kumpulan sms selamat idul fitri – sms ucapan selamat lebaran

kumpulan sms selamat idul fitri – sms ucapan selamat lebaran

Hai temansku yg caem, izinkan saya mengucapkan minal aidzin walfaidzin. Maaf kalo ada salah kata dan perbuatan. Ttd. sylvie, temanmu yg lebih caem lagi

==========================

jika maaf seterang mentari, biarkan ia terbit di hari nan fitri ini.
=====================

Meniti hari menabur khilaf menyongsong fitri menuai maaf Smg tiada tersisa khilaf dosa Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum Selamat Idul Fitri
========================

Stop penyalahgunaan Narkoba sekarang. Mari bangun bangsa kita menjadi bangsa maju. Mohon Maaf Lahir & Batin. Selamat berlebaran. Presiden RI & Herman Saksono

=====================

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir & batin. Ketik MAAF YA dan kirim ke 9288 untuk memohon maaf kepada saya.

=================

Pelanggan yang terhormat. Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Tetap waspada selama perjalanan.

======================

Sebenarnya saya mau mengirimkan video, tapi fitur 3G belum masuk sini. Mau pake MMS, HP situ kurang canggih. Sudahlah, pake SMS pun jadi… Selamat Idul Fitri 1427 H. Mohon Maaf Lahir Batin. Kemenangan adalah milik mereka yang berjuang
=====================

… Mengingat Kata yang Salah, Hati yang Berprasangka, janji yang terlupakan,Sikap & Sifat yang menyakitkan, di hari ini ijinkanlah ku juga mengucapkan mohon maaf LAHIR DAN BATHIN …

=========================

Sebait Kata Maaf Tuk Menghapus Salah & Khilaf Agar Hari Kita Bersih Seperti Terlahir Kembali… Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1427 H Mina Aidin Walfaidzin ‘Mohon Maaf Lahir & Batin’

=========================

Ban9, SMS siapa ini ban9??
IsinYa k0q paKai “MaaF, SYan9!?”
Ban9, ToLon9 don9 maaFin aYe, ban9!
KaLo Ka9ak, HaTi ‘ni taK tenan9.
Ban9, MinaL aiDin waL faidZin ban9!

=======================

Misiii…
Mau minta maap nih!
Klo ada salah kata,
salah sikap,
gak bales sms,
gak ngangkat telpon,
Maapin yah!
Slamat hari raya idul fitri!
===================

Banyak tutur kata, bahasa tubuh yg tdk berkenan di hati, utk itu dg hati yg tulus mohon maaf lahir batin. Selamat hari raya Idul Fitri 1Syawal
===================

Sebelum HCl jadi basa, NaOH jadi asam, NaCl jadi manis n glukosa jadi asin, hati selalu tertengadah mengharap titrasi maaf dari buret hatimu. Taqaballahu minna wa minkum

=========================

Mungkin nervus salah hantarkan rangsang sehingga glossus salah berucap yang membawa hepar tersugesti dan ductus lacrimalis dialiri cairan yang menetes deras. Maaf bila ada salah yang membuat semua ekstremitas & sistem saraf pusat bekerja tak normal

==================

Mangan sate sak gulene, sego megono bumbu kemiri

kapan wae lebarane, sugeng riyoyo idul fitri

tumbar merico kecap asing

nyuwun ngapuro lahir lan batin

======================

Kapanpun lebarannya, ucapannya:
Taqaballahu minna wa minkum
minal aidzin wal faizin

mohon maaf lahir dan bathin

=====================

Melihat segalanya dengan hati yang bersih, tanpa mengharap pujian manusia2. semoga menjadi Ramadhan yang berkah,& berdo’amengharap istiqamah di jalan-NYA.Taqabalallahu Minna Waminkum…

===================

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Hidup ini terasa indah jika ada maaf. Taqabalallahu Minna Waminkum…

===================

Pergilah keluh, ku tak mau berteman dengamu. Silahkan kesah, kau bukan takdirku… mujahadah adalah temanku, dakwah adalah nafasku, dan Allah adalah kasihku… Maafkan segala kesalahan
===================

“Hari ini adalah hari2 Allah, tidak pantas kita berbangga-bangga dan berbuat durhaka. Ikhlaskan jihad dan harapkan Ridho Allah dengan amalmu” (Khalid bin Walid). Taqabalallahu Minna Waminkum…
======================

Pertemuan hanya sarana, niat ikhlas yang utama. Nyuwun pangapunten sedaya kalepatan.. Mugi2 kagayuh krenteging ati, karena zaman tak dapat dilawan, KEPERCAYAAN harus diperjuangkan
=====================

Aslkm. Tolong maafkan kesalahan saya. mudah2an Allah merahmatimu dan mengampuni dosa2mu. terima kasih.wslkm
=====================

sblm lidah kelu, sblm hati kmbli m’bku, sblm jmpol kaku&sulit hny utk skdar mnt m’f lwt
sms&sblm smw operator sbk..MOHON M’f ats smw khilaf yg ku lakuin.M’fin yaks!
=====================

“Saat wajah tak mampu bersua, tangan tak mamou menjabat, semoga pesan mampu menjadi jembatan dalam idul fitri, Dari lubuk hati & sanubari , Mohon Maaf Lahir Batin”

=====================

Pgn dpt maaf dr narpen?

ketik:
REGNARPEN

kirim ke
0xxx24088802

Sms yg km dpt langsung dr hp aku!

_becanda,
met lebaran yah!
Maap2 klo ada slh kata

===================

sumber:

SMS Ucapan Lebaran

============================================================

KISAH SEORANG ULAMA DENGAN SEORANG PEROKOK DI MALAM RAMADHAN

Aku pernah diundang di malam Ramadhan dua tahun yang lalu untuk menjadi pembicara dalam satu siaran live di salah satu siaran televisi. Siaran kala itu berkisar tentang ibadah pada bulan Ramadhan. Siaran itu dilakukan di Makkah al Mukarramah pada satu kamar di salah satu hotel yang bisa melongok di atas Masjidil Haram.

Kala itu kami berbicara tentang Ramadhan. Para pemirsa televisi bisa melihat dari sela-sela jendela kamar di belakang kami pemandangan orang-orang yang umrah dan thawaf secara langsung.

Kala itu pemandangannya sungguh mengagumkan dan mengharukan, membuat pembicaraan pun semakin berkesan. Hingga pembawa acara menjadi lembut hatinya, dan menangis di tengah halaqah itu. Sungguh suasana itu adalah suasana keimanan, dan tidak merusak suasana itu kecuali salah satu cameramen. Dia memegang kamera dengan satu tangan, dan tangan yang kedua memegang “Tuhan Sembilan Senti” menurut istilah Penyair Taufik Ismail (tambahan redaksi), yaitu rokok. Seakan-akan tidak ada satu waktu yang tersia-siakan dari malam bulan Ramadhan kecuali dia kenyangkan paru-parunya dengan asap rokok.

Hal ini banyak menggangguku. Penghisap rokok itu benar-benar mencekikku, tetapi harus bersabar, karena itu adalah siaran langsung, dan tidak ada alas an, kecuali terpaksa melaluinya.

