PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

”Nasehat Menteri Agama untuk Ulama”

Senin, 28 Mei 2007
Ulama laksana bintang dan menjadi tempat umat mendapat bimbingan. Akan lebih baik tak masuk dinia politik.  Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-196

Oleh: Adian Husaini

Jumat (18/5/2007) lalu, saat membuka acara Silaturrahim Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia dan Rapat Kerja Nasional Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) di Jakarta., Menteri Agama RI, Maftuh Basyuni, mengeluarkan pernyataan penting seputar keberadaan ulama dalam dunia politik.  Menag mengimbau agar para ulama lebih mengutamakan dunia pesantren ketimbang dunia politik. Imbauan itu didasarkan pada pengamatannya, bahwa para ulama yang terjun ke politik, cenderung melupakan pengelolaan pesantrennya.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dengan itu, menurut Menag, fungsi pesantren sebagai penjaga kekuatan moral bangsa dan pusat keilmuan dapat dikembalikan.

Imbauan Menag soal posisi ulama itu perlu direnungkan dengan serius. Menag tidak menyatakan bahwa para ulama sama sekali tidak boleh terjun dalam dunia politik.

Tapi, sudah sepatutnya, lembaga pendidikan Islam dan lembaga keilmuan lebih diprioritaskan.  Imbauan ini perlu diperhatikan, bukan karena yang mengucapkan adalah Menteri Agama, tetapi karena masalah yang diungkapkan memang sangat penting, yakni menyangkut eksistensi dan posisi ulama dalam kehidupan masyarakat.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam ajaran Islam,  ulama menempati posisi sentral. Kata Rasul saw: ”Ulama adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak juga dirham, melainkan mereka hanya mewariskan ilmu.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah). Nabi juga memposisikan para ulama laksana bintang yang menjadi tempat umat mendapat bimbingan dan petunjuk. Melalui para ulama itulah, kini kita mewarisi risalah Nabi. Kita sekarang memahami Al-Quran dan tafsirnya, hadits Rasulullah saw, juga ilmu-ilmu keagamaan lainnya, melalui jasa para ulama. Melalui Imam Syafii, misalnya, kita memahami ilmu ushul fiqih, tentang bagaimana cara menetapkan hukum dalam Islam.

Maka, dalam sejarah Islam, ulama memegang peran yang sangat vital. Ketika Abu Bakar ash-Shiddiq menjadi umara, maka Umar bin Khathab, Ali r.a., dan sebagainya menjalankan peran ulama yang aktif menasehati dan mengontrol penguasa.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Begitu juga ketika Umar r.a. menjadi penguasa, para sahabat lain menjalankan fungsi kontrol dengan sangat efektif. Sebagai pewaris Nabi, para ulama bertanggung jawab untuk menjaga dan melanjutkan Risalah Nabi. Para ulama itulah yang – pertama kali – harus mempertahankan dan menegakkan ajaran Tauhid. Dalam nasehatnya kepada Sultan Muhammad bin Malik Syah, Imam al-Ghazali menyatakan, ”Ketahuilah wahai Sultan, engkau adalah makhluk. Engkau diciptakan oleh Maha Pencipta yang menciptakan alam dan seluruh isinya. Dia Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.” (Dikutip dari karya al-Ghazali, At-Tibr al-Masbuk fi Nashaih al-Muluk, Terj. Arif B. Iskandar).

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Selain mewarisi keilmuan dan risalah kenabian, para ulama di masa lalu juga sering menghadapi ujian kehidupan yang berat, sebagaimana dialami oleh para Nabi. Imam Malik pernah disiksa, karena pendapatnya bertentangan dengan gubernur Madinah ketika itu. Imam Abu Hanifah harus masuk penjara dan menjalani hokum cambuk 10 kali setiap hari, karena menolak berbagai tawaran jabatan tinggi dalam pemerintahan Abu Ja’far al-Manshur.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Gara-gara menolak mengikuti pendapat Mu’tazilah tentang kemakhlukan Al-Quran, Imam Ahmad bin Hanbal akhirnya dijebloskan ke dalam penjara selama 28 bulan oleh Khalifah al-Makmun. Dua kakinya diikat dengan rantai besi, sehingga beliau harus shalat dalam keadaan kaki dirantai. Setiap hari beliau diinterogasi dan dipaksa meninggalkan pendapatnya yang bertentangan dengan paham Muktazilah. Tetapi, beliau terus menolak dan bertahan dengan pendapatnya yang shahih, meskipun terus mendapat cambukan. Imam Ahmad akhirnya meninggal dalam usia 77 tahun pada 241 Hijriah. Sekitar 600 ribu orang menghadiri pemakamannya.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Keteguhan dan ketinggian ilmu para ulama itulah yang berjasa besar dalam menjaga kemurnian agama Islam yang kita warisi dewasa ini. Karena itu, betapa risaunya Rasulullah saw terhadap ulama-ulama yang jahat (al-ulama al-su’). Kata Nabi saw: ”Seburuk-buruk manusia adalah ulama yang buruk.”  Kerusakan ulama adalah kerusakan Islam. Ulama jahat adalah ulama yang bodoh tetapi berani memberi fatwa atau ulama yang menjual agamanya untuk kepentingan dunia. Imam al-Ghazali dalam Kitabnya, Ihya’ Ulumuddin, memberikan penjelasan panjang lebar seputar bahaya ulama-ulama jahat, yang disebutnya sebagai ’ulama dunia’.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Rasulullah saw bersabda: ”Di akhir zaman akan ada para ahli ibadah yang bodoh dan para ulama yang jahat.” (HR at-Tirmidzi). Ulama adalah orang yang faqih fid-din, dan sekaligus orang yang bertaqwa kepada Allah. Sebagai pewaris Nabi, mereka harus memiliki kemampuan ilmu dalam masalah risalah kenabian dan sekaligus menjadi panutan dalam ibadah.

