Rahasia Kecil Kebahagiaan

Rahasia Kecil Kebahagiaan

Rahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap seperti sebuah gudang.

Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.

Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain. Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.

Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka. Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda.

Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Tuhan. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu.

Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.

Rahasia kebahagiaan adalah jangan pernah merampas atau mengurangi hak orang lain. Lebih indah bila orang berdoa utk kebaikan kita daripada sumpah serapah orang yg teraniaya oleh kita . Perlu diingat, doa yg cepat dikabulkan adalah doa orang teraniaya.

Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong. Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.

Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu.

Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.

Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri “Aku bebas dalam diriku”.

Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku.

Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan. Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya.

Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?

Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalaman hidup.

Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.

=============

“Janganlah kalian menjadi seperti bunglon dengan mengatakan jika manusia berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat jahat.

Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Barang-siapa berbuat dosa lalu bertaubat, maka ia sesuai dengan sifat Nabi Adam Alaihissalam, dan barangsiapa yang meneruskan dosanya serta berdalihkan dengan takdir, maka ia sesuai dengan sifat iblis. Maka orang-orang yang berbahagia akan mengikuti bapak mereka, dan orang-orang yang celaka akan mengikuti musuh mereka, iblis.

“Always welcome the new morning with a new spirit, a smile on u’r face, love in u’r heart n good thoughts in u’r mind.. “Sebaik-baik manusia adalah yg paling bermanfaat bagi manusia lainnya (HR Bukhari-Muslim)””

“Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka.” (Umar bin Abdul Aziz)

“Berilmu lah sebelum berbicara, bersikap, dan bertindak. Diam adalah kehati hatian. Perhatikan darimana kamu ambil kabar berita..periksa siapa yang berbicara, dan telitilah mana yang benar dan salah!”

“Semua OraNg IngIn MeNjaDi SemPurNa…Tapi MeNjadi SempurNa Itu MELELAHKAN!!!!!!!!! Hanya deNgan BersYukur atas Apa YaNg TeLah DiaNugerahKan pada Diri QtLah… Qt Bisa Mencapai KesemPurNaan…=)”

“ Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap sunnahku dan sunnahnya Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi” hasan shahih”)

“ketika satu pintu tertutup, ada pintu lain yang terbuka. namun seringkali kita hanya menyesali pintu yang tertutup sehingga tidak menyadari pintu yang terbuka untuk kita”

“Tujuan Itu Tidak Berarti Menghalalkan Segala Cara”

cinta itu memang indah tapi apakah adil cinta itu hanya untuk menusia saja, sementara manusia itu tidak seberapa pengorbanan nya pada kita, apakah pantas cinta untuk sang pencipta kita taruh pada bagian kedua, jikalau tidak karna Nya, apakah mungkin kita bisa merasakan kenikmatan dunia ini,?? janganlah kita terlalu cinta pada manusia yang membuat kita lupa akan kecintaan allah pada kita,, nau’uzubillah

“syaik Bakr Abu Zaid berkata: Hiasilah dirimu dengan etika etika jiwa berupa menjaga kehormatan diri, santun,sabar,rendah hati dalam menerima kebenaran, berprilaku tenamg dalam bersikap dan berwibawa,teguh serta tawadhu””

“Engkau berharap keselamatan akan tetapi engkau tidak berjalan di jalurnya. Sesungguhnya kapal itu tidak bisa berjalan di atas tanah yang kering”

—————————–

Berilmulah, wahai saudaraku ! Dan jadikanlah tujuan kalian dalam menuntut ilmu, mencari keridhaan Alloh semata. Janganlah engkau jadikan tujuan menuntut ilmu dalam rangka membantah ulama, menonjolkan diri dalam majelis, bersaing dan pamer kepada khalayak ramai. Rasulullah Shalallohu ‘alaihi wa salam bersabda.

“Barang siapa menuntut ilmu untuk membodohi orang, atau menantang para ulama, atau mencari perhatian manusia, maka dia masuk neraka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Muqaddimah 253, dan dishahihkan Al–Albani lihat Al–Misykat 225–226 ; bersumber dari sahabat Ibnu Umar Rhadiyallahu ‘anhu]

—————————–

…….suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela……(Al Maa’idah:54)

“Kekuasaan sangat penting untuk tegaknya peraturan dunia dan agama. Dan peraturan agama sangat penting untuk mencapai kebahagiaan akhirat yang secara pasti merupakan tujuan dari para Nabi. Maka dari itu, kewajiban adanya Imam (Khalifah) termasuk perkara yang sangat penting dalam syara, yang tidak ada jalan untuk meninggalkannya. Camkanlah ini !”(al Iqtishad fil I’tiqad, kar. Imam al Ghazali, hal. 199)

“Apabila kekuasaan terpisah dari agama, atau apabila agama terpisah dari kekuasaan, niscaya perkara manusia akan rusak.” (Majmu’ul Fatawa, kar. Ibnu Taimiyah, jilid.28, hal. 394)

—————————–

“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allåh, berarti telah berbuat
kafir atau syirik.” (Sahih, diriwayatkan oleh Ahmad II/125, Abu Dawud no.
3251, dan Al-Tirmidzi no. 1535) Larangan itu mencakup sumpah demi para
nabi, para malaikat, orang-orang shalih dan seluruh makhluk.

“Barangsiapa yang bersumpah, hendaknya bersumpah demi Allåh atau
diam saja.” (Al-Bukhari no. 4860, Fathul Bari (VIII/611, 6107) Fathul Bari
(X/516), oleh Muslim no. 1647), Ahmad II/309, Abu Dawud no. 3247, Al-
Nasai no. 3775, Al-Tirmidzi no. 1545, dan Ibnu Majah no. 2096.

Adapun yang disebutkan dalam al-Quran berupa sumpah demi mursalat (para
malaikat yang diutus membawa kebaikan), dzariyat (angin yang bertiup
dengan kencang), An-Naazi’aat (para malaikat yang mencabut nyawa
dengan kasar), demi fajar, demi masa, demi waktu dhuha, demi letak letak
bintang, dan seterusnya, semua itu adalah hak Allåh Subhanahu wa
Ta’ala. Allåh berhak bersumpah atas makhluk-Nya yang manapun. Adapun
makhluk, hanya boleh bersumpah demi Rabb-nya.

Al-Lu-lu’ al-Makin min Fatawa Ibni Jibrin hal. 32

—————————–

author: unknown

http://www.muslim.or.id
http://www.almanhaj.or.id
http://www.muslimah.or.id
http://www.jilbab.or.id

Tinggalkan komentar