Berlalulah satu jam penuh, dan berakhirlah kajian itu dengan salam. Kameramen itu pun mendatangiku –sementara rokok masih ada di tangannya- sembari dia mengucapkan terima kasih dan memuji. Maka kukeraskan genggaman tanganku dan kukatakan, “Anda juga, saya berterima kasih atas keikutsertaan anda dalam menyunting acara keagamaan ini. Saya memiliki satu kalimat, barangkali anda mau menerimanya.”

Dia pun menjawab, “Silahkan…silahkan.”

Kukatakan, “Rokok dan siga…” (maksudnya sigaret),

Namun dia memutus pembicaraanku seraya berkata, “Jangan menasehatiku…Demi Allah, tidak ada faidahnya wahai Syaikh.”

Kukatakan, “Baik, dengarkan saya… Anda tahu bahwa rokok haram, dan Allah berfirman…”

Dia pun memotong pembicaraanku sekali lagi, “Wahai Syaikh, janganlah menyia-nyiakan waktu anda… saya telah merokok selama 40 tahun… rokok telah mengalir dalam urat nadi saya… tidak ada faidah… selain anda lebih pandai lagi…!!”

Kukatakan, “Apa yang ada faidahnya?”

Dia pun merasa tidak enak dariku lalu berkata, “Doakanlah saya… doakanlah saya.”

Maka aku pun memegang tangannya seraya berkata, “Mari bersama saya…”

Kukatakan, “Mari kita melihat kepada Ka’bah.”

Maka kami pun berdiri di sisi jendela yang bisa melongok di atas al Haram. Dan ternyata setiap jengkal dipenuhi dengan manusia. Antara yang ruku’, sujud, yang sedang umrah, dan sedang menangis. Sungguh pemandangan yang sangat mengesankan. Kukatakan, “Apakah anda melihat mereka?”

Dia menjawab, “Ya.”

Kukatakan, “Mereka datang dari setiap tempat, yang putih, yang hitam… orang Arab dan Ajam… yang kaya yang miskin… semuanya berdoa kepada Allah agar menerima ibadah mereka dan mengampuni mereka…”

Dia menjawab, “Benar… benar…”

Kukatakan, “Tidakkah anda menginginkan Allah memberikan kepada anda apa yang Dia berikan kepada mereka?”

Dia menjawab, “Ya… tentu saja.”

Kukatakan, “Angkatlah tangan anda, saya akan berdoa untuk anda… dan aminilah doa saya.”

Aku pun mengangkat kedua tanganku lalu kukatakan, “Ya Allah, ampunilah dia…”

Dia berkata, “Aamiin.”

Aku berdoa, Ya Allah, angkatlah derajatnya, dan kumpulkanlah dia bersama dengan orang-orang yang dikasihinya di dalam sorga… Ya Allah…”

Dan tidak henti-hentinya aku berdoa hingga hatinya lembut dan menangis… seraya mengulang-ulang, “Aamiin… aamiin…”

Tatkala aku ingin menutup doa kukatakan, “Ya Allah, jika dia meninggalkan rokok, maka kabulkanlah doa ini, jika tidak, maka haramkan dia terkabulnya doa ini.”

Maka pecahlah tangisan laki-laki tersebut, sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan keluar dari kamar tersebut.

Berbulan-bulan telah berlalu, aku pun diundang lagi di studio televisi tersebut untuk melakukan siaran langsung. Saat aku masuk ke bangunan tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang tampak taat beragama menemuiku, kemudian dia mengucapkan salam dengan hangat, lalu mencium kepalaku, dan merendah meraih kedua tanganku untuk menciumnya, dan sungguh dia sangat terkesan.

Kukatakan kepadanya, “Mudah-mudahan Allah mensyukuri kelembutan dan adab anda… saya sungguh menghargai kecintaan anda… akan tetapi maaf, saya belum mengenal anda…”

Maka dia berkata, “Apakah anda masih ingat dengan cameramen yang telah anda nasihati untuk meninggalkan rokok dua tahun yang lalu?”

Kujawab, “Ya…”

Dia berkata, “Sayalah dia… Demi Allah wahai Syaikh… sesungguhnya aku tidak pernah meletakkan rokok di mulutku sejak saat itu.”

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Dikisahkan oleh Syaikh Dr. Muhammad al ‘Arifi.

(Dinukil dari majalah Qiblati edisi 11 tahun V, Ramadhan 1431 H / agustus 2010)
http://www.qiblati.com

=======================================================================

Politik Yes, Agama Yes

Edisi 189/Tahun ke-5 (5 April 2004)

Kalo kamu merhatiin tayangan iklan di televisi waktu musim kampanye parpol kemarin, ada pesan yang disampaikan Ja-ringan Islam Liberal (JIL), begini pesannya: “Mau berpolitik? Jangan bawa agama deh!”. Nah, iklan ini tentunya direspon beragam sama pemirsa. Ada yang menganggap bahwa pesan itu benar, ada juga yang menolak mentah-mentah, pun yang cuek juga nggak keitung jumlahnya.

Sobat muda muslim, kenapa kita bahas masalah ini? Karena kita punya kepedulian memahamkan kamu semua tentang persoalan yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya lagi tentang Islam. Sebagai remaja, tentunya wajib ngeh juga dong dengan urusan politik. Jangan cuma faqih fis seleb aja. Betul?

Jangan biarkan orang-orang menuduh remaja buta politik. Jangan mau juga kamu dianggap sebagai kaum yang cuma ikut-ikutan urusan yang kerap hanya bisa dimainkan orang dewasa. Kini saatnya mengubah imej bahwa remaja bukan kaum pinggiran ketika ngobrolin soal politik. Sejatinya, kita bisa terlibat dan melibatkan diri dalam aktivitas politik, lho.

Sobat muda muslim, sayangnya, kini muncul pula pemahaman keliru di antara kaum muslimin tentang politik. Ada yang sama sekali menjauhinya, dengan alasan bahwa politik itu kotor, najis, dan wajib dihindarkan dari menu sehari-sehari pergaulannya. Sangat boleh jadi, kelompok ini sudah putus asa ketika melihat perkembangan bahwa politik seringkali cuma sebagai alat untuk menuju tangga kekuasaan sambil sikut sana jegal sini. Paling nggak, itu gambaran aktivitas politik yang bisa dilihat saat ini. Menyebalkan dan norak, memang.

Sebagian lagi memilih terjun dalam aktivitas politik praktis seperti yang kemarin dan hari ini, juga mungkin esok kita saksikan. Mereka ikut pemilu, kampanye, dan akhirnya kalo mujur bisa menempatkan wakil-wakilnya di DPR atau MPR. Sayangnya, ini juga seringkali tulalit banget. Pikirnya, aktivitas politik cuma urusan kekuasaan belaka. Padahal nggak gitu deh. Karena aktivitas politik begitu luas, mulai dari urusan pemerintahan, hukum, tatanegara, peradilan, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi dan sejenisnya. Pokoknya, semua tindakan un-tuk mengatur urusan rakyat, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Itu sebabnya ketika kita udah peduli terhadap urusan kaum muslimin di negeri ini dan juga di belahan dunia lain, itu udah bisa disebut berpolitik. Dan perlu kita tegasin lagi deh, bahwa politik kudu sejajar dengan agama. Pendek kata, seiring sejalan. Bisa dibilang agama dan politik ini adalah “Duet Maut” untuk menyelesaikan problem kehidupan manusia. Dan, cuma Islam yang mampu melakukannya. Yang lain? Lewaaaaat!