Banyak hadits Nabi saw yang menjelaskan bahwa pada Hari Kiamat nanti, siksaan bagi orang alim yang jahat akan jauh lebih berat dibandingkan orang bodoh yang salah. Karena itu, jika kita hendak mengukur bagaimana kondisi umat Islam, lihatlah kualitas ulamanya! Jika orang-orang yang berposisi – atau memposisikan diri — sebagai ulama tidak memiliki kualifikasi yang ideal, baik dalam ilmu maupun amal, maka itu indikator yang paling absah untuk menyatakan bahwa umat Islam dalam kondisi yang memprihatinkan.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Nabi Muhammad saw telah memberi amanah kepada para ulama untuk menjaga agama ini. Tentu saja, itu harus mereka lakukan dengan cara menjaga keilmuan Islam dengan baik. Bahkan, Rasulullah saw mengingatkan akan datangnya satu zaman yang penuh dengan fitnah dan banyaknya orang-orang jahil yang memberi fatwa. Sabda

Rasulullah saw: Bahwasanya Allah SWT tidak akan mencabut ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang bodoh sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang bodoh itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (HR Muslim).

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Mengingat amanah yang diemban oleh para ulama/kyai yang sekarang memimpin pesantren begitu besar, maka sudah semestinya mereka mencurahkan perhatian yang serius untuk mendidik para santrinya dan menjadikan lembaganya sebagai pusat perkaderan ulama. Tujuannya tentu saja, agar di masa depan, dari pondok pesantren itu akan lahir ulama-ulama yang baik yang akan menjadi ’bintang’ bagi masyarakatnya.

Karena itu, seyogyanya, para pimpinan pesantren serius merenungkan imbauan Menag untuk lebih sungguh-sungguh dalam mengasuh dan mengembangkan pesantrennya. Para kyai/ulama perlu berbagi tugas sesama mereka. Tugas utama mereka memang bergelut di bidang ilmu dan pendidikan. Jika sangat diperlukan dan posisinya sebagai ’ulama’ bisa digantikan yang lain, maka tidak ada salahnya ia terjun ke politik praktis.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Yang jelas, kita berharap, ke depan, pesantren-pesantren  di Indonesia akan benar-benar menjadi pusat pengembangan keilmuan Islam dan pusat kaderisasi ulama yang tangguh – yang benar-benar ’alim dan shalih. Kita berharap, pesantren mampu mengembangkan ilmu-ilmu Islam dengan canggih, sehingga suatu ketika nanti, kita bisa mengatakan, kaum Muslim tidak perlu belajar Islam ke Chicago, Leiden, Monash, Melbourne, Harvard, Oxford, dan sebagainya. Tapi, cukup belajar ke Pesantren Langitan, Sidogiri, Lirboyo, Gontor, dan sebagainya.

Jika di masa kolonialisme klasik, pesantren menjadi pusat perlawanan kaum Muslim, maka kita berharap, di masa imperialisme modern dan liberalisasi Islam saat ini, perlawanan pemikiran itu juga muncul dari pesantren. Para ulama perlu merenungkan kembali, bagaimana Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, dan para wali lain, sukses mengislamkan tanah Jawa ini, juga mulai dari pesantren.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Kita perlu benar-benar menyadari, bahwa hingga kini, Islam terus dijaga dan dibpertahankan oleh para ulama dan guru ngaji serta dai-dai yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Dengan kehidupan yang rata-rata sangat bersahaja, mereka tidak henti-hentinya mengemban amanah risalah, mengajarkan Islam kepada masyarakat. Adalah sangat mengharukan, bahwa hingga kini, masih banyak dai-dai kita di daerah pedalaman yang terus bertahan untuk menyebarkan ajaran Islam dan sekaligus membandung arus pemurtadan. Mereka jauh dari publikasi dan kehidupan duniawi yang layak.

Dalam imbauannya kepada para ulama, Menag memang tidak mengharamkan ulama untuk berpolitik. Tetapi, dengan posisinya sebagai ulama dan pimpinan pesantren yang berwibawa, maka para ulama itu dapat menjalankan fungsi politiknya dengan baik. Sebab, sebagai ulama, para ulama berkewajiban melakukan kontrol terhadap penguasa. Mereka harus menegur penguasa jika menyimpang dari kebenaran. Mereka wajib memberi nasehat, bukan hanya kepada rakyat tetap juga terutama kepada penguasa.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Apakah para ulama tidak boleh menjadi menteri, anggota DPR, atau Presiden?  Tentu saja tergantung pada situasi atau kebutuhan. Hanya saja, adalah merupakan kesalahan besar jika menganggap, bahwa menjadi anggota DPR adalah lebih mulia dari pada menjadi pimpinan pesantren. Adalah keliru jika seorang pimpinan pesantren berpikir, dia akan naik pangkat, jika diangkat oleh Presiden menjadi seorang menteri atau pejabat negara lainnya.

Seorang ulama harus memahami posisinya sebagai ulama dan menjaga martabatnya sebagai ulama. Ada kebiasaan salah di tengah masyarakat kita, jika memberi sambutan pada satu acara, maka yang disebut namanya terlebih dahulu adalah pejabat negara yang hadir; barulah setelah itu disebut nama-nama lain, termasuk para ulama. Itu memberi kesan, seolah-olah umara lebih tinggi martabatnya ketimbang ulama.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Padahal, para ulama itu menduduki posisi yang sangat mulia di tengah umat, yaitu sebagai pewaris para nabi. Dalam hadits Rasulullah saw disebutkan, bahwa penghuni langit dan bumi senantiasa memohonkan ampun bagi orang ’alim. Orang yang alim dan bertaqwa kepada Allah pasti akan dijamin oleh Allah SWT. Jika para ulama  benar-benar menjalankan amanah risalah dalam menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong mereka dan meneguhkan kedudukan mereka. (QS 47:7).

