ,

    ainuamri2@gmail.com ,

    dameyra@yahoo.com

    eone_cakep50@yahoo.com

    ===============================

    http://www.google.com

    http://www.google.co.id

    http://www.ainuamri.wordpress.com

    http://www.ainuamri.blogspot.com

    http://www.yahoo.com

    http://www.yahoo.co.id

    Jika Engkau ditanya “Dimana Allah?” Maka jawablah ” Allah berada di atas langit, di atas ‘Arasy, di atas seluruh makhluk-Nya, dan ilmu-Nya menjangkau semua tempat ” karena itulah Jawaban yang tepat dan sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

Tinggalkan komentar