Jadi, siapkan sabuk pengaman, kita akan tancap gas ngomongin soal yang satu ini. Pembahasan yang dijamin asyik punya dan kamu wajib ngeh. Jangan sampe kamu jadi objek penderita terus. Emang enak jadi pecundang? Emang enak dibodohin sama iklan yang menyesatkan itu? Emang kamu rela bin pasrah kalo agama kudu dijauhkan dari kehidupan politik? Kita kan bukan kaum sekuler. Kita remaja muslim yang berusaha menjadi benar dalam memahami ajaran agama. Kita kabarkan kepada dunia, bahwa kita generasi Islam yang akan menjadi “haarisan amiinan lil Islami” alias penjaga (Islam) yang terpercaya.

Buah sekularisme

Majalah Tempo edisi 29 Maret-4 April 2004 lalu menggeber laporan utama tentang partai Islam. Salah satu artikelnya yang menarik adalah “Partai Islam Yes, Asas Islam No”. Ketika menyikapi fenomena partai Islam dan masyarakat Indonesia saat ini, majalah mingguan tersebut menuliskan, “Bila seku-larisasi menjadi niat Nurcholis Madjid ketika mempopulerkan slogan ‘Islam yes, partai Islam no’ lebih dari 30 tahun lampau, saat ini mungkin maksud itu telah kesampaian. Masyarakat Indo-nesia tampaknya makin mempercayai bahwa urusan agama tak sama dengan urusan politik.

Buktinya aja sekarang, meski sudah ada yang mulai merintis mendirikan partai Islam, tapi masyarakat masih belum melirik sepenuh-nya parpol berasas Islam. Selain masih setia dengan partai berideologi sekular, banyak pihak yang bikin kisruh ‘manas-manasin’ dengan bikin pernyataan bahwa “kalo mo berpolitik, jangan bawa agama”. Hhh.. sekularisme udah menjadi bagian dari hidup masyarakat kita. Celaka!

Sobat muda muslim, Islam adalah agama yang nggak bisa diceraikan dari politik (baca: negara). Itu sebabnya, Imam al-Ghazali berkata: “Karena itu, dikatakanlah bahwa aga-ma dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Dikatakan pula bahwa agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang lenyap.” (dalam kitabnya al-Iqtishad fil I’tiqad hlm. 199)

Benar banget pernyataan ini. Islam tanpa politik (negara) akan mudah lenyap, begitu pula, politik tanpa agama, niscaya akan mudah roboh. Sejarah udah ngebuktiin tuh, kalo agama dipi-sahin dari politik, alamat ancur-ancuran deh. Nah, ini yang namanya sekularisme. Bahaya!

Kamu bisa rasakan sendiri bahwa hidup dalam sistem sekular seperti sekarang benar-benar merana. Ketika agama nggak boleh ikut campur ngurusin kehidupan bernegara dan bermasyarakat, maka banyak orang berbuat sesukanya atas nama kebebasan. Mau jadi gay or lesbian nggak boleh dilarang. Kamu yang puteri milih pake jilbab dan kerudung syukur, milih telanjang pun nggak dilarang. Badannya diukir tatto monggo wae , rambutnya dipermak gaya anak punk silakan. Sholat boleh, nggak sholat pun jangan ada yang ngelarang. Walah, semau gue tuh!

Itu sebabnya, para pembela dan pejuang sekularisme sering bertindak melawan kebebasan itu sendiri. Terutama bila ada yang ingin menyuarakan Islam. Intinya, boleh berbuat sesukanya asal jangan ngomongin Islam, apalagi Islam ideologi. Kalo dibiarkan, maka sama dengan bunuh diri bagi kaum pembela seku-larisme. Maka, setiap ada gerakan ke arah menggabungkan Islam dengan politik (baca: islam ideologi) wajib dicegah. Kenapa?

Menurut cara pandang ideologi kapitalis-me, Islam ideologi jelas merupakan ancaman baginya. Sebab ideologi kapitalisme bertumpu pada ide dasar sekulerisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan ( fashl al din ‘an al hayah ). Maka bagi ideologi kapitalisme, agama adalah masalah pribadi antara individu dengan tuhannya. Agama nggak dibenarkan turut cam-pur dalam pengaturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Itu sebabnya, Islam dalam bentuk ideologi jelas merupakan ancaman terhadap eksistensi sekulerisme, ‘akidahnya’ kapitalisme itu, bro. Sebab Islam dalam bentuk ideologi berarti mengharuskan adanya peran agama (Islam) dalam seluruh tatanan aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tanpa kecuali.

Menghadapi ancaman ini, para penganut kapitalisme melakukan berbagai langkah, antara lain, melakukan manipulasi dengan me-nyebarkan opini bahwa Islam adalah agama, bukanlah ideologi. Islam diilusikan seperti agama Kristen atau Katolik yang harus terlepas dari kekuasaan dan pemerintahan. Memandang Islam sebagai ideologi, kata mereka, adalah suatu apologi yang muncul karena perasaan inferior di bawah dominasi dan imperialisme Barat. Ckckck.. sampe segitunya.

Dikatakan pula bahwa konsep kenegaraan dalam Islam itu nggak ada, karena dalam al-Quran tidak ada kata “daulah” (negara). Jadi dalam persepsi para penganut kapitalisme, Islam ideologi itu mengada-ada dan hanya utopia. Walah, nekatz tenan rek!

Sobat muda muslim, para pejuang dan pembela kapitalisme-sekularisme juga getol bener bikin opini miring tentang Islam, khususnya Islam ideologi. Itu sebabnya para penganut kapitalisme berusaha membuktikan ancaman ideologi Islam dengan berbagai data dan bukti sejarah. Tapi informasinya yang udah dimodifikasi sesuai kepentingannya.

Jadi, mereka se-ngaja menutupi prinsip bahwa Islam nggaklah bersumber dari peris-tiwa sejarah, melain-kan bersumber dari nash-nash al-Quran dan as-Sunnah. Maka mereka mengeksploitir penyimpangan-penyim-pangan yang terjadi dalam sejarah Islam, untuk membuktikan betapa buruk akibat yang terjadi kalo Islam memegang kekuasaan. Misalnya terbunuhnya tiga khalifah (Umar, Utsman, dan Ali) dari empat Khulafa‘ur Rasyidin. Atau perilaku sebagian khalifah yang menyimpang dari Islam, seperti perilaku Sultan Muhammad III (1595-1603 M), pengganti Murad III, seorang khalifah dalam masa Utsmaniyah, yang membunuh semua saudara laki-lakinya berjumlah 9 orang dan menenggalamkan janda-janda ayahnya sejumlah 10 orang demi kepentingan pribadi. (Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam , hlm. 155)

Tapi mereka sengaja menutupi prestasi gemilang ketika Islam ideologi diterapkan. Mereka khawatir banget dengan kebangkitan Islam, maka salah satu caranya, mereka berusaha menebar opini bahwa politik kudu dijauhkan dari agama. Pesan kita: jangan percaya euy!