Mudah-mudahan imbauan Menteri Agama tentang peran dan posisi pimpinan pesantren dapat benar-benar dihayati. Jika ada pimpinan pesantren yang memang sangat dibutuhkan untuk terjun ke dunia politik di lembaga-lembaga kenegaraan, kita berharap, mereka mampu menunjukkan contoh teladan yang baik, bagaimana berpolitik secara Islami. Jangan sampai kehadiran mereka justru membawa fitnah, karena akhlak dan cara berpolitik mereka ternyata juga tidak berbeda dengan politisi yang tidak mengerti ilmu agama. Wallahu a’lam. [Depok, 25 Mei 2007/http://hidayatullah.com/]
Catatan Akhir Pekan adalah hasil kerjasama antara  Radio Dakta 107 FM dan http://hidayatullah.com/

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

”Bedah Buku di al-Irsyad Solo”

Senin, 21 Mei 2007
Ada sebagian sarjana Muslim yang meragukan Islam. Bagaimana itu bisa terjadi? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-195

Oleh: Adian Husaini

Kamis, 17 Mei 2007, saya memenuhi undangan Pimpinan Cabang al-Irsyad Solo untuk menjadi pembicara dalam acara bedah buku ‘Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi’, yang saya tulis tahun 2006. Di luar dugaan saya, acara ini dibanjiri oleh peserta.

Lebih dari 500 orang memenuhi ruang pertemuan Gedung Perguruan al-Irsyad yang cukup megah meskipun sudah berusia lebih dari 50 tahun. Buku ini bisa dikatakan bukan termasuk kategori buku populer, tetapi memuat berbagai fenomena hegemoni Kristen-Barat dalam studi dan pemikiran Islam di Indonesia saat ini. Biasanya acara seperti ini diminati hanya oleh kalangan tertentu saja. Tetapi, itu tidak terjadi di kota Solo.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Para peserta bedah buku hadir dari berbagai kalangan. Ada pimpinan MUI Solo, mantan camat, para aktivis dakwah, dan juga sejumlah dosen di perguruan tinggi Islam di Solo. Menurut panitia, beberapa acara bedah buku di Solo bahkan dihadiri oleh ribuan peserta. Fenomena ini tentu saja sangat menggembirakan. Di tengah situasi krisis ekonomi yang menerpa masyarakat, muncul kegairahan keilmuan di tengah umat Islam.

Dalam acara tersebut saya menyampaikan sejumlah fakta yang terjadi di perguruan tinggi Islam dalam bidang pemikiran Islam. Buku itu sendiri merupakan pengembangan makalah yang saya sampaikan dalam acara International Workshop for Islamic Higher Learning in Indonesia, pada 22 Desember 2005, yang diselenggarakan atas kerjasama Pasca Sarjana UIN Jakarta, PPIM, dan Depag. Kepada para peserta seminar yang merupakan dosen-dosen IAIN, UIN, dan STAIN dari berbagai propinsi di Indonesia, saya mengajak mereka untuk merenungkan kembali arah dan realitas pendidikan Islam di perguruan tinggi saat ini.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Imbauan itu saya ulangi berpuluh kali dalam berbagai kesempatan. Dalam acara workshop di STAIN Pontianak, 13 Mei 2007, misalnya, saya menyampaikan perlunya kalangan akademisi Muslim berpikir dan bekerja serius untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan Islam. Sebuah pertanyaan sederhana bisa kita ungkapkan, setiap tahun kita mencetak ribuan sarjana uhsuluddin, syariah, tarbiyah, dan sebagainya. Tapi, mengapa upaya penegakan aqidah dan syariah, misalnya, tidak muncul dari kantong-kantong studi Islam? Bahkan, seringkali, upaya itu dimotori oleh para mahasiswa dari kampus-kampus umum.

Pada 16 Mei 2007, misalnya, saya mengisi kuliah tentang ’Islamic Worldview’ di Fakultas Hukum UGM yang diselenggarakan oleh mahasiswa UGM Yogya yang tergabung dalam ’Islamic Law Forum’. Para mahasiswa Fakultas Hukum itu tampak sangat bersemangat untuk mengkaji dan merumuskan strategi bagaimana syariah Islam bisa diterapkan di Indonesia.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Banyak pakar diundang untuk menjadi pembicara dalam serial kuliah yang mereka adakan. Dengan modal semangat dan tanpa dukungan dana dari kampus maupun lembaga-lembaga asing, mereka tetap menjalankan acara itu. Seringkali, kita jumpai semangat juang semacam itu tumbuh di lingkungan para aktivis yang justru tidak mengenyam pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam. Mengapa itu bisa terjadi? Salah satu yang terpenting adalah soal niat. Keikhlasan niat dalam menuntut ilmu agama. Karena itu, hadits ’Innama al-a’malu bin niyyat’ (bahwasanya nilai suatu amal tergantung pada niat) dijadikan oleh Imam an-Nawawi sebagai pembuka kitab hadits-nya, al-Arba’in al-Nawawiyah.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Tanyalah kepada para mahasiswa jurusan ushuluddin, syariah, tarbiyah, dakwah, dan sebagainya. Untuk apa mereka kuliah? Untuk mencari kerja atau untuk meningkatkan ilmu dan ibadah mereka? Jika tujuannya untuk mencari kerja dan dunia, maka setelah lulus dan mendapatkan ijazah, mereka akan sibuk untuk mencari posisi kerja, dan setelah mendapatkan itu, semuanya selesai. Tidak ada upaya peningkatan ilmu dan dakwah Islam lagi. Bahkan, kadang ada yang untuk mendapatkan kerja itu dilakukan melalui KKN atau suap menyuap. Selain niat, tentu saja, ilmu yang dipelajari juga harus ilmu yang benar.

Sudah hampir dua tahun lebih saya mensosialisasikan perlunya revisi terhadap buku Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya karya Prof. Harun Nasution, baik kepada para dosen di perguruan tinggi Islam, maupun kepada pejabat Departemen Agama. Bahkan, buku ini bukan hanya perlu direvisi, tetapi perlu ditarik sebagai buku rujukan dalam studi Islam di perguruan tinggi. Kesalahan buku ini begitu jelas.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam acara bedah buku di Solo tersebut, saya kembali menguraikan kekeliruan yang fatal terhadap isi buku, yang sudah lebih dari 30 tahun diajarkan kepada para mahasiswa kita. Entah karena tidak paham atau tidak peduli dan menganggap remeh masalah ini, tampak belum ada kebijakan dari pihak yang berwenang untuk merevisi atau menarik buku Harun Nasution tersebut. Kemungkinan lain, memang cengkeraman studi Islam gaya orientalis Barat yang dikenalkan oleh Harun Nasution sejak awal tahun 1970-an memang terus dipertahankan dan dilestarikan, bahkan semakin dikembangkan oleh para kader orientalis di Indonesia.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Masalah kekekeliruan ilmu dan dampaknya sudah sering kita bahas dalam catatan ini. Dalam acara bedah buku di al-Irsyad Solo itu, ada seorang mubalig wanita yang menceritakan pengalamannya dalam berdialog dengan sejumlah alumnus perguruan tinggi Islam yang sudah meragukan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Ada yang sudah menjadi guru agama di sekolah dasar. ”Bagaimana nasib anak-anak kita jika diajar agama oleh orang-orang seperti itu,” kata mubalig wanita tersebut. Para penanya yang lain mempertanyakan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, MUI, dan ormas Islam dalam upaya membendung meluasnya paham liberal keagamaan di tengah masyarakat.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sebelum acara bedah buku dimulai, saya mendapatkan hadiah menarik dari Kyai Solehan, berupa sejumlah edisi Bibel dan buku tentang kristen. Kyai Solehan memang dikenal sebagai seorang kristolog terkenal. Di usianya yang sudah melebihi 65 tahun, dia masih dikenal sebagai dai yang aktif , bernas, dan trengginas.

Diantara buku menarik yang saya terima adalah sebuah naskah Perjanjian Baru karya Yohannes, yang ditulis dalam huruf Arab pegon (Arab Melayu, yang di Malaysia dikenal dengan istilah huruf Jawi). Judul buku kecil ini adalah ”Injil Suci Yuhanan”, terbitan tahun 1903. Dalam kalender nasional, saat acara bedah buku di Solo, yaitu tanggal 17 Mei 2007 diperingati oleh kaum Kristen di Indonesia sebagai Hari Kenaikan Yesus Kristus. Segera saya tertarik untuk menelusuri tentang misteri kenaikan Yesus dan sosok Maria Magdalena yang menjadi saksi kunci tentang masalah ini.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam Injil Yuhanan 20:1 versi bahasa Jawa tersebut, diceritakan bahwa ”Kacarita nalika ing dina ahad wayah isuk umun-umun maryam magdalena tumuli anjujug menyang ing pesareyan, satekane banjur weruh watune wus kasingkirake saka ing pasareyan.”

Dalam Bibel edisi LAI 2000 kisah ini ditulis: ”Pada hari minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.” Kemudian diceritakan bahwa Maria Magdalena menangis di depan kubur Yesus, dan ketika melongok ke dalam, dia melihat dua malaikat berpakaian putih-putih duduk di tempat Yesus berbaring. Yesus pun diceritakan bahwa dia menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan berkata kepada Maria:

”Ibu, mengapa engkau menangis?” (ayat 15, versi LAI 2000). Dalam versi bahasa Jawa tahun 1903, ayat itu ditulis: ”Bibi, kena ngapa kowe nangis?” (Bibi, mengapa kamu menangis?). Yang menarik, pada Bibel edisi LAI tahun 1971, masih ditulis ’Marjam’ dan Yesus memanggil Marjam: ”Hai perempuan, apakah sebabnya engkau menangis?”

Jadi, ada tiga sebutan Yesus kepada Maria Magdalena (Marjam) menurut tiga versi Bibel tersebut, yaitu ”Bibi”, ”Ibu”, dan ”Perempuan”. Dalam edisi New King James Version 1982, Yesus memanggil Maria dengan ”Woman, why are you weeping?”

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam edisi Latin, Vulgata, Yesus berkata kepada Maria, “Mulier, quid ploras?” Artinya, “Hai perempuan, mengapa kamu menangis?” Dalam Kitab ‘Perdjandjian Baharu’ keluaran The Gideon International tahun 1969, nama Maria masih disebut ‘Marjam’, dan ayat itu ditulis, “Hai perempuan, apakah sebabnja engkau menangis?”  Kasus Maria Magdalena memang sedang hangat dibicarakan oleh kalangan Kristen. Menurut Bibel, wanita ini menjadi saksi kunci kebangkitan Yesus.