Agama dan negara: Wajib kompak!

Sobat muda muslim, menurut ‘akidah’ Kapitalisme, model hubungan agama-negara dapat disebut sebagai hubungan yang separatif, yaitu suatu pandangan yang berusaha memi-sahkan agama dari arena kehidupan. Agama hanya berlaku dalam hubungan secara individual antara manusia dan tuhannya, atau berlaku secara amat terbatas dalam interaksi sosial sesama manusia. Agama nggak terwujud secara institusional dalam konstitusi atau perun-dangan negara, namun hanya terwujud dalam etika en moral individu-individu pelaku politik. Lihat aja kampanye partai Islam sekarang, sudahlah nggak tegas mengagendakan pene-gakkan syariat Islam, eh malah lebih menyukai ketenangan dan kelem-butan yang sekadar sifat moral belaka. Semoga saja sikap itu nggak berlanjut.

Sementara Bro , akidah Islamiyah adalah iman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, Hari Akhir, dan qadar (taqdir) Allah. Akidah ini merupakan dasar ideologi Islam yang darinya terlahir berbagai pemikiran dan hukum Islam yang mengatur kehidupan manusia. Akidah Islamiyah menetapkan bahwa keimanan harus terwujud dalam keterikatan terhadap hukum syara’, yang cakupannya adalah segala aspek kehidupan, dan bahwa pengingkaran sebagian saja dari hukum Islam (yang terwujud dalam sekularisme) adalah suatu kebatilan dan kekafiran yang nyata. Hati-hati ye, Allah Swt berfirman:

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikat-nya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan..” (QS an-Nisaa` [4] : 65)

Firman Allah lainnya: “Barangsiapa yang tidak memberi keputusan hukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (QS al-Maa`idah [5]: 44)

Jadi, dengan penjelasan ini, seluruh hukum Islam tanpa kecuali harus diterapkan kepada manusia, sebagai konsekuensi adanya iman atau akidah islamiyah. Dan karena hukum-hukum Islam ini nggak bisa diterapkan secara sempurna kecuali dengan adanya sebuah institusi negara, maka keberadaan negara dalam Islam adalah suatu keniscayaan.

Itu sebabnya, model hubungan agama-negara dalam pandangan Islam dapat diistilahkan sebagai hubungan yang positif, dalam arti bahwa agama membutuhkan negara agar agama dapat diterapkan secara sem-purna dan bahwa agama tanpa negara adalah suatu cacat yang akan menimbulkan reduksi dan distorsi yang parah dalam beragama ( cieeee bahasane bro! ). Buktinya, masyarakat kita lebih suka mengamalkan gaya hidup permisif dan hedonis. Agama? Ke laut aje!

Jadi, agama tentunya nggak dapat dipi-sahkan dari negara. Agama mengatur seluruh aspek kehidupan melalui negara yang terwujud dalam konstitusi dan segenap undang-undang yang mengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Inilah hubungan serasi antara politik (negara) dan agama. Islam ideologi euy! Oke deh, mulai sekarang kita kudu berani mengatakan, “politik yes, agama juga yes” [solihin, berbagai sumber]

http://www.dudung.net/buletin-gaul-islam/politik-yes-agama-yes.html

====================================================

Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri) : Kesesatan Islam Liberal

(Menyibak Sepak Terjang Jaringan Islam Liberal (JIL) Di Indonesia) “

Pertengahan tahun 2001, nama Jaringan Islam Liberal (JIL) mulai dikenal di Indonesia, nama tersebut mulai hangat diperbincangkan khususnya kaum muslimin Indonesia, dengan semboyan yang menawan “islam yang membebaskan” mereka berhasil menarik perhatian banyak orang baik yang pro maupun yang kontra.

Sebenarnya sudah banyak komentar yang diberikan terhadap statemen-statemen yang dikeluarkan oleh JIL. Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa JIL hanyalah sekelompok orang yang kondisinya seperti seekor kucing yang sedang bangkit libidonya, mengeong keras sehingga memekakkan telinga dan menjengkelkan. Sebagian yang lain berkata bahwa pernyataan-pernyataan JIL tidak perlu dikomentari, karena akan semakin besar kepala.

Tetapi apakah dibenarkan jika sorang muslim membiarkan kemunkaran..?, padahal Rasululloh telah bersabda : “barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya (kekuasaan). Jika tidak mampu, hendaklah dicegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman”[1]

Sekilas tentang JIL di Indonesia

Markas JIL yang berkantor di Jl. Utan Kayu 68 H Rawamangun, itu juga adalah markas ISAI yang banyak menerbitkan buku-buku kiri (sebagain berisi pembelaan terhadap PKI dan tokoh-tokohnya). Di markas itu juga sering diadakan diskusi-diskusi, drama, teater dan lain-lain. Tokoh penggerak dan donatur utama markas 68H itu adalah Goenawan Mohamad. Sedangkan kantor berita radio 68H, salah satu penggagas utamanya adalah Andreas H (pengikut kristen), mantan wartawan Jakarta Pos.

Kegiatan awalnya dilakukan dengan menggelar kelompok diskusi maya dan menyebarkan gagasannya lewat website. Pengelola JIL ini dikomandoi oleh beberapa pemikir muda, seperti Lithfie Assyaukanie (Universitas Paramadina Mulya), Ulil Absor Abdala (LakPesDam NU), dan Ahmad Sahal (jurnal kalam). JIL yang bekerjasama dengan para intelektual, penulis dan akademisi dalam dan luar negeri untuk menjadi kontributornya. Mereka adalah:

1. Nurcholis Madjid, Universitas Paramadina Mulya

2. Charles Kurzman, Universitas Of North Carolina

3. Azyumardi Azra, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

4. AbdAlloh Laroui, Muhammad V University, Maroko

5. Masdar F. Mas’udi, Pusat Pengembangan Pesantren Dan Masyarakat, Jakarta

6. Goenawan Mohamad, Majalah Tempo, Jakarta

7. Edwan Said

8. Djohan Efendi, Deakin University, Australia

9. Abdullahi Ahmad An-Naim, University Of Khortum, Sudan

10. Jalaluddin Rahmat, Yayasan Muthahhari, Bandung

11. Asghar Ali Engineer

13. Muhammed Arkoun, University Of Sorbonne, Prancis

14. Komaruddin Hidayat, Yayasan Paramadina, Jakarta

15. Sadeq Jalal Azam, Damascus University, Suriah

16. Said Agil Siraj, PBNU, Jakarta

17. Denny JA, Universitas Jayabaya, Jakarta

18. Rijal Mallarangeng, CSIS, Jakarta

19. Budi Munawwar Rahman, Yayasan Paramadina, Jakarta

20. Ihsan Ali Fauzi, Ohio University, AS

21. Taufik Adnan Amal, IAIN Alaudin, Ujung Pandang

22. Hamid Basyaib, Yayasan Aksara, Jakarta

23. Ulil Abshar Abdala, Lakpesdam-NU, Jakarta

24. Luthfie Assyaukanie, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta

25. Saiful Mujani, Ohio State University, AS

26. Ade Armando, Universitas Indonesia, Depok

27. Syamsurizal Panggabean, Universitas Gadjahmada, Yogyakarta

Selain tokoh-tokoh di atas, beberapa tokoh Muhamadiyah juga ikut andil dalam mendukung gagasan JIL seperti Abdul Munir Mulkan dan Sukidi, bahkan ketua PP muhamadiyah, Syafii Maarif juga dapat dikatagorikan ke dalam pendukung gagasan islam liberal, sebagaimana kita ketahui bahwa Maarif adalah pendukung gagasan liberal (neomodernisasi) Fazlur Rahman, ia juga dikenal getol dalam menolak dikembalikannya Piagam Jakarta ke dalam konstitusi.

Di samping aktif menyebarkan gagasannya di internet, radio, majalah dan sebagainya, mereka juga menerbitkan jurnal dengan nama Tashwirul Afkar (gambaran pemikiran –pen) yang dikomandoi oleh Ulil Abshar abdala (pemred), jurnal yang terbit empat bulan ini resmi dibawahi oleh lakpesdam-NU (Lembaga Kajian Dan Pengembangan SDM) berkerjasama dengan The Asia Foundation (lembaga keuangan di asia yang dimiliki oleh orang-orang kriten). Wajah liberal jurnal ini terlihat pada terbitan edisi 11/2001 yang menampilkan tema “Menuju Pendidikan Islam Pluralis”.

Kamami Zada, salah satu redaktur pelaksananya, mengkritik pendidikan islam yang hanya membenarkan agama islam saja, ia berkata “filosofi pendidikan islam yang hanya membenarkan agamanya sendiri tanpa mau menerima kebenaran agama lain mesti mendapat kritik untuk selanjutnya dilakukan reorientasi. Konsep iman-kafir, muslim-nonmuslim, dan baik benar (Truth Claim), yang sangat berpengaruh terhadap cara pandang islam terhadap agama lain, mesti dibongkar, agar umat islam tidak lagi mengangap agama lain sebagai agama yang salah dan tidak ada jalan keselamatan.”[2]

=======================================================

Tujuan JIL

Suatu gerakan biasanya memulai prioritas aktivitasnya dengan mempresentasikan terlebih dahulu apa yang menjadi musuh dan ancamannya. Tanpa tendeng aling-aling JIL menyatakan

Gerakannya bertujuan untuk melawan atau menghambat gerakan islam militan atau islam fundamentalis

Menghambat kelompok-kelompok yang berjuang untuk menerapkan syari’at islam secara kaffah dalam kehidupan

JIL merumuskan tujuan gerakannya kedalam empat hal:

-Memperkokoh landasan demokratisasi lewat penanaman nilai-nilai pluralisme, inklusivisme, dan humanisme (semuanya ini merupakan doktrin-doktrin Yahudi dan AS –pen)

-Membangun kehidupan keberagamaan yang berdasarkan pada penghormatan atas perbedaan (hal ini sejalan dengan deklarasi HAM PBB yang disponsori oleh AS dan barat dimana jaminan HAM hanya diberikan kepada negara-negara yang ikut menandatangi perjanjian saja, sedangkan di luar itu tidak menjadapat jamian HAM – pen)

-Mendukung dan menyebarkan gagasan keagamaan yang pluralis, terbuka dan humanis

-Mencegah agar pandangan-pandangan keagamaan yang militan dan pro-kekerasan tidak menguasai wacana publik Hal ini pula yang merupakan ketakutan AS dan barat atas islam (islamophobia -pen)[3]

Melihat wacana yang diusung oleh JIL yang dirumuskan dalam tujuan gerakannya, hal ini mirip sekali dengan semua gagasan dan tujuan yang didengungkan oleh AS dan barat yang islamophobia, paranoid, di sisi lain hal ini sejalan dengan proyek besar freemansonry (organisasi rahasia kaum yahudi yang ingin menguasai dunia untuk menghancurkan umat beragama terutama menghancurkan islam).[4]

Metode yang mereka lakukan untuk menghantam islam bukan lagi dengan cara kontak fisik (ofensif), karena mereka telah belajar dari pengalaman (perang salib) bahwa dengan perang, umat islam yang paling tololpun akan bangkit jiwa jihadnya. Metode terbaru yang mereka lakukan adalah dengan perang pemikiran (Ghazwul Fikri), dimana umat islam digiring ke dalam lembah pemikiran tentang islam yang labil diambil dari dua sumber utamanya yaitu Al Qur’an dan sunnah agar umat menjadi bingung, membelot, ragu-ragu, atau paling tidak diberangus semangat jihadnya.

Berbagai cara yang dilakukan barat antara lain dengan memberikan label-label miring terhadap partai-partai atau organisasi yang berbau islam dengan nama “militan”, “radikal”, “garis keras”, “fundamentalis”, “teroris”, dan opini menyesatkan lainnya sehingga umat islam ketakutan ketika akan menjalankan syari’atnya. Hal ini diperparah pula dengan intervensi asing di negara tercinta yang mayoritas penduduknya muslim dengan tekanan ekonomi (World Bank, IMF), politik (pemaksaan diberlakukannya demokrasi oleh AS dan barat, sehingga negara yang menolaknya dimasukkan kedalam negara yang otoriter, tiran dan konotasi negatif lainnya), militer (dengan berbagai bentuk embargo senjata) termasuk dimensi kebudayaan yang dampak negatifnya cukup signifikan (seperti pornografi, pornoaksi, life style, dan kebebasan pers yang berlindung di bawah ketiak demokrasi dan HAM).[5]

=====================================================================================

Statemen-Statemen Para Tokoh JIL Dan Jawaban/komentar atas statemen mereka tersebut

Pernyatan-pernyataan Nurcholis Madjid

1. Semua agama sama (wihdatul adyan), menuju keselamatan. Yahudi, Kristen, Islam dan agama apa saja adalah sama.

Komentar: pernyataan ini jika benar diucapkan berarti pelakunya murtad

2. Iblis dan fir’aun akan masuk surga (karena iblis memurnikan penyembahan hanya kepada Alah saja, tidak mau kepada adam)

Komentar:

Entah apa yang ada dalam pikiran Nurcholis Madjid dengan mengatakan bahwa iblis akan masuk surga, padahal Alloh telah menyatakan dalam Al Qur’an lebih dari 10 ayat tentang kekafiran perbuatan iblis yang tidak tunduk dan patuh terhadap perintah Alloh untuk sujud (memberi penghormatan) kepada adam. Iblis adalah mahluk Alahyang sombong, terkutuk, dilaknat dan sebagainya. Lalu akankah mahluk terkutuk masuk surga, pikiran yang sangat aneh. Setiap orang muslim yang awampun akan berkata “sungguh mengherankan” pikiran cendikiawan muslim ini.