The Da Vinci Code menyebutkan bahwa Maria Magdalena adalah istri Yesus. Bahkan, kata Dan Brown, penulis novel ini, Yesus mewariskan gerejanya kepada Maria Magdalena, bukan kepada Santo Petrus yang mendirikan gereja di Roma.  Dan Brown menyodorkan bukti dari Gnostic Bible, bahwa Jesus memang mengawini Mary Magdalena dan mempunyai anak keturunan.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Di Gospel of Philip, misalnya tertulis: “And the companion of the Saviour is Mary Magdalene. Christ loved her more than all the disciples and used to kiss her often on her mouth. The rest of the disciples were offended by it and expressed disapproval. They said to him, “Why do you love her more than all of us?”  (Dan pasangan dari Sang Juru Selamat adalah Mary Magdalena. Kristus mencintainya lebih dari semua muridnya dan biasa menciumnya sering di bibirnya. Murid-murid Jesus berkata : ‘’Mengapa engkau mencintainya melebihi kepada kita semua ?’’)

Tentu saja, cerita Yesus versi Dan Brown ini ditolak oleh doktrin resmi Kristen. Tetapi, siapa sebenarnya Maria Magdalena itu? Sejumlah buku tentang teologi Kristen tidak banyak membahas masalah ini.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Buku Who’s Who in Christianity (London: Routledge, 1998), hanya menyebut bahwa Maria adalah saudara Lazarus dan Martha. Ketika Jesus mengunjungi rumahnya, ia mendengarkan kata-kata Yesus dan suatu ketika dia dipanggil Maria Magdalena. Richard P. McBrien, dalam buku terkenalnya, Catholicism, juga tidak menyinggung sosok Maria Magdalena ini. Susan Haskins, dalam bukunya, Mary Magdalen, The Essential History, (London: Pimlico, 2005), menyebutkan, bahwa dalam tradisi Barat, Maria Magdalena dipandang sebagai ‘pelacur yang bertobat’.

Menurut Susan, hampir selama 2000 tahun, konsepsi tradisional tentang Maria Magdelana adalah bahwa dia seorang pelacur yang mendengarkan kata-kata Yesus, kemudian bertobat atas dosa-dosanya, lalu mengabdikan kehidupan dan cintanya untuk Yesus. Dalam bahasa Yunani, nama Maria Magdalena merujuk kepada nama ‘Mariamne’ atau ‘Mariamme’, atau dalam istilah Koptik disebut ‘Mariham’. Ini lebih dekat dengan istilah Arab ‘Maryam’.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sebuah Bibel bahasa Arab (Kitab al-Muqaddas) terbitan tahun 1671 memang menulis nama Maria Magdalena dengan ‘Maryam Majdalaniyah’. Membaca sejumlah versi Bibel tersebut, memang hubungan Yesus dan Maria Magdalena masih menyisakan berbagai misteri. Ada yang menulis, Yesus memanggil Maria Magdalena dengan ‘Bibi’; ada yang menulis, Yesus memanggilnya dengan sebutan ‘Ibu’, dan juga ‘Hai perempuan.’ Masalah ini akan semakin kontroversial, jika sumber-sumber dari berbagai Bibel versi ‘Gnostic Bible’ juga dikaji, seperti Bibel Thomas, Bibel Philip, dan Bibel Marry. Beberapa waktu lalu, kontroversi seputar soal kenaikan Yesus sempat mencuat di Indonesia, menyusul munculnya artikel berjudul ‘Kontroversi Temuan Makam Keluarga Yesus’ di Harian Kompas, 5 April 2007, yang ditulis oleh Pdt. Dr. Ioanes Rachmat, dosen Kajian Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Tulisan Pendeta Iohanes Rakhmat itu telah memicu polemik keras di kalangan Kristen.  Ioanes menutup artikelnya dengan sebuah kesimpulan:

”Jika sisa-sisa jasad Yesus memang ada di bumi ini, maka kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga tidak bisa lagi dipahami sebagai kejadian-kejadian sejarah obyektif, melainkan sebagai metafora. Para penulis Perjanjian Baru sendiri pasti memahami keduanya sebagai metafora; jika tidak demikian, mereka adalah orang-orang yang sudah tidak lagi memiliki kemampuan membedakan mana realitas dan mana fantasi dan delusi.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dalam metafora sebuah kejadian hanya ada di dalam pengalaman subyektif, bukan dalam realitas obyektif.” Kepercayaan kaum Kristen tentang Yesus itu sangat berbeda secara mendasar dengan keyakinan kaum Muslim tentang Nabi Isa a.s. Al-Quran menegaskan: ”dan ucapan mereka, ”Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam.

Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, teapi (yang mereka bunuh ialah) seorang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang hal ini. Mereka tidak mempunyai ’ilm (bukti-bukti yang meyakinkan) tentang hal itu, dan hanya mengikuti dugaan (zhan).” (QS 4:157).

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Itulah posisi Al-Quran yang secara tegas cerita menolak penyaliban dan pembunuhan Isa a.s. Padahal, penyaliban Yesus dan kenaikannya adalah dasar pijakan teologi Kristen. Agama Kristen ada karena ada kepercayaan terhadap penyaliban dan kebangkitan Yesus. Jika kepercayaan itu dibongkar, maka sama saja dengan membubarkan agama Kristen. Tentusaa perbedaan mendasar antara Islam dan Kristen itu tidak perlu dan tidak bisa dipertemukan. Sejak zaman Nabi Muhammad saw sudah terjadi perdebatan tentang masalah ini. Karena itu, masing-masing tetap meyakini agamanya. Kita sebagai Muslim yakin dengan kebenaran Al-Quran dan yakin bahwa Nabi Muhammad saw adalah Nabi akhir zaman yang melanjutkan risalah para nabi sebelumnya, termasuk Nabi Isa a.s. [Depok, 18 Mei 2007/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

”Telah Terbit, Buku Kritik terhadap Abu Zayd”

Senin, 12 Mei 2007
Buku ”Al-Quran Dihujat” mengulas si penghujat Al-Quran garda depan,  Prof. Dr. Nasr Hamid Abu Zayd. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP]  Adian Husaini ke-194

Oleh: Adian Husaini

Bulan Mei 2007 ini, peneliti INSISTS, Henri Shalahuddin MA telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Al-Quran Dihujat” (Jakarta: GIP). Buku ini sangat penting dalam perspektif kajian pemikiran Islam di Indonesia saat ini. Secara umum, buku ini berisi kritik terhadap pemikiran Prof. Nasr Hamid Abu Zayd, pakar sastra Arab Mesir yang terkenal dengan teorinya bahwa Al-Quran adalah produk budaya Arab. Dari isi dan literatur rujukannya, tampak buku ini dipersiapkan cukup serius. Berbagai karya Abu Zayd ditelaah dan diberikan kritiknya.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Abu Zayd memang telah divonis murtad oleh Mahkamah di Mesir, dan kemudian lari ke Belanda. Di negara kolonial inilah, Abu Zayd diberi tempat terhormat sebagai guru besar ilmu Al-Quran di Universitas Leiden. Dari sini pula Abu Zayd mengkader lusinan dosen UIN/IAIN untuk menyebarkan pahamnya di Indonesia.

Karena itu, tidak heran, jika hasil penelitian Litbang Departemen Agama tentang paham Liberal keagamaan di sekitar kampus UIN Yogya menyatakan, bahwa bagi kaum liberal: ”Al-Quran bukan lagi dianggap sebagai wahyu suci dari Allah SWT kepada Muhammad saw, melainkan merupakan produk budaya (muntaj tsaqafi) sebagaimana yang digulirkan oleh Nasr Hamid Abu Zaid. Metode tafsir yang digunakan adalah hermeneutika, karena metode tafsir konvensional dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman.”

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Buku-buku Abu Zayd memang sudah banyak yang diterjemahkan di Indonesia. Dalam salah satu buku terjemahan karya Abu Zayd berjudul ”Hermeneutika Inklusif” terbitan ICIP, Nash Hamid Abu Zayd dimasukkan ke dalam ketegori ”pemikir pemberontak” (dissident Muslim thinkers). Tetapi, ditulis di sini, bahwa ”Julukan pemikir pemberontak ini tidak dimaksudkan sebagai julukan yang negatif, akan tetapi ditujukan untuk menamai sebagian kelompok pemikir Islam yang memiliki pemikiran terobosan dan cenderung melakukan reformasi terhadap status quo pemikiran Islam. Corak pemikiran seperti itu, tidak hanya dibutuhkan pada masa transisi, akan tetapi juga sangat dibutuhkan pada masa stabil.”

Itulah penghormatan terhadap Abu Zayd yang dilakukan oleh sebuah lembaga penyebar paham Pluralisme Agama pimpinan Dr. Syafii Anwar tersebut. Salah satu pemuja Abu Zayd yang terkenal adalah Rektor Uin Yogya, Prof. Dr. Amin Abdullah. Itu bisa dilihat dalam bukunya yang berjudul ”Islamic Studies di Perguruan Tinggi” (2006). Kini, berbagai kampus di Indonesia memang sudah mulai dijejali dengan pemuja Abu Zayd. Bahkan, pendapat-pendapatnya sudah mulai diekspose melalui media massa.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sejumlah murid kesayangan Abu Zayd pun sudah menduduki pos-pos terhormat sebagai dosen-dosen ilmu Al-Quran di UIN Jakarta dan UIN Yogya. Mereka leluasa mendiktekan pemikirannya kepada para mahasiswa, dan bahkan berwenang menyusun kurikulum dalam studi Al-Quran yang sejalan dengan pemikiran Abu Zayd. Kaum Muslimin di Indonesia, banyak yang tidak menyadari masalah besar ini dan membiarkan anak-anaknya dicekoki paham Abu Zayd.

Penulis buku ini, Henri Shalahuddin, yang merupakan alumnus pesantren Gontor Ponorogo dan kini aktif sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir Jakarta, berhasil membongkar kekeliruan pemikiran Abu Zayd dan menyimpulkan, bahwa yang dilakukan Abu Zayd beserta para pemujanya di lingkungan UIN/IAIN lebih merupakan hujatan terhadap Al-Quran, bukan merupakan kajian ilmiah yang ikhlas dan serius. Karena itulah, dia tidak ragu-ragu untuk menyatakan, bahwa apa yang dilakukan Abu Zayd dan para pemujanya adalah sebuah upaya mengujat dan merusak Al-Quran.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Menurut penulis buku ini, dewasa ini, Al-Quran dihujat tidak hanya secara fisik, tapi juga melalui penyelewengan konsep wahyu dan metodologi tafsir. Penghujatan Al-Quran yang saat ini marak dilakukan bukan dengan membuang mushaf ke toilet, atau menginjak dan membakarnya di depan kaum Muslimin. Penghujatan Al-Quran non-fisik, dilakukan dengan menggunakan ‘metode ilmiah’ yang tidak mudah dipahami dan disadari oleh kebanyakan kaum Muslimin. Sebab, banyak di antara pelakunya adalah cendekiawan dengan titel professor, doktor maupun rektor, sehingga banyak yang kemungkinan mudah tertipu dan menyangkanya sebagai suatu kebenaran ilmiah.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Dan Prof. Dr. Nasr Hamid Abu Zayd adalah salah satu garda terdepan penghujat Al-Quran saat ini. Tokoh liberal kenamaan asal Mesir ini kabur dari negaranya, setelah pengajuan kepangkatan gelar proffesor ditolak, karya-karyanya dinilai tidak bermutu dan bahkan cenderung melecehkan ajaran Islam, Rasulullah saw dan Imam Syafii. Menyusul setelah itu, vonis mahkamah yang memutuskan bahwa dirinya telah murtad. Dia pun kabur ke Belanda dan di sana memperoleh penghargaan layaknya seorang pahlawan.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Di samping memandang Al-Quran sebagai produk budaya, Abu Zayd juga memposisikan Al-Quran sebatas teks manusiawi (nash insani), teks linguistik (nass lughawi) dan fenomena sejarah (zhahirah tarikhiyyah). Sebagai teks linguistik, misalnya, Abu Zayd mengklaim bahwa Al-Quran terpengaruh oleh tradisi dan budaya Arab pra-Islam. Sebab baginya, dengan menggunakan bahasa Arab, berarti wahyu tidak turun ditempat yg hampa. Ibarat kata pepatah, bahwa bahasa menunjukkan budaya, maka demikian halnya dengan Al-Quran.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sebagai teks manusiawi, kata dia, kebenaran Al-Quran yang bersifat mutlak hanya berada di lauhul mahfuzh. Namun kebenaran yang mutlak tersebut menjadi relatif ketika masuk dan berinteraksi dengan akal pikiran manusia. Dengan demikian, seorang Muslim tidak boleh mengklaim bahwa pemahamannya terhadap Al-Quran lebih benar dari orang lain, atau bahwa pemahamannya sudah sesuai dengan apa yang dimaui oleh Tuhan. Karena manusia adalah relatif, maka kebenaran yang dicapainya pun juga relatif. Sehingga Abu Zayd mengkategorikan orang yang mengatakan bahwa kebenaran Al-Quran yang dia pahami adalah absolut, berarti telah menyamakan dirinya dengan Tuhan.