3. Manusia menyatu (melebur) dengan Tuhan saat mengucapkan “wa iyyaka nasta’in” (dalam surat al fatihah)

Komentar:

Ayat dalam surat Al fatihah ini sudah sangat jelas, ada objek ada subjek, ada hamba ada kholik, ada mahluk ada pencipta. Tetapi mengapa Nurcholis Madjid mengatakan bahwa manusia melebur dengan Tuhan ketika membaca ayat IYYAKA NA’BUDU WA IYYAKA NASTA’IIN”. Dan yang terpenting, ayat di atas adalah ayat tentang keimanan, akidah yang wajib dipatuhi. Konsepsi penafsiran seperti ini jelas berasal dari tasawuf yang sesat (yang berpijakpada pemikiran ibnu arabi) yang menyakini bahwa mahluk itu adalah Tuhan itu sendiri, dan segala yang ada di dunia ini adalah perwujudan dari Tuhan. Oleh karena itu mereka mengangap bahwa penyembahan terhadap berhala merupakan bentuk penyembahan terhadap Tuhan, karena berhala itu adalah Tuhan juga. Pemikiran mana yang membenarkan logika sesat seperti ini.

4. Tidak boleh memandang salah terhadap keyakinan orang lain dengan berpatokan pada agama yang kita anut, karena vonis sesat hanya hak Alah semata.

Komentar:

Ini adalah salah satu cara mereka untuk melanggengkan paham yang mereka sebarkan. Hal ini pula yang melemahkan motivasi umat untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan pernyataan tersebut beberapa ayat Al Qur’an mereka dicampakkan, yaitu membiarkan kesesatan dan kemunkaran (Ali Imran : 104, 110,114). Pernyataan bahwa vonis sesat adalah hanya hak Alloh ini pun termasuk sesat, karena di jaman rasul ada dua orang yang berselisih, maka urusan itu diadukan kepada Rasululloh lalu Beliau memberikan keputusan berdasarkan Al Qur’an. Ternyata salah seorang diantara mereka tidak menerima keputusan tersebut akhirnya dia mengadukan kepada Umar. Ketika tiba di rumah Umar mereka menceritakan perselisihan yang mereka alami, lalu Umar berkata “Tunggulah disini, kalian jangan kemana-mana”, ternyata Umar masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil pedang, lalu Ia membunuh orang yang tidak puas atas keputusan Rasul. Setelah peristiwa itu disampaikan kepada rasul, lalu Rasul berkata “Tidak mungkin Umar akan membunuh seorang muslim”, sabda Beliau ini artinya bahwa yang dibunuh Umar bukan lagi dianggap sebagai seorang muslim, tindakan umar ini didasarkan pada firman Alloh “

5. Ajaran islam sudah tidak cocok digunakan pada kehidupan masyarakat modern. Yang lebih cocok adalah cara pandang dan berfikir orang barat

6. Makna “La ilaha illAlloh “ adalah tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar)

7. Menganjurkan agar umat islam membaca dan mempelajari kitab-kitab suci terdahulu

8. Menganjurkan agar kita memiliki sifat sombong (AL Mutakabbir), salah satu sifat Alloh, hanya sebatas “Harga Diri”

=====================================================================================

Pernyatan-pernyataan Ulil Absor Abdala.

“semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, islam bukan yang paling benar. Pemahaman serupa sudah terjadi di kristen selama berabad-abad. Tidak ada jalan keselamatan di luar gereja. Baru pada 1965 masehi, gereja katolik di vatikan merevisi paham ini. Sedangkan islam, yang berusia 1.423 tahun dari hijrah Nabi, belum memiliki kedewasaan yang sama seperti katolik.”

Jawaban:

Telah jelas bagi kita bahwa semua agama itu berbeda (walaupun dilihat secara definisi mungkin tujuannya sama). Contohnya dalam konsep theologi yahudi, nasrani dan islam jelas beda. Orang yahudi meyakini bahwa Uzair adalah anak Alloh, begitupun orang nasrani mempercayai bahwa Isa adalah anak Alloh, sedangkan islam meyakini bahwa Alloh tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (QS al ikhlash). Perhatikanlah firman Alloh:

“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Alloh” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Alloh”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Alloh mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS At Taubah : 30)

Alloh mengecam keyakinan-keyakinan tersebut, bahkan dinyatakan sebagai ucapan orang-orang terdahulu yang kafir. Disamping itu Alloh juga menjelaskan bahwa mereka (yahudi dan nasrani) menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan yang mempunyai otoritas untuk menyatakan halal atau haram terhadap sesuatu, sedangkan umat islam meyakini bahwa otoritas untuk menentukan halal dan haram hanya hak Alloh semata yang disampaikan melalui rasul-Nya. Perhatikanlah firman Alloh:

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Alloh dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan. (QS At Taubah : 31)

Kalimat “islam bukan yang paling benar” yang diungkapkan oleh Ulil yang justru beragama islam merupakan sebentuk kerapuhan dalam keyakinan terhadap islam itu sendiri. Oleh karena itu pantaskan kita mendengarkan perkataan orang yang ragu dalam aqidahnya..?, padahal Alloh telah berfirman agar kita jangan termasuk orang-orang yang ragu terhadap kebenaran agama islam, sebagaimana firman-Nya:

Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Alloh, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quraan itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.(QS Al An’am : 114)

Kalimat “Sedangkan islam, yang berusia 1.423 tahun dari hijrah Nabi, belum memiliki kedewasaan yang sama seperti katolik”. Ini adalah sebuah bentuk anjuran napak tilas terhadap jejak langkah orang-orang nasrani. Umat islam sama sekali tidak membutuhkan jejak mereka, terlebih jika kita tahu bahwa “kedewasaan umat nasrani” yang merevisi doktrin kebenaran hanya ada di tangan gereja semata itu terjadi karena adanya tekanan dari pihak penguasa yang menginginkan konsep sekularisme (pemisahan antara negara dengan agama). Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa kita tidak butuh konsep mereka dan tidak patut kita menirunya. Itulah sebabnya bahwa semua agama adalah beda. Islam mempunyai konsepsi tersendiri dalam berbangsa dan bernegara. Jika kita menyakini bahwa Al Qur’an adalah kitab suci yang patut dijadikan pedoman hidup, petunjuk jalan yang mengantarkan manusia pada kebahagian dunia dan akhirat, maka mengapa kita menjadikan orang-orang non muslim sebagai barometer. Mereka tidak akan pernah mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Bukankah Al Qur’an telah menjelaskan bahwa barang siapa yang berhukum bukan dengan hukum-hukum Alloh, maka dia adalah zalim, kafir dan fasik, sebagaimana firman-Nya:

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (QS Al Maidah : 45)

Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS Al Maidah : 47)

—————————————————————————————————

ucapan:

“larangan kawin beda agama bersifat konstekstual. Pada zaman nabi, umat islam sedang bersaing untuk memperbanyak umat. Nah, saat ini islam sudah semilyar lebih, kenapa harus takut kawin dengan yang di luar islam. Islam sendiri sebenarnya sudah mencapai kemajuan kala itu, memperbolehkan laki-laki muslim kawin dengan wanita ahli kitab. Ahli kitab hingga saat ini masih ada, malah, agama-agama selain nasrani dan yahudi pun bisa disebut ahli kitab. Kawin beda agama hambatannya bukan theologi, melaikan sosial.” (Majalah Gatra, 21 desember 2002)

Jawaban :

Kalimat “larangan kawin beda agama bersifat konstekstual”, ini adalah ungkapan orang yang jahil dalam ulumul qur’an. Ayat ini tidak pernah dinasakh oleh ayat lain, jadi harus dipahami keumuman ayatnya, bukan dengan kekhususan sebab turunnya. Secara faktual Al Qur’an telah melarang umat islam untuk menikah dengan orangyang berbeda agama, sebagaimana firman-Nya:

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS Al Baqarah : 221)

Kalimat “kenapa harus takut kawin dengan yang di luar islam”, ungkapan tersebut menunjukkan bentuk pengingkaran dan kesombongan terhadap Rabb. Setelah dengan jelas diharamkan menikah dengan orang kafir sebagaimana ayat di atas, mengapa masih ada orang yang menganjurkan agar umat islam jangan takut menikah dengan orang non muslim, padahal berulang kali Alloh menyatakan “takutlah kamu terhadap tuhan-Mu” (QS Ali Imran : 175, Al Maidah : 3, 44, Al Hujurat : 10)

Kalimat “Kawin beda agama hambatannya bukan theologi, melaikan sosial”, pernyataan tersebut merupakan tindakan yang mencampakkan Al Qur’an. Secara lahiriah orangnya patut diwaspadai karena dapat disimpulkan bahwa dia telah menjadikan pranata sosial lebih itnggi derajatnya daripada hukum-hukum Alloh.

—————————————————————————————————

ucapan:

“dalam pemikiran hukum islam dibedakan antara wilayah ibadah dan muamalah. Wilayah ibadah sudah diatur secara detil. Semua tata cara ibadah harus sesuai dengan ketentuan agama. Misalnya sholat, jumlah roka’atnya tak bisa ditambah. Tetapi muamalah itu progresif dan dinamis, sesuai dengan perkembangan manusia, sedangkan hukum tuhan yang diibaratkan kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) tak pernah ada walaupun pernah diterapkan pada masa nabi, hanya berlaku pada saat itu saja. Misalnya potong tangan, qishosh dan rajam ini praktek yang lahir karena pengaruh kultur arab. Yang terpenting dalam hukum adalah mencakup lima pokok kemaslahatan (maqoshidusy syari’ah), yaitu yang menjaga jiwa, akal, agama, harta, dan kehormatan. Misalnya perlindungan akal diwujudkan dalam bentuk pelarangan minuman keras (khamar). Jadi, haramnya khamar itu bersifat sekunder dan kontekstual. Karena itu, vodka di rusia bisa jadi dihalalkan, karena situasi di daerah itu sangat dingin.” (Majalah Gatra, 21 desember 2002)

Jawaban :

Kalimat “sedangkan hukum tuhan yang diibaratkan kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) tak pernah ada walaupun pernah diterapkan pada masa nabi, hanya berlaku pada saat itu saja. Misalnya potong tangan, qishosh dan rajam ini praktek yang lahir karena pengaruh kultur arab”.

Innaa lillahi wa inna ilahi rooji’un. Apa pendapat anda terhadap pernyataan di atas? Label apa yang pantas kita berikan kepada orang yang mengatakannya?. Bukankah Al Qur’an telah menjelaskan bahwa “masuklah ke dalam islam secara kaffah” (QS Al Baqarah : 208). Al Qur’an sendiri telah menyatakan kafir, fasik dan zalim bagi orang yang tidak berhukum dengan hukum-hukum Alloh. Potong tangan, qishash, rajam dan sejenisnya itu adalah hukum-hukum Alloh, bukan kultur arab semata dan hukum-hukum tersebut terdapat dalam taurot dan injil (yang asli).

Kalimat “Jadi, haramnya khamar itu bersifat sekunder dan kontekstual. Karena itu, vodka di rusia bisa jadi dihalalkan, karena situasi di daerah itu sangat dingin”. Ketahuilah bahwa sumber hukum islam bukanlah akal, tetapi wahyu, dan wahyu berada jauh dalam ranah akal. Akal yang dikaruniakan Alloh janganlah digunakan untuk menghantam Al Qur’an. Logika berfikir tentang keharaman vodka bersifat sekunder karena cuaca dingin itu amburadul. Mari kita lihat logika yang sama. Zina itu haram hukumnya dalam segala kondisi, lalu apakah zina jadi halal ketika kita berada di puncak karena cuaca dingin? (tidak perlu dijawab, anda cukup tersenyum saja, itu sudah sangat memuaskan bagi kami)

=====================================================================================

Cara JIL Mengambil Dan Menafsirkan Ayat

Sehubungan dengan tujuan JIL yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka jelas, metode penafsiran yang digunakan oleh mereka sekenanya untuk mendukung faham yang mereka usung. Ingatlah firman Alloh bahwa orang yang dalam hatinya condonmg kepada kesesatan, mereka lebih memilih ayat-ayat yang mutasyabihat.

Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya. (QS Ali Imran : 7)

Mereka adalah orang-orang yang tidak ‘fair’ dalam mengambil ayat dan menjelaskannya kepada umat. Disamping itu mereka tidak melakukan perbandingan dengan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan pembicaraan yang sedang dikupas. Perilaku tersebut mirip orang-orang kafir terdahulu, sebagaimana firman-Nya :

Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS Al Baqarah : 146)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Alloh dan dila’nati oleh semua yang dapat mela’nati, (QS Al Baqarah : 159)

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil , dan menyembunyikan kebenaran , padahal kamu mengetahuinya? (QS Ali Imran : 71)

=====================================================================================

Para Donatur JIL

– LSM (Berbau Islam) Di Indonesia Yang Bekerjasama Dengan Barat

==================================

Sinyalemen Al Qur’an dan sunnah Tentang Karakter Para Tokoh JIL

-sesudah kebenaran adalah kesesatan

Maka itulah Alloh Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan ?

-Mengambil orang kafir sebagai teman, pemimpin

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu mereka tidak henti-hentinya kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat , jika kamu memahaminya.

-tidak akan bersatu antara keimanan dengan kekafiran

-menukar ayat-ayat Alloh dengan harga yang murah

Dan , ketika Alloh mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab : “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.

-mencegah manusia untuk beriman kepada Alloh

Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: “Adakah Alloh mengutus seorang manusia menjadi rasul?”