Ide Abu Zayd tentang teks manusiawi ini, –di samping ide-idenya yang lain–, banyak diminati dan dipropagandakan oleh para tokoh-tokoh Islam yang menganut pada paham relativisme kebenaran. Sebuah paham yang mendasari aliran-aliran liberalisme, sekularisme, feminisme dan pluralisme agama.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sebagai teks manusiawi dan teks linguistik sekaligus, Abu Zayd mendudukkan Al-Quran sama seperti Bibel yang semua isi ajarannya tidak harus diterapkan. ”According to Christian doctrine, not everything that Jesus said was said as the Son of God. Sometimes Jesus behaved just as a man.” (Abu Zayd, Voice of an Exile: 174-5).

Sehingga tidak aneh, jika Abu Zayd lalu menggugat pengharaman homoseksual dan mengecam keras orang yang masih menganggapnya sebagai prilaku menyimpang (voice. hal 89). Karena menurutnya, haramnya homoseksual lebih karena konteks lokalitas budaya. Sehingga, di bukunya yang lain, al-Imam al-Syafi‘i wa Ta’sis al-Aidiyulujiyyah al-Wasathiyyah, dia menyeru umat Islam untuk meninggalkan Al-Quran dan Hadits, karena dianggapnya telah memasung kebebasan akal manusia (hal.146)

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Tidak puas menghujat Al-Quran, Abu Zayd juga menghujat para ulama yang menjunjung tinggi kewahyuan Al-Quran. Di antara ulama yang dijadikan sasaran hujatannya itu adalah Imam Syafi’i. Beliau dituduh sebagai ulama oportunis yang suka bekerjasama dengan penguasa demi mendapatkan dunia. Beliau juga dituduh telah mengangkat kedudukan hadits, sehingga menjadi kitab nomor dua setelah Al-Quran di mata kaum Muslimin. Lebih dari itu, Imam Syafi’i juga dituduh menyebarkan hegemoni suku Quraisy atas suku-suku Arab lainnya dalam agama Islam, terkait dengan pandangan beliau tentang bahasa Arab Al-Quran.

Dengan keberanian Abu Zayd dalam menghujat Al-Quran dan Imam Syafii, jangan heran, jika kaum liberal di Indonesia pun menyambut pendapat Abu Zayd dengan gegap gempita dan menganggapnya sebagai tokoh hebat. Selain di ruang-ruang kuliah di bangku UIN/IAIN/STAIN dan sebagainya, para penganut dan pemuja Abu Zayd pun sudah berani secara terbuka menghujat Al-Quran melalui media massa. Koran Tempo, (4/5/2007) menurunkan sebuah artikel berjudul ”Pewahyuan Al-Quran: Antara Budaya dan Sejarah”, yang memaparkan bahwa Al-Quran adalah karya bersama antara Allah, Roh Kudus dan Muhammad.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Sebelumnya, telah berjubel artikel, buku, makalah seminar dan sebagainya yang cenderung menghujat Al-Quran. Ternyata jika diteliti, ujung-ujungnya, yang dijadikan rujukan para penghujat Al-Quran itu adalah Abu Zayd. Bahkan, saat Abu Zayd berkunjung ke Indonesia, di antara aktivis liberal di Indonesia, ada yang begitu memujanya, sampai-sampai menuliskan kekagumannya tentang selera makan Abu Zayd dan cara memilih toilet. (Lihat, buku ”Al-Quran Dihujat”, hal 96). Sebuah alasan yang tidak seharusnya dilakukan oleh kalangan yang mengidentitaskan dirinya dengan sikap rasional dan keterbukaan.