-fasik dalam membawa berita

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS Al Hujurat : 6)

Daftar pustaka

1. Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Depag RI. Jakarta

2. Hartono Ahmad Jaiz. 2004. Aliran Dan Faham Sesat Di Indonesia. Pustaka Al Kautsar. Jakarta

3. Hartono Ahmad Jaiz. 2005. Menangkal Bahaya Jil & Fla. Pustaka Al Kautsar. Jakarta

4. Hartono Ahmad Jaiz. 2006. Tarekat Tasawuf Tahlilan & Maulidan. Wacana Ilmiah Press. Solo

5. Hartono Ahmad Jaiz. 2004. Mengkritisi Debat Fikih Lintas Agama (FLA). Pustaka Al Kautsar. Jakarta

6. Imam Ahmad bin Hambal. 2000. Pokok-pokok Aqidah Ahlus Sunnah. Al-Mubarak. Cileungsi-Bogor.

7. Nancy Snow. 2003. Propaganda, Inc. edisi Kedua, Menjual Budaya Amerika ke Dunia. Opini. Jakarta

8. Dakhilullah bin Bakhiit Al-Matharafy. Peringatan Maulid Bid’ah Atau Sunnah?. Pustaka At-Tibyan. Solo

9. Fadh Abdurrahman Asy Syamiry. 2002. Ta’ziah. Darul Qolam. Jakarta

10. DR. Abdullah Al-Khaathir. 2001. Godaan Setan pada orang-orang shaleh. Pustaka At-Tibyan. Solo

11. Syaikh Abdurrahman Abdul Khalik. 1992. Garis Pemisah Antara Muslim Dan Kafir. CV. Firdaus. Jakarta

12. Hartono Ahmad Jaiz. 2005. Jejak Tokoh Islam Dalam Kristenisasi. Darul Falah. Jakarta

13. Adian Husaini. 2002. Islam Liberal. Adian Husaini. GIP. Jakarta

14. Adian Husaini. 2002. Penyestan Opini. GIP. Jakarta

15. Ahmed Deedat. 1999. The Choice, Dialog Islam Kristen, Pustaka Al Kautsar. Jakarta

16. Irena Handono, Et Al. 2004. Islam Dihujat. Bima Rodheta. Kudus

17. Drs. H. Toto Tasmara. 1999. Dajal Dan Simbol-Simbol Setan. GIP. Jakarta

18. Dr. Muhammad Ali al Khuli. 2004. Kebenaran hakiki Ajaran Yesus. Pustaka Da’i. Jakarta

19. Ahmad Husnan. 2005. Meluruskan Pemikiran Pakar Muslim. Al Husna. Surakarta

20. Hindun Al Mubarak. 2005. Langit Merah Di Atas Salib. Imanuel Press. Jakarta

21. Abu Deedat Syihab. 2005. Membongkar Gerakan Pemurtadan Umat Islam. Pustaka Tazkia Az Azhra. Jakarta

22. Nurcholis Madjid, Dkk. 2003. Fiqih Lintas Agama Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis. Yayasan Wakaf Paramadina Bekerjasama Dengan The Asia Foundation. Jakarta, dll.

——————————————————————————–

[1] Bukhori – Muslim, Kitab jamiush Shahis, hadis no 32

[2] Adian Husaini, Islam Liberal, Hal 4 – 7

[3] adian husaini, islam liberal, hal 7 – 8

[4] Toto Tasmara, dajal dan simbol-simbol setan

[5] adian husaini, penyesatan opini

Penulis : Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy

kumpulan sms selamat idul fitri – sms ucapan selamat lebaran

Satu Tanggapan

  1. bagi yg ingin menambah teman fb, curhat, konsultasi masalah agama, membaca status2 islami, silahkan add FB:

    dameyra@yahoo.com

    yani-imout@hotmail.com ,

    assalafy.abdullah@yahoo.co.id ,

    arios6home@gmail.com ,

    iz_chech@yahoo.com ,

    bagas_rara@yahoo.co.id ,

    ainuamri2@gmail.com ,

    dameyra@yahoo.com

    eone_cakep50@yahoo.com

    ===============================

    http://www.google.com

    http://www.google.co.id

    http://www.yahoo.com

    http://www.yahoo.co.id

    Sebagai seorang manusia yg cepat atau lambat akan menemui ajal, maka tinggalkanlah utk generasi setelahmu mahakarya yg bermanfaat. Apakah itu tulisan, pemikiran, ataukah karya lainnya. Kita tidak ingin meninggalkan dunia ini lantas nama kita hilang begitu saja. Kita ingin nama kita selalu wangi, dikenang, lalu didoakan kebaikan oleh banyak orang. Dan kita ingin jasa kita terus abadi meski tubuh sudah tak brnyawa lagi

    “Umar bin Abdil Aziz mengatakan: Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan

    Seorang ulama besar yang bernama Sufyan berkata: Suatu perkataan tidak akan diterima kecuali disertai perbuatan. Perkataan dan perbuatan tidak menjadi lurus kecuali disertai niat. Perkataan, perbuatan dan niat tidak menjadi lurus kecuali sesuai dengan As-Sunnah’.” (Talbis Iblis, page 27) – Mohammad Arios Arianto

    Persatuan itu penting, namun tidak boleh dgn mengorbankan kebenaran dan mendiamkan kesalahan orang lain. Kita wajib mencintai persatuan, namun kita wajib lbh cinta lagi kepada kebenaran. Terasing karena kebenaran lbh baik daripada bersatu dlm kesesatan. Persatuan bukan persatean, beda manhaj tak mungkin disatukan. (www.muslim.or.id) ,

    Ada dua orang wanita, yg 1 masuk neraka karena kucing, yg 1 masuk surga karena anjing. Wanita pertama mengurung kucing sampai mati tanpa memberinya makan, maka masuk neraka karena menyiksa binatang. Wanita kedua adalah pelacur yg memberi minum anjing yg kehausan di padang pasir, lalu diampuni oleh Allah dan masuk surga. (Al Hadits)

    http://www.google.com

    http://www.google.co.id

    http://www.yahoo.com

    http://www.yahoo.co.id

    http://www.ainuamri.blogspot.com

    Engkau menua. Setiap hari engkau menua.Tapi apakah engkau menjadi lebih mampu dan lebih dekat dengan impian hatimu? Janganlah engkau membiarkan waktu berlalu tanpa menjadikan dirimu lebih bernilai. Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana waktu menjadi sangat bernilai saat engkau menyadari bahwa waktu mu sudah tinggal sedikit? Cara terdekat untuk menghormati hidupmu adalah menghormati waktumu. Mario Teguh

    Carilah kampung akhirat itu dengan kekayaan yg diberikan Allah kepadamu, dan janganlah engkau lupakan nasib engkau di dunia ini, berbuat baiklah kepada manusia sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada engkau dan janganlah engkau berbuat bencana di muka bumi sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yg bebuat kebinasaan [ QS. Al Qashash-77]

    Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [ QS. Al Qashash-77]

    Engkau yang gelisah menanti kebahagiaan dan sulit menemukan alasan untuk mensyukuri kehidupan, Ijinkanlah aku mengingatkan, bahwa Bukan kebahagiaan yang membuatmu bersyukur. Engkau berbahagia karena engkau bersyukur. Mensyukuri yang telah kau miliki, adalah syarat bagi kebahagiaanmu. Jika engkau ingin mendapatkan yang belum kau miliki, mulailah dengan menginginkan yang sudah kau miliki. Mario Teguh

Tinggalkan komentar