Bahaya terbesar dari penghujatan Al-Quran non-fisik adalah menyesatkan akal pikiran umat Islam yang hendak kembali pada ajaran Al-Quran dan Hadits secara benar. Sebab konsep wahyu Al-Quran yang bersifat final dan universal untuk segala tempat dan zaman akan digeser dengan konsep evolusi Darwin. Dengan itu, kebenaran Al-Quran hanya bersifat temporal dan lokal, khusus untuk suatu masa, bangsa dan tempat tertentu. Begitu juga, hukum-hukum Islam akan dinilai sebagai hukum yang bersifat temporal dan spatial, hanya berlaku untuk kurun waktu dan tempat tertentu. Maka, mereka rajin membuat perbedaan, bahwa ajaran dan hukum-hukum Islam harus ditinjau ulang sesuai dengan perkembangan zaman.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Abu Zayd juga seorang hermeneut, yaitu pengguna hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran. Metodologi tafsir Al-Quran yang telah dikembangkan oleh para ulama berwibawa yang memperhatikan segala aspek dalam memahami Al-Quran digusur dengan metodologi hermeneutika produk Yahudi dan Kristen. Padahal, metode tafsir Al-Quran jauh lebih ilmiah, dibanding teori interpretasi hermeneutika yang tengah dikembangkan neo-orientalis di berbagai perguruan tinggi di Indonesia saat ini. Inilah sesungguhnya salah satu tantangan kontemporer yang terbesar yang dihadapi umat Islam Indonesia dewasa ini.

Umat Islam saat ini memerlukan puluhan ribu hujjatul Islam, syeikul Islam dan generasi Al-Quran yang memperjuangkan ajaran Islam secara kafah dalam menghadapi perongrongan global akidah dan syariat Islam. Berkenaan dengan ilmu pengetahuan, dalam bab tanda-tanda ulama baik dan ulama jahat, Imam Ghazali dalam bukunya, Ihya ’Ulumiddin dan Abu Thalib al-Makki, dalam bukunya, Qut al-Qulub, menjelaskan ragam golongan manusia dengan menukil pendapat Al-Khalil ibn Ahmad yang mengatakan:

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

“Manusia itu empat golongan: 1) orang yang tahu, sedang dirinya tahu (menyadari) bahwa dirinya tahu, dia itulah si cerdik pandai (‘alim), maka ikutilah dia. 2) orang yang tahu, sedang dirinya tidak tahu (tidak menyadari) kalau dirinya tahu, dia itu ibarat orang yang tidur, maka bangunkanlah ia. 3) orang yang tidak tahu, sedangkan dia tahu bahwa dirinya tidak tahu, dialah si pencari pentunjuk (mustarsyid), maka berilah dia petunjuk (bimbingan). 4) orang yang tidak tahu, sedangkan dia tidak tahu kalau dirinya tidak tahu, itulah orang jahil, maka tolaklah (hindarilah, abaikanlah, atau sangkallah) ia.

Mengembalikan kejayaan Islam, harus dimulai dari pembangunan budaya ilmu. Adalah sangat celaka jika ilmu-ilmu agama telah dirusak oleh orang-orang yang menduduki posisi-posisi terhormat sebagai dosen-dosen bidang Al-Quran di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam. Kita patut meratapi nasib mahasiswa-mahasiswa Islam yang kini menimba ilmu-ilmu keislaman di berbagai kampus berlabel Islam, karena dipaksa mengikuti pemikiran-pemikiran yang merusak keyakinan mereka sebagai Muslim. Al-Quran yang dipahami oleh umat Islam sebagai wahyu Allah yang suci dihujat oleh agen-agen neo-orientalis seperti Abu Zayd dan para anak buahnya di Indonesia. Sementara itu, pemerintah dan pimpinan kampus mendiamkan saja masalah ini.

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Maka, kita tidak perlu heran, jika setiap tahun ribuan orang belajar di fakultas ushuluddin dan fakultas syariah, tetapi justru dari situ pula muncul sejumlah orang yang aktif menolak aqidah dan syariah Islam. Dalam bukunya ini, Henri Shalahuddin telah membuka mata kita akan satu tantangan yang sangat besar yang dihadapi oleh umat Islam. Dia pun memberikan jawaban-jawaban yang jitu yang menunjukkan dimana kelemahan pendapat Abu Zayd dan pemujanya di lingkungan UIN/IAIN saat ini. Semoga buku ini memberi manfaat besar dalam pengembangan studi pemikiran dan peradaban Islam di Indonesia. Juga, semoga para pemuja Abu Zayd bertobat dari kekeliruannya dan menghentikan aksi-aksinya dalam menghujat Al-Quran. Tugas kita hanyalah mengingatkan. Masing-masing kita bertanggung jawab atas amal kita masing-masing. [Depok, 11 Mei 2007/http://www.hidayatullah.com/]

Catatan Akhir Pekan [CAP]  Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan http://www.hidayatullah.com/

=========================================
PUISI RENUNGAN ISLAM – KUMPULAN PUISI-PUISI RENUNGAN ISLAM – KOLEKSI PUISI RENUNGAN ISLAMI – ANTOLOGI PUISI RENUNGAN ISLAMI (not here)
=========================================

Satu Tanggapan

  1. bagi yg ingin menambah teman fb, curhat, konsultasi masalah agama, membaca status2 islami, silahkan add FB:

    dameyra@yahoo.com

    yani-imout@hotmail.com ,

    assalafy.abdullah@yahoo.co.id ,

    arios6home@gmail.com ,

    iz_chech@yahoo.com ,

    bagas_rara@yahoo.co.id ,

    ainuamri2@gmail.com ,

    dameyra@yahoo.com

    eone_cakep50@yahoo.com

    ===============================

    http://www.google.com

    http://www.google.co.id

    http://www.ainuamri.wordpress.com

    http://www.ainuamri.blogspot.com

    http://www.yahoo.com

    http://www.yahoo.co.id

    Jika Engkau ditanya “Dimana Allah?” Maka jawablah ” Allah berada di atas langit, di atas ‘Arasy, di atas seluruh makhluk-Nya, dan ilmu-Nya menjangkau semua tempat ” karena itulah Jawaban yang tepat dan sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

Tinggalkan komentar